Ibaratnya mobil, ada gas tapi kalau tidak ada rem itu namanya nyari mati...

Pasar bebas sama seperti naek mobil ke puncak dengan gigi netral. Lagi nanjak 
dorongnya setengah mati. Dikasih bunga 50% sampe 200% setahun juga gak ada mau 
yang bantu beri hutang. 

Begitu giliran turunan, rem-nya gak ada. Inflow gila-gilaan masuk gak bisa di 
rem. Di tiap tikungan pemerintah atau swasta peminjam harus cepat-cepat 
restrukturisasi hutang, dan jadinya sangat tergantung sama kemampuan supir 
banting setir ke kiri kanan. Sampe nantinya ketemu tikungan tajam lagi 
(panik/krisis) yang sudah gak bisa di tangani lagi...  jadilah tabrakan. 

Korbannya... barangkali secara statistik cuma penurunan 3-4% GDP, dll 
sebagainya. Tapi buat masing-masing individu hidup susah selama 3-5 tahun itu 
kan penderitaan juga. Putus pacarlah, setres lah, impotenlah, sakit jantung 
lah, beban emosi dan juga lain-lainnya lagi....

jadi pilih mana...

Ngomong-omong, undang-undang 98 tentang devisa bebas itu produk bikinannya IMF 
waktu jaman krismon dulu ya? Masih dipake?

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, h...@... wrote:
>
> Pemilik dana asing akan panik bila ada peraturan baru. Mereka akan segera 
> keluar dulu. 
> Tapi tampa kontrol nilai tukar kita benar2 tergantung pasar. Ketika terjadi 
> fluktuasi yg tidak menguntungkan instervensi bi bagaikan mengarami lautan.
> 
> J

Kirim email ke