Di OB bukan Cuma malih rupo: 1. Single real personality (saya, julyanto, widhie) 2. Single / Primary personality menyamar (mbah, DE, ALX, TBumi) 3. Primary personality menyamar temporer (alias Malih Rupo: Pedagang Kentang, Ellaine, dsb) 4. Secondary personality dari primary personality (biasanya lebih nekad daripada primary personality-nya) 5. Split personality (secondary personality yang memiliki mentalitas berbeda dari personality primernya) 6. Multiple personality disorder (punya beberapa personality / username masing-masing berbeda-beda karakter) 7. Psikopat (any type above who try to kill you)
Ini sangat penting untuk membedakan posting.... -----Original Message----- From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Edwin Baktian Sent: 19 Desember 2007 9:34 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Malih Rupo Yah mungkin tergantung LAKON yg diperankan saat itu kali ya mbah..... Seperti Punokawan... Semar, gareng petruk dan bagong.... Gareng perannya adalah dengan jalan pincang yg kadang kalo jalan dia bisa juga membuat orang yg jalan didekatnya tersandung... demikian juga petruk yg tangannya selalu menunjuk yg kalo salah posisi bisa menyolok mata orang... dst.... tapi sebenarnya bukan itu MISInya...itu hanya kelihatannya saja..... berikut artikel yg saya ambil dari internet... barangkali kalo ada yg berminat mo membaca... Semoga bermanfaat, Tks Semar, Gareng, Petruk, Bagong Hadirnya Semar sebagai pamomong keturunan Saptaarga tidak sendirian. Ia ditemani oleh tiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Ke empat abdi tersebut dinamakan Panakawan. Dapat disaksikan, hampir pada setiap pegelaran wayang kulit purwa, akan muncul seorang ksatria keturunan Saptaarga diikuti oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Cerita apa pun yang dipagelarkan, ke lima tokoh ini menduduki posisi penting. Kisah Mereka diawali mulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah mendapat berbagai macam ilmu dan nasihat-nasihat dari Sang Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, dengan melakukan tapa ngrame. (menolong tanpa pamrih). Dikisahkan, perjalanan sang Ksatria dan ke empat abdinya memasuki hutan. Ini menggambarkan bahwa sang ksatria mulai memasuki medan kehidupan yang belum pernah dikenal, gelap, penuh semak belukar, banyak binatang buas, makhluk jahat yang siap menghadangnya, bahkan jika lengah dapat mengacam jiwanya. Namun pada akhirnya Ksatria, Semar, Gareng, Petruk, Bagong berhasil memetik kemenangan dengan mengalahkan kawanan Raksasa, sehingga berhasil keluar hutan dengan selamat. Di luar hutan, rintangan masih menghadang, bahaya senantiasa mengancam. Berkat Semar dan anak-anaknya, sang Ksatria dapat menyingkirkan segala penghalang dan berhasil menyelesaikan tugas hidupnya dengan selamat. Ke empat panakawan tersebut merupakan simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar mempunyai ciri menonjol yaitu kuncung putih. Kuncung putih di kepala sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta. Gareng mempunyai ciri yang menonjol yaitu bermata kero, bertangan cekot dan berkaki pincang. Ke tiga cacat fisik tersebut menyimbolkan rasa. Mata kero, adalah rasa kewaspadaan, tangan cekot adalah rasa ketelitian dan kaki pincang adalah rasa kehati-hatian. Petruk adalah simbol dari kehendak, keinginan, karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya. Jika digerakkan, kedua tangan tersebut bagaikan kedua orang yang bekerjasama dengan baik. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang dikehendaki, tangan belakang menggenggam erat-erat apa yang telah dipilih. Sedangkan karya disimbolkan Bagong dengan dua tangan yang kelima jarinya terbuka lebar, artinya selalu bersedia bekerja keras. Cipta, rasa, karsa dan karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cipta, rasa, karsa dan karya berada dalam satu wilayah yang bernama pribadi atau jati diri manusia, disimbolkan tokoh Ksatria. Gambaran manusia ideal adalah merupakan gambaran pribadi manusia yang utuh, dimana cipta, rasa, karsa dan karya dapat menempati fungsinya masing-masing dengan harmonis, untuk kemudian berjalan seiring menuju cita-cita yang luhur. Dengan demikian menjadi jelas bahwa antara Ksatria dan panakawan mempunyai hubungan signifikan. Tokoh ksatria akan berhasil dalam hidupnya dan mencapai cita-cita ideal jika didasari sebuah pikiran jernih (cipta), hati tulus (rasa), kehendak, tekad bulat (karsa) dan mau bekerja keras (karya). Simbolisasi ksatria dan empat abdinya, serupa dengan 'ngelmu' sedulur papat lima pancer. Sedulur papat adalah panakawan, lima pancer adalah ksatriya. Posisi pancer berada ditengah, diapit oleh dua saudara tua (kakang mbarep, kakang kawah) dan dua saudara muda (adi ari-ari dan adi wuragil). Ngelmu sedulur papat lima pancer lahir dari konsep penyadaran akan awal mula manusia diciptakan dan tujuan akhir hidup manusia (sangkan paraning dumadi). Awal mula manusia diciptakan di awali dari saat-saat menjelang kelahiran. Sebelum sang bayi (bayi, dalam konteks ini adalah pancer) lahir dari rahim ibu, yang muncul pertama kali adalah rasa cemas si ibu. Rasa cemas itu dinamakan Kakang mbarep. Kemudian pada saat menjelang bayi itu lahir, keluarlah cairan bening atau banyu kawah sebagai pelicin, untuk melindungi si bayi, agar proses kelahiran lancar dan kulit bayi yang lembut tidak lecet atau terluka. Banyu kawah itu disebut Kakang kawah. Setelah bayi lahir akan disusul dengan keluarnya ari-ari dan darah. Ari-ari disebut Adi ari-ari dan darah disebut Adi wuragil. Ngelmu sedulur papat lima pancer memberi tekanan bahwa, manusia dilahirkan ke dunia ini tidak sendirian. Ada empat saudara yang mendampingi. Pancer adalah suksma sejati dan sedulur papat adalah raga sejati. Bersatunya suksma sejati dan raga sejati melahirkan sebuah kehidupan. Hubungan antara pancer dan sedulur papat dalam kehidupan, digambarkan dengan seorang sais mengendalikan sebuah kereta, ditarik oleh empat ekor kuda, yang berwarna merah, hitam, kuning dan putih. Sais kereta melambangkan kebebasan untuk memutuskan dan berbuat sesuatu. Kuda merah melambangkan energi, semangat, kuda hitam melambangkan kebutuhan biologis, kuda kuning melambangkan kebutuhan rohani dan kuda putih melambangkan keheningan, kesucian. Sebagai sais, tentunya tidak mudah mengendalikan empat kuda yang saling berbeda sifat dan kebutuhannya. Jika sang sais mampu mengendalikan dan bekerjasama dengan ke empat ekor kudanya dengan baik dan seimbang, maka kereta akan berjalan lancar sampai ke tujuan akhir. Sang Sangkan Paraning Dumadi. --- jsx_consultant <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "w | i | d | > h | i | e" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Iya, saya heran, di milis ini yang koar-koarnya > paling keras > biasanya ID-nya > > ndak jelas, uda gitu cuma idup sebentar, terus > ilang ndak ketahuan > > rimbanya.... jangan-jangan orangnya sama, cuma > 'malih rupo'... > > > > THEY are alive and KICKING..... > > Mereka akan kembali BERKOAR-KOAR at the right TIME > and > the RIGHT MOMENTUM... > > Pengetahuan tentang saham belum lengkap kalo kita > tidak > MENGENAL tentang PSIKOLOGI PASAR, RUMOR, PROVOKASI, > MISLEADING information, INSIDER info dll. > > Daripada RUMOR BAGUS cuman beredar dari mulut ke > mulut ON THE STREET, > kenapa rumor tsb engga ditampung dimilis meskipun > disuarakan > oleh para Malih Rupo. > > Anda kan bisa menSCAN arsip milis tentang si Malih > Rupo dan > tanggal dia masuk ke milis. > > Embah sendiri berusaha menyaring para MALIH RUPO > ini, jadi > hanya MALIH RUPO yg HIGH CLASS yg embah PIARA > dimilis OB. > Tapi biarpun udah dipiara, embah kan engga bisa > ngelarang > kalo mereka mau instirahat sesudah MISINYA > SELESAI... rite ?. > > Jadi mereka TIDAK MATI, cuman MISInya sudah > selesai... > > > > > > > > > > ____________________________________________________________________________ ________ Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs + + + + + + + Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. + + + + + + + Yahoo! Groups Links