--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Anda benar. Tapi bagaimana dgn multiplier effectnya bila bbm naik? Semua > barang, dgn mengatasnamakan 'krn BBM naik', naik pula harganya. Tdk > tanggung2 naiknya. > > Rakyat kecil itu serba susah, ada subsidi BBM tdk dapat untung, > dikurangi subsidi BBM, malah tambah buntung. Saya setuju, subsidi BBM > utk golongan menengah ke atas perlu dikurangi, tapi tdk utk golongan > bawah. > > Kuncinya, menurut saya adalah memberlakukan pembatasan pemakaian bbm utk > ke-2 golongan tsb. Apapun metodanya, termasuk Smart Card. > > Hal lain yg harus dilakukan adl. Konversi pemakaian bbm, disemua > lapisan. Contohnya: proyek 10 ribu megawatt pln, konversi minah ke > elpiji. Terlepas dari segala macam permasalahan dilapangan. > > Sori, kedengarannya 'bombastis'. Tapi menurut saya, ini lebih membantu > rakyat kecil. > > > > Regards, (Yg pernah ngalami 'pahitnya' jadi rakyat kecil dan pahitnya > kenaikan bbm dari jaman Suharto - Sby ) > > > > Iwan B. Harsono > > ________________________________ > > SIP : TBUMI
smart card sangat sulit dilaksanakan khususnya didaerah daerah. Utk computerisasi on line tak murah harganya. Belum lagi Pertamina akan memberikan jatah bensin berdasarkan kepadatan penduduk yg mempunyai kendaraan. Bisa saja pemilik mobil bisa pergi dari satu daerah ke daerah lain dan bagaimana nantinya di saat lebaran banyak yg mudik di daerah.