Kasus yang terjadi di SP menurut saya adalah skandal berskala nasional yang rada aneh, baik pengungkapan maupun penyelesainnya oleh Bapepam dan BEI. Saya mencium dugaan bahwa SP "dengan sengaja dikorbankan" untuk satu kepentingan yang lebih besar, entah itu apa (mungkin Mr. Oentong lebih tahu).
Soalnya terlalu banyak hal yang aneh dalam kasus ini sbb: - Kenapa HR ditangkap di tanggal 24 Des. 2008, tapi suspensi atas SP baru dilakukan di tanggal 6 Jan. 2009? Apakah supaya petinggi2 Bapepam dan BEI tidak kehilangan muka pada saat SBY membuka hari trading pertama 2009 di tanggal 5 Jan. 2009? Atau supaya rekening2 pihak2 tertentu di SP bisa di-withdraw dulu 2 hari kerja sebelum suspensi? Atau supaya "hajatan" besar pihak2 tertentu tidak terganggu oleh bandar HR (kalo dia ini emang bandar asli, cuma skala-nya mungkin Mr. Oen yang lebih tahu)? - Kenapa cuma SP yang di-suspend dengan kenapa alasannya penggelapan? Terus terang, kalo anda tanya semua sekuritas yang punya fasilitas margin untuk nasabahnya, praktek yang dilakukan oleh HR itu sangat normal, dan udah jadi common practice. Ini kayak di bank, namanya pelanggaran BMPK (batas maksimal pemberian kredit). Saya nggak bela-belain HR (saya nggak ada urusan sama dia), tapi yang saya mau katakan adalah, apa yang dilakukan oleh HR itu masih sangat "fair" dibandingan praktek yang sama di sekuritas2 lain, apalagi yang plat merah. Kenapa saya bilang begitu, karena dia yang punya SP (duitnya disetor jadi modal di SP), ya sangat common-sense kalo siapapun yang jadi direksi nggak akan bisa bilang tidak kalo dia main marginnya seram2. Kalo nggak percaya, silakan tanya Pak Erry Firmansyah yang pernah jadi direktur di Group Lippo, bisa nggak bilang nggak, kalo owner minta sesuatu yang secara GCG nggak patut? Jangankan owner, jadi orang penting di republik ini, kalo minta sesuatu dari direksi di sekuritas plat merah, emang berani direksinya nolak? Ya nggak lah. Artinya, apa yang terjadi di SP, saya sangat yakin terjadi juga di sekuritas2 lain, apalagi yang plat merah. - Kenapa Bapepam dengan senak perutnya saja, lempar tanggung jawab masalah pengawasan terhadap SP ini? Jelas sekali, solusi "akses investor area ke KSEI" itu kelihatannya mau melemparkan tanggung jawab pengawasan keamanan efek nasabah dari Bapepam ke nasabah langsung. Apakah dengan membuka akses investor area ke KSEI akan menjamin masalah keamanan efek customer akan selesai? Logika berpikirnya koq aneh ya, kayak nasabah bank kalo udah dikasih kartu ATM, silakan tiap hari ngecek saldo anda pada bank anda via ATM, jadi kalo ada apa2 dengan dana anda jangan salahkan BI ya. Saya sich percaya Pak Fuad Rachmany itu bukan orang bodoh. Dia itu khan jebolan FE-UI, MA dan PhD-nya dari Amrik. For sure, pasti jauh lebih pintar dari saya lah. Cuma masalahnya dengan bapak kita yang satu ini adalah dia sangat yakin masyarakat kita kebanyakan masih bodoh sehingga dia ngomong kayak apa saja dikiranyanya orang akan manut saja. Zaman sudah berubah boss, orang boleh saja pintar, tapi kepintaran jangan dipake untuk membodohi orang dong. Kita2 ini walaupun IQ pas-pas-an tapi khan udah bisa akses informasi dari sana sini, dan nggak mau dibodohi terus. - Kenapa penyelesaian kasus SP itu kelihatannya diarahkan untuk membubarkan SP? Contohnya, semua rekening SP di-blokir, ya mana ada duit untuk bayar tagihan utilities. Lalu proses verifikasi yang bertele-tele, juga mengenai rekening SP di KPEI yang diblokir, sehingga penyelesaian transaksi-transaksi sebelum suspensi yang belum settled, menjadi tidak dapat dilakukan. Kemudian, setelah proses verifikasi, kenapa semua nasabah seolah2 diarahkan untuk memindahkan efek2-nya dari SP, seakan2 dikondisikan SP pasti akan ditutup? Ya mana ada investor yang mau beli SP dalam kondisi "kopong" / nggak ada customer-nya kayak gitu. - Kenapa SP yang adalah perusahaan yang bagus (baik dalam hal: jumlah retail customer base, jumlah kantor cabang, robust online system, business model franchise, operating procedure, karyawan/SDM yg professional dll) tidak di-value sama sekali oleh Bapepam dan BEI)? Bagi saya ini sama saja dengan membiarkan BCA jatuh waktu krisis yang lalu. BTW, mengenai SDM-nya, apa yang dikatakan oleh Pak Yudizz sama dengan masukan yang saya dapat dari sumber yang lain. Mereka sangat dedicated dan helpful dalam membantu nasabah sejak suspensi, bahkan sampai dengan saat ini. Saya bisa membayangkan kalau saya ada di posisi mereka, betapa sangat melelahkannya lahir dan batin, mereka melakukan semua hal ini. Menurut saya, dalam kasus SP ini, kesalahan yang paling besar harus ditanggung oleh Bapepam (sama dengan kasus Antaboga, salahnya ada pada BI). Kenapa? Karena mereka sudah tahu dari dulu2 mengenai common practices ini, tapi tidak melakukan apa-apa (kesalahan karena pembiaran atau omission / failure to act). Jadi karena Bapepam yang bersalah, maka sudah sepatutnya kalau pemerintah melakukan bail-out atas kerugian nasabah SP, sekaligus semua pejabat2 yang bertanggung jawab segera dicopot (malu dong ama Polri yang sering di-enyek2, ternyata lebih professional dalam menindak prajurit sampai jendralnya yang dianggap bertanggungjawab terhadap suatu insiden). Karena kesalahannya ada pada instansi pemerintah, ya sudah sepantasnyalah kalau pemerintah bertanggung jawab nalangin kerugian yang terjadi. Kesimpulannya: 1. Selamatkan SP sebagai perusahaan yang baik (kalo perlu dinasionalisasi) 2. Bail-out kerugian semua nasabah SP (kalo belum ada UU-nya, segera bikin dan berlaku surut) 3. Copot pejabat2 Bapepam yang bertanggung-jawab 4. Re-regulasi kembali aturan-aturan main yang ada dan awasi kelakuan semua sekuritas dengan ketat (incl. Perjanjian pinjam meminjam antar nasabah dengan sekuritas) 5. Atur publikasi laporan keuangan sekuritas2 di koran2 / website BEI 6. Proses hukum HR dan semua pejabat SP yang terbukti bersalah 7. Usut juga "common practices" yang sama di semua sekuritas lain, termasuk di yang berplat merah Bagi saya, pasar modal itu kayak tempat main "game", it's a money game. Semua bisa menang atau kalah dalam game ini. Yang penting adalah, mainnya harus fair. Kalo ada yang nggak fair, kita harus ngomong, minimal ngasih tahu ke orang yang "nge-set" aturan mainnya, bahwa kita ini bukan kambing. Jadi kalo ngatur aturan main, mbok ya yang fair gitu lho. Matur nuwun. Regards, Bandar Bola 2009/2/19 y_dizz <y_d...@mail2web.com> > No need to say sorry sebetulnya. Dalam kasus ini semua dirugikan, baik > nasabah maupun karyawan SP. Kita semua sama2 merasa sakit. > > Saya sangat bersimpati, dan sejujurnya salut dengan kerja keras para > karyawan & staf SP. Di tempat saya (SP Jl. Flores, Surabaya), mereka > masih tetap masuk kantor walaupun listrik & telepon sudah diputus, > tetap melayani kami2 yang setiap hari telepon menanyakan kabar > investasi kami, meskipun kadang ada juga caci maki. Padahal ini sudah > hampir akhir bulan, dan belum ada kejelasan tentang nasib pekerjaan > mereka. Gaji mereka kemungkinan cuma dibayar sampai bulan ini saja. > > Semenjak kasus SP ini meledak, saya sebenarnya sudah hilang > kepercayaan terhadap pasar modal kita. Saya bukan bermaksud > memprovokasi atau menakut2i member lain, tapi entah mengapa setelah > jam trading selesai, ada perasaan tidak tenang yang muncul, apakah > investasi kita masih aman besok. Jujur, tidur di malam hari saat ini > lebih tidak tenang dibanding saat crash Oktober lalu. Di benak kita > semua saat ini pasti ada rasa ketidakyakinan itu. Apakah sekuritas > kita bisa dipercaya? Apakah dana & saham kita tidak disalahgunakan > oleh orang2 tertentu? > > Mungkin Embah ada benarnya dari sisi bandarmologi. Retail tidak cukup > lagi ditakut2i dengan membanting harga saham. Ada cara2 baru > sekarang. Gagal bayar repo lah, sekuritas nilep duit nasabah lah. > Selalu ada cara2 kotor yang bisa dilakukan untuk menghabisi retail. > > Terlepas dari itu semua, kejadian ini sebenarnya bukan yang pertama > dan saya yakin bukan yang terakhir. Saya baru aktif trading setahun > terakhir. Senior2 di sini tentu banyak yang jadi saksi kekejaman > pasar modal. Siapa yang lupa aksi BT menggoreng Bank Pikko tahun > 1997, lalu Jasabanda dan DSFI, UBS dan BIMA, serta yang paling heboh > tentu saja TMPI. Kalo kita perhatikan makin lama kasus yang muncul > semakin parah saja, padahal modus operandinya ya itu2 doang. > > Kita sudah berkali2 kecolongan, yang jadi pertanyaan : > Penjahatnya yang MAKIN PINTER, atau pengawasnya yang MAKIN TOLOL? > > Sudah lah, email saya sudah kepanjangan. Saya juga udah capek > menghina2 Bapepam & Fuad, toh mereka tebel muka aja. Untuk jangka > panjang saya masih pesimis dengan pasar modal Indonesia. Buat apa > invest di saham kalo lebih aman nyimpen duit di bawah bantal? > > Regards, > Yudizz > > Recent Activity > > - 5 > New > Members<http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/members;_ylc=X3oDMTJmMW4xZnZwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE2NTIzNTUEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDAxNzc5BHNlYwN2dGwEc2xrA3ZtYnJzBHN0aW1lAzEyMzUwNTYzOTY-> > > Visit Your Group > <http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar;_ylc=X3oDMTJlN2pxZm5yBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE2NTIzNTUEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDAxNzc5BHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTIzNTA1NjM5Ng--> > Give Back > > Yahoo! for > Good<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTJtYmo5MTQyBF9TAzk3MzU5NzE0BF9wAzEEZ3JwSWQDMTY1MjM1NQRncnBzcElkAzE3MDUwMDE3NzkEc2VjA25jbW9kBHNsawNicmFuZARzdGltZQMxMjM1MDU2Mzk2;_ylg=1/SIG=11314uv3k/**http%3A//brand.yahoo.com/forgood> > > Get inspired > > by a good cause. > Y! Toolbar > > Get it > Free!<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTJvM281aXBkBF9TAzk3MzU5NzE0BF9wAzIEZ3JwSWQDMTY1MjM1NQRncnBzcElkAzE3MDUwMDE3NzkEc2VjA25jbW9kBHNsawN0b29sYmFyBHN0aW1lAzEyMzUwNTYzOTY-;_ylg=1/SIG=11c6dvmk9/**http%3A//toolbar.yahoo.com/%3F.cpdl=ygrps> > > easy 1-click access > > to your groups. > Yahoo! Groups > > Start a > group<http://groups.yahoo.com/start;_ylc=X3oDMTJvZjkwN25nBF9TAzk3MzU5NzE0BF9wAzMEZ3JwSWQDMTY1MjM1NQRncnBzcElkAzE3MDUwMDE3NzkEc2VjA25jbW9kBHNsawNncm91cHMyBHN0aW1lAzEyMzUwNTYzOTY-> > > in 3 easy steps. > > Connect with others. > . > > >