Jumat, 25 Desember 2009 | 15:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi
Thohir, melepas 2,5 juta saham ADRO yang dia miliki. Garibaldi merupakan salah
satu pemegang saham ADRO terbesar dengan kepemilikan saham mencapai 2,28 miliar
saham atau setara 7,12 persen saham perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/12),
Wakil Presiden direktur ADRO Christian A Rahmat, mengatakan, penjualan saham
Garibaldi transaksi tersebut telah dilaksanakan pada 17 Desember 2009.
Christian menambahkan, saham ADRO tersebut dilepas pada harga Rp 1.740 per
saham. Nah, berdasarkan perhitungan KONTAN, dari hasil transaksi itu Garibaldi
berhasil meraup dana sekitar Rp 4,35 miliar.
Berdasarkan data RTI hingga 30 November 2009, komposisi kepemilikan saham ADRO
sebanyak 2,28 lembar saham atau setara 7,12 persen dimiliki Garibaldi Thohir.
Lalu, sebanyak 1,82 miliar saham atau setara 5,71 persen dimiliki oleh
GSCO-Adrcorp Holdings, PT Adaro Strategic Investment memiliki 14,04 miliar
saham atau 43,91 persen.
Sedangkan, UBS AG Singapore S/A atticus Investments Pte Ltd memiliki 1,67
miliar saham atau setara 5,22 persen, dan sisanya sebesar 38,03 persen atau
12,16 miliar saham dimiliki oleh masyarakat. (Irma Yani/Kontan)
Jumat, 25 Desember 2009 | 11:12 WIB
TOKYO, KOMPAS.com — Dollar AS di pasar Asia dalam perdagangan yang tenang pada
Jumat (25/12/2009) cenderung tak menentu karena pelaku pasar kurang bereaksi
setelah keluarnya data ekonomi dari Amerika Serikat dan Jepang.
Dollar AS naik menjadi 91,50 yen di Tokyo pada Jumat pagi dari sebelumnya 91,46
di New York pada Kamis. Euro menguat menjadi 1,4365 per dollar AS dibanding
1,4356 dan menjadi 131,45 yen dari 131,32.
"Ada sedikit gerakan, meski hari libur Natal. Indikasi ekonomi di AS dan Jepang
sedikit berpengaruh terhadap pasar," kata Socite General Forex Strategist,
Kenichi Yumoto.
Pasar memberikan respons isu tersebut bahwa pesanan barang AS naik 2 persen
pada November 2009. Hal ini didukung menguatnya permintaan komputer dan produk
elektronik.
Rabu, 23 Desember 2009 | 10:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Perdagangan di Bursa Efek Indonesia tahun ini akan segera
berakhir. Sebagian investor tersenyum gembira lantaran bisa meraup untung besar
dari kenaikan harga saham yang mereka genggam sejak awal tahun.
Saham-saham apakah yang berhasil memberikan keuntungan atau gain terbesar
kepada para investor sepanjang tahun ini? Berdasarkan data Bloomberg, sejak
awal 2009, rata-rata harga saham-saham papan atas (blue chips) sudah melesat
100 persen. Ini adalah kelompok saham-saham yang paling aktif diperdagangkan
dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp 10 triliun.
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) merupakan saham papan atas yang mencatat lonjakan
harga tertinggi, yakni 376,47 persen, tahun ini. Saham PT Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengikuti masing-masing dengan
kenaikan 262,90 persen dan 252,58 persen.
Namun, kinerja saham-saham lapis kedua jauh lebih mentereng. Sebut saja saham
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang harganya melambung 805,26 persen atau
saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) yang melonjak 492,16 persen.
Para analis menilai, sebagian besar harga saham di bursa melambung tinggi
lantaran pada akhir 2008 harga saham-saham memang longsor hebat tersengat
krisis global.
Kepala Riset Finan Corpindo Nusa Edwin Sebayang melihat, saham sektor
pertambangan melonjak cukup tinggi tahun ini karena harga komoditas membaik.
"Investor juga tertarik karena melihat likuiditas saham komoditas di pasar yang
tinggi," katanya.
Yang pasti, kebangkitan saham-saham blue chips ikut menopang laju Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Selama tahun ini hingga kemarin (22/12), IHSG telah
menguat 80 persen. Ari Pitoyo, Kepala Riset Mandiri Sekuritas menambahkan,
saham-saham blue chips itu bisa bertahan lantaran kinerja mereka stabil dalam
lima tahun terakhir. Selain itu, emiten blue chips berasal dari sektor "seksi"
seperti, komoditas dan konsumsi. Dengan fundamental bagus, saham ini menjadi
rebutan investor.
Kepala Riset Valbury Asia Securities, Krishna Dwi Setiawan mengingatkan,
kenaikan harga saham lapis kedua juga menarik dicermati. Misalnya, saham SMMA
yang kinerjanya mengkilap. Juga, saham perusahaan alat berat seperti PT Hexindo
Adiperkasa Tbk (HEXA) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). (Sandy Baskoro, Veby
Mega/Kontan)
Sierad Akan Kuasi Reorganisasi
Indofinanz (Rabu, 23 Desember 2009)
Jakarta (Indofinanz) - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Sierad
Produce TBK (SIPD) menyetujui kuasi reorganisasi untuk menghapus defisiti yang
disebabkan akumulasi kerugian sebesar Rp2,38 trilyun.
Sekretaris Perusahaan SIP Elies Lestari Setiawan usai RUPSLB di Jakarta, Selasa
(22/12), mengatakan, dengan dihapuskannya defisit akumulasi kerugian, maka
perseroan kedepannya bisa membagikan dividen kepada para pemegang saham jika
mendapat keuntungan.
Menurut Elies, kuasi reorganisasi ini dilakukan melalui penilaian kembali aset
dan kewajiban sesuai nilai wajar, perjumpaan (set off) saldo defisit dengan
selisih hasil revaluasi aset dan kewajiban serta set off saldo defisit dengan
saldo tambahan modal disetor serta set off saldo defisi dengan hasil penrunan
modal ditempatkan dan modal disetor melalui penurunan nilai nominal saham.
Rating Medco AA-
Selasa, 22 Desember 2009
Jakarta (Indofinanz) - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan
rating atas obligasi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) II Tahun 2009
Seri A senilai Rp513,5 milyar dan Seri B senilai Rp986,5 milyar yang akan jatuh
tempo masing-masing tahun 2012 dan 2014 di posisi "AA-".
Lembaga pemeringkat itu juga menetapkan rencana penerbitan medium term notes
(MTN) PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) senilai US$100 juta di posisi
yang sama. Analis Pefindo Ronald Hertando dan Vonny Widjaja mengungkapkan
rating tersebut merefleksikan biaya produksi minyak dan gas bumi perseroan yang
relatif kompotitif dan likuiditas yang berada di atas rata-rata.
Hanya saja rating dibatasi oleh pelemahan kinerja keuangan, penurunan produksi
dari sejumlah ladang yang cadangannya sudah terbatas, penundaan sebagian proyek
utama dan tingkatutang yang mseakin agresif karena pengeluaran capex yang besar
dan rencana divestasi aset yang tidak pasti
Jasa Marga Bidik Pendapatan Rp4 Trilyun
Kamis, 17 Desember 2009
Jakarta (Indofinanz) - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) memproyeksikan pertumbuhan
pendapatan sebesar 10 persen menjadi Rp4 trilyun tahun 2010 ketimbang tahun
2009 yang ditargetkan sejumlah Rp3,6 trilyun.
Direktur Utama JSMR Frans S Sunito di Jakarta, kemarin (16/12), mengungkapkan,
perseroan optimis bisa mencapai target tersebut karena beberapa ruas tol baru
akan beroperasi, seperti Surabaya–Mojokerto pada Juli 2010, Ungaran–Semarang
yang beroperasi September 2010 dan Bogor Ring Road pada kuartal IV 2010.
"Dengan beroperasinya ruas tol tersebut, kami targetkan pendapatan minimal Rp4
trilyun," kata Frans. Untuk mendukung perolehan target pendapatan, JSMR tahun
depan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) Rp3 trilyun
dimana setengahnya akan digunakan untuk biaya operasional.
Laba Bersih Indofood Melonjak
Selasa, 15 Desember 2009
Jakarta (Indofinanz) - PT Indofod Sukses Makmur Tbk (INDF) selama sembilan
bulan dari Januari sampai September 2009 membukukan laba bersih senilai Rp1,58
trilyun atau menggelembung 42,34 persen yoy dibandingkan periode yang sama
tahun 2008 sejumlah Rp1,11 trilyun.
Sekretaris Perusahaan INDF, Werianty Setiawan dalam siaran pers di Jakarta,
Selasa (15/12), menjelaskan, pertumbuhan laba yang sangat tajam ini ditopang
dengan turunnya beban pokok penjualan dan beban usahan.
Sampai akhir triwulan III lalu penjualan bersih mencapai menjadi Rp28,20
trilyun dimana kontribusi penjualan grup produk konsumen bermerk (CBP) sebesar
43 persen dari total penjualan konsolidasi.
New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/