Makanya kadang2 saya suka kheki tiap hari perhatikan monitor. Kita semua
udah melewati berbagai contoh kasus, sebutlah ketika BUMI dicandain sampai
4300an (segitu lap keu nya mengatakan EPS nya 4,3cents, dan sudah fakta
bahwa penjualan 2008 kontrak batubaranya akan di harga 70usd vs 43usd 2007,
ditambah dengan janji genjotan produksi 2008).
Belum lagi dicandain oleh TINS yang dicemplungin ke 25800 segitu lap keu nya
mencengangkan dan terjadi terus terusan kenaikan tins lme, bahkan sampai
pagi ini ketika tin lme lagi2 hit the record (sempat 21,950/ton sebelum
kembali ke 21800) dan warehouse stock turun lagi/berkurang 70ton,
eeee....sahamnya dirontokin -1100 alias -3,5%.
Saya bisa ngelawan? Tentu tidak! Uang saya kan perorangan dan super
cetek/kecil. Tapi kalau ada 100rebu perorangan sekecil saya (yang basis
berpikirnya adalah return on investment), market jadi sehat kali
ya...hehehe. Mungkin dari kejadian2 di atas, mungkin kepikiran ide, kenapa
otoritas dan/atau dapen tidak diberdayakan untuk mengcounter lelucaon2 kayak
gini? hahaha, tapi saya gak tahu ding perundang2annya, kali aja emang gak
bisa dan gak dapat dipertanggungjawabkan.

Ah, ya udahlah, jadi berketetapan gak mau nyentuh margin ahhhh....rawan
dicandain dan dibangkrutin bandar ISX.



2008/4/22 Dick Q <[EMAIL PROTECTED]>:

>    he..he..he..setuju Pak.
> Anyway tadi saya call teman di soroako utk memastikan gak ada cerita2 aneh
> di sono.
> INCO barang bagus, sy collect terus utk setiap penurunan 500.
> Kalau mau ke 5xxx makin banyak saya makan. Kapan lagi dapet barang bagus
> dgn harga discount ;)
> Cheers,
> DQ
>
> ----- Original Message -----
>  *From:* Angelo Ferdinand <[EMAIL PROTECTED]>
> *To:* obrolan-bandar@yahoogroups.com
> *Sent:* Tuesday, April 22, 2008 11:16
> *Subject:* [obrolan-bandar] Saham INCO = TOILET PAPER??
>
> Sebuah renungan sederhana : SEGIMANA ANJLOK SIH PENDAPATAN/LABA INCO Q1
> JUmat nanti sampai sahamnya dibuang kayak Toilet Paper untuk sebuah emiten
> yang tak punya hutang dan di manage dengan management world class dan
> multinasional dan merupakan anak perusahaan dari perusahaan raksasa Vale
> yang sahamnya di bursa dow masih relatif stabil??
>
> Laporan Keuangan INCO 2007 menyatakan bahwa rata2 harga Nickel sepanjang
> tahun 2007 "HANYA" US$ 29.400an, padahal tahun 2007 (H1) adalah puncak
> naiknya harga nickel sampai sempat mencapai rekor sepanjang abad
> US$54rebu/ton.
>
> Nah, mari kita lihat pergerakan harga nickel 2008 sampai sekarang, rata2
> dapat dikatakan di angka 28.800/ton - 29.500/ton dan bermain di range itu.
>
> Tahun 2007 INCO sempat dilanda mogok kerja cukup lama, tahun 2008 TIDAK.
> OK lah, cogs 2008 naik karena harga BBM Industri, BUT, labanya mau anjlok
> segimana dalam sih? Hutang gak punya, kendala di lapangan tidak terdengar.
>
> EPS tahun 2007 12,4cents = Rp.1150,-/saham. Anggaplah turun 1/3 nya jadi
> 750,-/saham karena eskalasi production cost, bonus karyawan pasca mogok,
> turunnya harga jual nickel, dll..
> Apakah gak menarik, megang INCO yang terkenal royal membagi hampir seluruh
> EPS menjadi
> deviden dengan harga misalnya 7rebu dan deviden 750/tahun?
>
> Sekali lagi ini cuma renungan sederhana yang sudah memasukkan asumsi
> pesimistis, yakni laba anjlok 1/3, hehehe. Padahal, harga nickel lme saat
> ini tidaklah seanjlok harga rata2 penjualan nikel INCO 2007.
>
> So? Kalau saya, saya mau tampung lagi INCO kalo berani diguyur sampai
> <6rebu. Soalnya udah kenyang asam garam dikocok oleh bandar ISX. Sering
> kocokannya berlebihan dan over acting.
>
>   
>

Kirim email ke