"Terus terang, saya pribadi lebih suka style seperti ini dibanding 
day trading, karena saham "sejatinya" adalah investasi jangka 
panjang, dan nanti untuk keperluan anak-cucu, buka kita pribadi"...

Saya terharu nih pak DE :p, akhirnya ada yg mengerti style saya (spt 
juga dgn beberapa member di sini). Banyak yg selalu menganjurkan 
saya utk "jual dulu kalo sdh tinggi, nanti kalo sdh rendah beli 
lagi" dan ini ironisnya, banyak datang dari org2 yg masih AMATIR & 
BELUM PERNAH main saham!??? 

Nothing wrong with sell high, buy low tapi kan tentu style tsb 
adalah trader yg memang harus piawai dgn TA, dll. Kalo cuma happy go 
lucky mikir bisa ride the wave every time, itu namanya 
ngelantur...mimpi di siang bolong...hehehe Tapi itulah seninya, org 
tidak semuanya sama. Ada yg short term, long term, mid term, etc. 
Kalo tidak gitu tidak seru kali ya bursa.

Anyway, terima kasih pak! 





--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Dean Earwicker" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya coba menghindari rumus-rumus TA/FA yang *mungkin *njlimet 
buat orang
> awam, makanya saya buat simple, agar orang hanya dengan *"mata"* 
sudah bisa
> menilai mana yang kinerjanya bagus dan tidak.
> 
> Saya pake rumus simple aja, "dulu brapa sekarang brapa?" :D
> 
> BUMI baru main tahun ini, buat investor long term (dan kata Buffet 
juga?)
> belum cukup mantep buat dipegang. Kalau BUMI kinerja sahamnya 3 
tahun
> kedepan stabil, baru bisa masuk porto long term.
> 
> BUMI memang spektakuler, tapi masih dalam kategori untuk trading.
> (tergantung timeframe trading anda)
> 
> Kalau dalam skala semilog-scale bumi membentuk kinerja yang LURUS, 
baru bisa
> dibilang untuk long term investment, seperti PTBA.
> 
> Terus terang, saya pribadi lebih suka style seperti ini dibanding 
day
> trading, karena saham "sejatinya" adalah investasi jangka panjang, 
dan nanti
> untuk keperluan anak-cucu, buka kita pribadi.
> 
> 
> Regards,
> DE
> 
> On Nov 4, 2007 9:00 AM, someone wrote:
> 
> >
> > Salam kenal Bung Dean,
> > Pertama, ...
> > Kedua, utk analisis Anda yg ini, mengapa tidak menggunakan CAGR 
dalam
> > membandingkan kinerja saham2 tsb?
> > Ketiga, mengapa Anda tidak memasukkan BUMI ke dalam chart 
pilihan Anda?
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>


Kirim email ke