Setuju, Penjelasan dari Bang Oskar ini lebih bijaksana. jangan kita karena patriotis semua menjadi salah mengambil posisi. bersikaplah bijaksana dan coba pertimbangkan segala sesuatunya secara matang.
Apalagi didalam pasar itu ada hukum pasar yang mengikuti hukum alam. Rupiah menguat, that's ok, Dollar menguat, that's ok. Devisa meningkat, that's good. import menurun karena peningkatan konsumsi dalam negeri? better... tingkat komsumtif di indonesia menurun? good. korupsi habis di indonesia? la crem de la crem. ;) Regards, jl Saturday, May 12, 2007, 2:53:28 AM, you wrote: > Kalau menurut saya sih itu hak masing-masing pak :-) > Logikanya gini, dollar lemah (rupiah harganya tinggi), orang > Indonesia yang rata-rata konsumtif punya demand terhadap produk luar > lebih tinggi (ya komputer lah, HP, barang branded, pokoknya > barang-barang luar negeri yang harus impor) -- murah sih. > Sebaliknya, ekspor Indonesia jadi kalah bersaing karena mata uangnya > menguat. Wajar lah, kalo mata uang kita menguat ya di negara lain > barang kita jadi lebih mahal harganya pada currency negara tersebut. > Artinya neraca perdagangan bisa negatif, ujung-ujungnya krisis > deh, rupiah anjlog gede. Jadi ini bukan masalah kita borong dollar > ato bukan. Ga borong juga tapi beli produk luar ato impor ya sama > aja boong. > On 5/11/07, Saham Kuliner <[EMAIL PROTECTED]> wrote: