window dressing kan buat bikin cantik portfolio fm. tergantung tahun
bukunya, tapi biasanya kan akhir tahun. kalau tambang emang udah naik
banyak banget, sejak agustus malah naik gila2an. harusnya fm window
dressing buat yg belom naik banyak.




--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "gambler" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bukannya WD udah berlangsung sejak Agustus? Sekarang sih rasanya
sudah top tinggal sideways atau dropnya aja. Cuma analisa pribadi doang.
> 
> ...
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Irawan Sudarman 
>   To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
>   Sent: Sunday, December 16, 2007 5:40 PM
>   Subject: [obrolan-bandar] window dressing BEI vs DJIA
> 
> 
>   Dear all,
> 
>   Ada beberapa pertanyaan yang berputar2 yang bikin saya mumet:
> 
>   Apakah Jika window dressing merupakan mitos ?  
>   Kapan biasanya window dressing dilakukan ? Desember ? Januari ?
> 
>   Seandainya window dressing bukanlah mitos (melainkan usaha yang
wajar untuk memberikan refleksi harga yang wajar atau malah lebih
tinggi dari seharusnya), sedangkan DJIA cenderung melemah karena
faktor intern Amerika, apakah seharusnya kita tidak perlu terlalu
khawatir akan pergerakan harga (mengingat banyak perusahaan Blue
Chips/ BC yang profit dan tetap punya growth yang bagus di masa
mendatang) ?
> 
>   Di lain pihak, Institusi besar tentu saja mengetahui bahwa pada
retailer akan mengambil kesempatan sewal mungkin, dan itu akan
membebani para institusi tsb ketika membawa naik BC ke harga yang
seharusnya.  Akankah mereka menurunkan harga di awal tahun untuk
mengusir para trader retailer, baru kemudian membeli kembali saham2 BC
tsb di harga yang murah lalu menaikkannya kembali ?  Jika demikian
tidakkah sebaiknya kita menunggu sampai volume yang besar (institusi
memutuskan bergerak menaikkan harga) sehingga kita tidak dimakan ?  
> 
>   Tadinya saya berpikir bahwa para institusi bergerak duluan karena
mereka tahu lebih dulu ketimbang trader retailer dan ini mungkin bisa
dilacak melalui indikator OBV atau Acc/Dist.  Namun saya baru
menyadari, bahwa trader retailer bukannya tidak tahu tentang adanya
potensi kenaikan value emitten (meskipun mungkin banyak jg yang tidak
tahu), tapi trader retailer menunggu saat yang benar2 aman sehingga
tidak digulung institusi yang ingin mengefisienkan cost ketika
menggerakkan harga. 
> 
>   Mohon pencerahan dari para senior dan rekan2 lain.
>


Kirim email ke