Mantap nich BNBR & ELTY naek lagi.
Boss James A dah coan dong ELTYnya.


Salam,


----- Original Message ----- 
From: Heryadi 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
Sent: Friday, September 21, 2007 8:47 AM
Subject: Fw: [obrolan-bandar] Kelompok Bakrie (dh: ct: BTEL - S.O.N)



Kalau saya malah banyak untung di group bakrie tapi rugi melulu di group LIPPO.
Terima kasih om bakrie.heeee heee heee



----- Original Message ----- 
From: Sharif Dayan 
To: [obrolan-bandar] 
Sent: Friday, September 21, 2007 12:08 AM
Subject: [obrolan-bandar] Kelompok Bakrie (dh: ct: BTEL - S.O.N)


Salam Sejahtera...

Pada Kamis, 20 September 2007, [EMAIL PROTECTED] menulis:

> Emmang hebat si bakrie itu,
> Bahkan setelah BNBR menang jalan tol cimanggis, ternyata mereka juga gak
> ada duitnya utk mulai ......
> 
> Kayaknya ini typical perusahaan indonesia dgn gaya indonesian management
> style

Maaf, saya kurang sependapat dengan pernyataan Anda, yang mengesankan bahwa 
_semua_ perusahaan Indonesia seperti itu.

Mengenai Bakrie, sejak awal masuk ke bursa saya sudah diwantiwanti bahwa 
sebaiknya 
mereka (kelompok Bakrie) dijauhi, karena -kata sumber-sumber tersebut- mereka 
pelit pada pemilik saham mereka, serta sering melakukan tindakan yang berakibat 
pada tidak berkembangnya perolehan pada saham.

Setelah mengamati sendiri, mereka memang sering melakukan tindakan yang memang 
berakibat menurunkan harga saham, yaitu mengeluarkan saham tambahan (right 
issue). 
Itu memang tindakan yang sah, karena mereka bertujuan untuk menguatkan 
kedudukan 
diri mereka. Namun apakah tindak berkelanjutan itu adil untuk para pemegang 
kecil 
saham ?

Saya pernah mendapatkan keuntungan dari UNSP, tapi rasanya tidak akan saya 
ulangi 
lagi, yaitu membeli UNSP. Saya juga pernah dikecewakan oleh BUMI, satu di 
antara 
dua saham yang pertama kali saya beli. Bulanan saya tersandera pada harga Rp. 
750, 
sebelum -akhirnya- saya jual pada Rp. 850. Namun saya pun pernah diuntungkan 
besar 
oleh BTEL.

Saya menilai para penyelenggara Bakrie kurang beretika. Bakrie disebut sebagai 
perusahaan nasionalis, namun juga menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu 
perduli 
dengan para pesaham. Akibatnya hal itu menjatuhkan citra perusahaan-perusahaan 
lain di Indonesia yang tidak bertindak seperti itu. Buktinya, Bung A3k 
([EMAIL PROTECTED]) menyatakan seperti yang saya kutip.

Saya bisa memahami mengapa Anda mengungkapkan itu, tapi seyogyanya tidak 
memukul 
rata. Masalahnya: apakah kita (para pesaham) bersedia bersatu dan bersikap 
tegas 
pada perusahaan kurang beretika seperti itu, atau cuma sewot sendiri ?

Sharif Dayan
di Palembang




 

Kirim email ke