Selasa, 18/09/2007 12:32 WIB
            Harga Minyak Meroket, Waktunya Berburu Saham Energi
            Irna Gustia - detikfinance
              Jakarta - Harga minyak dunia yang tembus US$ 81 per barel 
memberikan 
            sentimen positif ke emiten energi. Saham energi harganya terus 
            terkerek.
              "Untuk investor jangka panjang mengoleksi saham energi untuk 
jangka 
            1-5 tahun adalah waktu yang tepat," kata analis saham tambang, 
            Norico Gaman dalam perbincangannya dengan detikFinance, Selasa 
            (18/9/2007).
              Kenaikan harga minyak yang mencapai US$ 81 per barel menurut 
Norico 
            akan memberikan pengaruh signifikan ke saham energi jika emiten 
            tersebut memiliki kapasitas produksi yang besar.
              "Emiten akan menerima pendapatan yang lebih tinggi, tapi jika 
            kapasitas produksi terbatas seperti Medco yang hanya 70 ribu barel 
            dampaknya tidak terlalu signifikan," kata Norico.
              Sebaliknya saham energi di luar minyak seperti batubara dan gas 
juga 
            akan mendapat berkah atas kenaikan harga minyak.
              "Jika harga minyak terus tinggi, orang akan mencari alternatif 
bahan 
            bakar yang lebih murah seperti batubara, gas atau biofuel yang 
mulai 
            banyak dilirik," tutur Norico.
              Saham batubara seperti PT Bumi Resources Tbk, PT Tambang Batubara 
            Bukit Asam Tbk, PGN diperkirakan berpotensi naik jika harga minyak 
            tinggi. 
              Begitupula dengan saham jasa pengeboran pertambangan, seperti 
            Apexindo bisa ikut tertular positif dengan naiknya harga minyak. 
            "Jasa pengeboran akan menjadi semakin dibutuhkan," katanya.
              Namun menurut Norico, investor juga terlihat berhati-hati karena 
            harga minyak yang tinggi tidak murni karena meningkatnya kebutuhan. 
            Tapi juga ada penunggang lain yakni para trader yang ingin mencari 
            keuntungan dengan melakukan spekulasi.
              "Karena idealnya harga minyak dunia itu sekitar US$ 65-70 per 
            barel," katanya.
              Norico melihat kenaikan harga minyak saat ini dipengaruhi 
sejumlah 
            faktor, pertama, keputusan OPEC yang hanya menambah produksi 500 
            ribu barel di bawah ekspektasi pasar. Kedua, kondisi geopolitik 
            seperti Nigeria dan Irak, dua produsen minyak yang suasana 
            politiknya tidak stabil.
              Harga saham energi pada penutupan sesi I, Selasa (18/9/2007) 
adalah, 
            Medco Energi Internasional stagnan Rp 3.850, Energi Mega Persada 
            (ENRG) naik Rp 20 menjadi Rp 830, Bumi Resources (BUMI) naik Rp 175 
            menjadi Rp 3,200, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik Rp 
            200 menjadi Rp 6.150, Perusahaan Gas Negara (PGAS) stabil Rp 10.650 
            dan Apexindo (APEX) naik Rp 25 menjadi Rp 2.175. (ir/qom) 


       
---------------------------------
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

Kirim email ke