Saya jadi ingin komentar nih.....
Begini..ya...kita kembali kepada teori dasar saham bahwa seseorang 
ingin membeli saham karena ingin mendapatkan keuntungan dari 
perusahaan tersebut, dimana dianggap perusahaan tersebut pada masa 
yang akan datang akan memberikan imbal hasil yang lebih besar dari 
tabungan / deposito.  Keuntungan utama yg diperhitungkan oleh si 
pembeli saham adalah Deviden yg akan dibagikan oleh si perusahaan 
sedangkan keuntungan TAMBAHANNYA adalah dari kenaikan harga Saham 
itu sendiri atau Capital Gain.  nah...kalau dari devidennya itu 
sendiri sudah melebihi dari tingkat suku bunga deposito maka orang 
pasti akan banyak membeli saham perusahaan tersebut.

Kalau kita tarik hal itu kepada kondisi kita sekarang....banyak 
perusahaan2 di Indonesia yang berkembang sangat pesat dan memilki 
keuntungan yg tinggi, otomatis banyak investor yg akan membeli saham 
perusahaan tersebut, dan apa yang terjadi di Amerika merupakan latah-
latahan pada bursa kita.  Padahal disana banyak perusahaan yg merugi 
khususnya Bank sedangkan di kita banyak perusahaan yg untung ( 
perbankan di Indonesia juga termasuk untung ) jadi hanya efek latah-
latahan dan FM asing merealisasikan keuntungannya utk menutupi 
kerugian protfolionya di negara Paman Sam ( hal ini hanya sedikit ) 
Toh....nanti mereka juga akan balik lagi...karena itu tadi..Banyak 
perusahaan di kita yang untung dan mempunyai prospek yang bagus.

Apalagi dgn penurunan suku bunga yg drastis di USA walaupun cuma 
overnight tapi pasti akan disusul dg penurunan suku bunga banknya ( 
Riil ) membuat orang mencari tampat investasi yg lebih menguntungkan 
dan hal ini pasti akan dibarengi penurunan suku bunga di dalam 
negeri kita. ( coba pilih mana uang di deposito dg bunga 5 % atau 
dibelikan saham yg akan memberikan deviden 6 % )

Jadi apa yang dikatakan Goei Siauw hanyalah sebuah hasutan untuk 
menakuti investor di kita.

LOGIKA DIPAKAI DONG......



--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Coba Coba" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Bagi yang enggak langganan KONTAN, ini ada analisis menarik dari 
Goei Siauw
> Hong, mantan analis saham kampiun era sebelum krisis 1997. Para 
investor
> lama mungkin masih ingat dia.
> --------
> 
> Ini Awal Kelesuan Bursa Saham
> 
> Goei Siauw Hong ,
> Pengamat Pasar Modal
> 
> Keputusan The Fed menurunkan bunga 75 basis poin mungkin akan 
berdampak baik
> terhadap bursa. Cuma, dampak baik itu bakal berumur satu dua hari 
saja.
> Sebab, di sisi lain ini menandakan bahwa krisis subprime mortgage 
di Amerika
> sangat serius.
> Cuma, pelaku pasar menganggap enteng. Padahal, kerugian dari sini 
bisa
> mencapai US$ 400 miliar. Orang lupa, yang muncul ke permukaan baru 
US$ 100
> miliar. Jadi, masih ada tiga kali lipat lagi yang belum keluar.
> Saya yakin, belum semua bank mengumumkan kerugiannya karena 
menghindari
> rush. Makanya, mereka mengantisipasi dengan mengumumkan kerugian 
kalau sudah
> mendapatkan suntikan dana. Prediksi saya bakal ada kejutan lain.
> Saran saya, untuk investor jangka pendek (tiga hingga enam bulan) 
kurangi
> investasi saham. Cari investasi yang defensif, seperti deposito. 
Sebab,
> masalah ini tak akan selesai dalam satu tahun. Investor ritel atau 
institusi
> harus tahu sejarah dunia saham. Ingat, ini bukan pertama kalinya 
bearish
> terjadi di Bursa Efek Indonesia. Dan bukan tak mungkin bursa akan 
jatuh
> hingga sepertiganya.
> Investor yang sudah telanjur masuk, tanyalah pada diri Anda? How 
long will
> you hold on? Ini bukan koreksi teknikal. Ini adalah awal periode 
kelesuan
> pasar atau bearish. Jika Anda tak sanggup membiarkan uang itu 
menganggur
> dalam dua atau tiga tahun, lebih baik cut loss.
>


Kirim email ke