09:07

Pak Sharif, anda lupa berapa harga saham BUMI dulu? Sekarang berapa?
Berapa banyak orang yang dibuat kaya raya oleh saham BUMI ini? Banyak
sekali, termasuk salah seorang menteri kita. Apakah ini bukan
merupakan keuntungan bagi investor? Lalu berapa harga saham UNSP dua
tahun lalu?

Jangan berasumsi seperti itu. Itu kurang bijaksana. Kalau harga saham
grup Bakrie dari dulu sampai sekarang tidak naik-naik, bolehlah anda
berkata seperti itu.

Saya tidak ada kepentingan dengan Grup Bakrie. Bukan pembela mereka.
Tidak semua bagus dengan grup ini. Salah satu contoh, ya kasus
Sidoarjo.




Pada tanggal 21/09/07, Sharif Dayan <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> Salam Sejahtera...
>
> Pada Kamis, 20 September 2007, [EMAIL PROTECTED] menulis:
>
> > Emmang hebat si bakrie itu,
> > Bahkan setelah BNBR menang jalan tol cimanggis, ternyata mereka juga gak
> > ada duitnya utk mulai ......
> >
> > Kayaknya ini typical perusahaan indonesia dgn gaya indonesian management
> > style
>
> Maaf, saya kurang sependapat dengan pernyataan Anda, yang mengesankan bahwa
> _semua_ perusahaan Indonesia seperti itu.
>
> Mengenai Bakrie, sejak awal masuk ke bursa saya sudah diwantiwanti bahwa
> sebaiknya
> mereka (kelompok Bakrie) dijauhi, karena -kata sumber-sumber tersebut-
> mereka
> pelit pada pemilik saham mereka, serta sering melakukan tindakan yang
> berakibat
> pada tidak berkembangnya perolehan pada saham.
>
> Setelah mengamati sendiri, mereka memang sering melakukan tindakan yang
> memang
> berakibat menurunkan harga saham, yaitu mengeluarkan saham tambahan (right
> issue).
> Itu memang tindakan yang sah, karena mereka bertujuan untuk menguatkan
> kedudukan
> diri mereka. Namun apakah tindak berkelanjutan itu adil untuk para pemegang
> kecil
> saham ?
>
> Saya pernah mendapatkan keuntungan dari UNSP, tapi rasanya tidak akan saya
> ulangi
> lagi, yaitu membeli UNSP. Saya juga pernah dikecewakan oleh BUMI, satu di
> antara
> dua saham yang pertama kali saya beli. Bulanan saya tersandera pada harga
> Rp. 750,
> sebelum -akhirnya- saya jual pada Rp. 850. Namun saya pun pernah diuntungkan
> besar
> oleh BTEL.
>
> Saya menilai para penyelenggara Bakrie kurang beretika. Bakrie disebut
> sebagai
> perusahaan nasionalis, namun juga menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu
> perduli
> dengan para pesaham. Akibatnya hal itu menjatuhkan citra
> perusahaan-perusahaan
> lain di Indonesia yang tidak bertindak seperti itu. Buktinya, Bung A3k
> ([EMAIL PROTECTED]) menyatakan seperti yang saya kutip.
>
> Saya bisa memahami mengapa Anda mengungkapkan itu, tapi seyogyanya tidak
> memukul
> rata. Masalahnya: apakah kita (para pesaham) bersedia bersatu dan bersikap
> tegas
> pada perusahaan kurang beretika seperti itu, atau cuma sewot sendiri ?
>
>
> Sharif Dayan
> di Palembang
>
>

Kirim email ke