Ikut Roadshow karena di undang sm Brokernya kali. Yg untung kalau ada Investor F beli di BEI ya yg waktu itu nampung di 350-400. Siapa hayo ...
Pada 20 Maret 2009 11:40, Tommy Jayamudita <jayamud...@gmail.com> menulis: > Kok rasanya agak kurang logis, apa kepentingan BUMI mengundang > investor asing untuk membeli sahamnya di pasar sekunder? > > Harga yang terjadi di pasar sekunder kan tidak ada pengaruh apapun terhadap > kondisi perusahaan. Lain kalau BUMI mau right issue, road show-nya bertujuan > mengundang minat beli para investor atas RI-nya, ya masuk akal. Tapi kalau > BUMI keluar biaya untuk mengundang investor beli sahamnya di pasar, memang > BUMI bisa untung kalau para investor itu tertarik beli di BEI, apa > management BUMI jadi broker saham sekarang? > > > > > > ----- Original Message ----- > *From:* Data Saham <datasaha...@yahoo.com> > *To:* junior_tra...@yahoogroups.com > *Sent:* Friday, March 20, 2009 9:35 AM > *Subject:* [obrolan-bandar] BUMI Roadshow Bidik Investor Asing > > BUY BUMI sebelum dibeli Asing > > <http://www.indovestor.com/>Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang > menggelar serangkaian pertemuan dengan forum investor di negara-negara barat > guna membidik investor asing kembali masuk borong saham BUMI di pasar > sekunder. > > "BUMI telah menemui lebih dari 20 investment fund di London dalam acara > Macquarie’s Asean Conference antara 16 hingga 17 Maret 2009," ujar SVP > Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava saat dihubungi detikFinance, > Kamis (19/3/2009) malam. > > Dileep mengatakan, strategi bisnis perseroan yang dipresentasikan dalam > pertemuan tersebut mendapat minat besar dari para peserta konferensi. Dileep > optimitis, irasionalitas pasar akan segera pulih dan kembali mendorong > investor-investor asing memborong saham BUMI. > > "Kami sangat yakin irasionalitas pasar akan segera pulih dan investor akan > kembali melihat pada kinerja fundamental BUMI yang kokoh," ujar Dileep. > > Selain di London, BUMI juga sedang mengadakan pertemuan dengan 27 investor > asal New York, Amerika Serikat guna melakukan presentasi strategi bisnis > fundamental perseroan. Konferensi di New York yang berlangsung mulai 19 > hingga 20 Maret 2009 ini juga digelar oleh Macquarie. > > "Kami juga menemui 27 investor di New York. Secara umum mereka mulai > melihat secara lebih jernih terhadap kinerja fundamental BUMI," tutur > Dileep. > > Dileep mengatakan, pekan depan perseroan juga akan menggelar pertemuan > dengan sejumlah investor di Hong Kong yang digalang oleh Credit Suisse. > Melalui serangkaian aksi roadshow ini, perseroan berharap dapat mendorong > investor kembali melihat kinerja fundamental BUMI ketimbang isu-isu seputar > BUMI yang hingga saat ini sering dibicarakan. > > Dileep tidak mengatakan secara pasti mengenai adanya komitmen dari > investor-investor yang telah ditemuinya itu untuk melakukan pembelian masif > terhadap saham BUMI. Namun ia menyiratkan, sejumlah investor bakal siap > menanamkan investasnya di saham BUMI, sebagaimana yang dilakukan oleh CLSA > beberapa waktu lalu. > > Pada 9 Januari 2009, manajemen BUMI menggelar pertemuan dengan sejumlah > investor di Las Vegas, AS. Pertemuan yang digelar oleh CLSA ini sukses > membawa investor melakukan pembelian masif atas saham BUMI. > > Pada 19 Februari 2009, sejumlah investor melakukan pembelian secara masif > sebanyak 81,8 juta saham BUMI di pasar sekunder. Pembelian masif ini > dilakukan melalui broker PT CLSA Indonesia (KZ). > > Selama dua pekan terakhir, harga saham BUMI memang cenderung menurun. Pada > perdagangan Kamis (19/3/2009), BUMI ditutup di level Rp 720. Padahal dua > pekan lalu harga saham BUMI masih di level Rp 800. > > Sebagaimana diungkapkan Dileep, tren penurunan saham BUMI lebih disebabkan > oleh reaksi pasar atas berbagai isu yang beredar dalam kondisi pasar yang > sedang irasional, buka disebabkan oleh menurunnya kinerja fundamental BUMI. > > Sejumlah analis sekuritas asing seperti David Chang dari UOB KayHian, > Andreas BokkenHeuser dari UBS, dan Kenny Sujatman dari Royal Bank of > Scotland (RBS) memberikan rekomendasi positif atas saham BUMI, terutama > mengingat kinerja fundamental BUMI yang masih sangat kuat. > > Kenny memasang target harga yang wajar untuk BUMI di level Rp 1.000. David > memasang target sedikit lebih tinggi di level Rp 1.010. Andreas memasang > target lebih berani, di level Rp 1.600. > > Menurut ketiga analis tersebut, opini yang berkembang seputar BUMI > seharusnya tidak dijadikan acuan. Mereka pun melihat bahwa investor sudah > mulai kembali melihat kinerja fundamental BUMI, ketimbang menunggu hasil > keputusan regulasi soal rumor negatif seputar BUMI. > > "Kami percaya bahwa menerapkan asumsi yang lebih konservatif misalnya > mengkaji peningkatkan capex dan beban hutang akan lebih obyektif bagi > investor dibandingkan dengan menerapkan premi risiko sekedarnya berdasarkan > sentimen pasar yang sudah terlanjur negatif," kata Andreas. > > Sedangkan David Chang dari UOB menyatakan bahwa sampai saat ini Badan > Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tidak mengindikasikan > pelanggaran hukum dalam akuisisi BUMI atas tiga perusahaan tersebut. David > juga mengatakan bahwa diskonto yang diterapkan dalam valuasi terhadap saham > BUMI sudah terlalu berlebihan. > > "BUMI adalah saham yang paling murah di Asia Pacific setelah harga sahamnya > jatuh lebih dari 90 persen. Price to Earning (PE) ratio BUMI hanya 1,1 kali, > jauh di bawah rata-rata valuasi saham batu bara di Asia Pacific yang > mencapai 8,7 kali atau 4,7 kali di Indonesia. Padahal BUMI adalah eksportir > batubara thermal terbesar di dunia," kata David. > > Hampir senada, Kenny mengatakan walaupun 3 akuisisi yang diumumkan BUMI > telah menimbulkan kontroversi, hal itu tidak meningkatkan premi risiko atas > BUMI. Kenny menyimpulkan bahwa pasar terlalu fokus kepada sentimen negatif. > > "Laporan yang muncul belakangan ini soal akuisisi BUMI cenderung didasarkan > pada sentimen emosional ketimbang analisis fundamental," ujarnya. > > Bicara soal fundamental BUMI, David memprediksi perolehan pendapatan BUMI > tahun 2008 akan mencapai 3,483 miliar, naik 53,77% dibanding tahun 2007 > sebesar US$ 2,265 miliar. Laba bersih BUMI tahun 2008 diperkirakan sebesar > US$ 606,8 juta, naik 91,41% dari laba bersih tahun 2007 sebesar US$ 317 juta > (di luar transaksi dengan Tata sebesar US$ 472 juta). > > Tahun ini, David memproyeksikan BUMI bakal membukukan pendapatan US$ 4,27 > miliar, naik 22,59% dibanding pendapatan tahun 2008. Laba bersih 2009 > diperkirakan sebesar US$ 804,3 juta, naik 32,54% dari tahun 2008. > > >