Most cpo sold now is still bought from non TBLA
plantation!
By doing That makes Low margin. But TBLA have too
large cpo processing mills, that is why they buy from
sourounding plantation. 

--- herman ardiyanto <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> kalo ngitung gaya kang ocoy pake saringan per &
> teman-temannya, tbla
> udah gak lulus dari awal.
> 
> ujian tahap berikutnya, PER < 1/cost of capital
> tidak lulus juga.
> 
> namun karena peserta istimewa, dengan katebelece
> (kate bang eka),
> langsung masuk valuasi.
> 
> sialnya restate balance sheet gak bisa dilakukan,
> karena gak tau
> korelasi produktivitas - umur. cuma tahu mulai
> produksi umur 4 tahun,
> puncak produksi 9-13 tahun, lalu menurun dan pensiun
> di usia 25 tahun.
> pukul rata produksi tahun ke-4 sampai ke-25 sama,
> maka hanya tersisa
> 20% tanaman yang belum menghasilkan. apakah
> pertambahan 25% produksi
> berarti pertambahan 25% laba? kita anggap saja
> begitu.
> 
> jadi eps yang 12 perak itu (menurut etrading)
> bertambah jadi 15 perak.
> kalau suatu saat lahan yang belum ditanami diolah,
> maka bertambah 73%
> lagi. jadilah epsnya 26 perak (per 24).
> 
> ada yang aneh nih. dengan per yang sama (26) aali
> memiliki pbv 11.
> sementara pbv tbla masih dua koma. berarti salah di
> jumlah produksi
> ya? di korelasinya atau produktivitas (karena jenis
> lahan atau hal
> lain)?
> 
> ada yang bisa bantu nerangin?
> 

Kirim email ke