You've Got the POINT, sir. You put it in the RIGHT PROPORTION. saya kira kita semua sama-2 belajar disini.
Yg masih Culun kayak saya, berusaha BELAJAR meningkatkan kemampuan agar bisa mendekati KEMAMPUAN para SUHU disini. yg sudah MASTER kayak guru & suhu2 disini, berusaha BELAJAR agar tidak tersusul ilmunya oleh murid-2 disini, hehehe .... Yg GAK MAU BELAJAR ??? hhmm ... saya kira semua pasti tau jawabannya ... orang sekelas MBAH aja masih mau belajar kok. ngomong-2 kemana MBAH ya? kayaknya setelah dari KUTA pake GOOGLE Bumi, gak balik-2 lagi nih. KECANTOL sama BULE disana kah MBAH? salam, Muchamad Arifin wrote: > > > Saya sebelumnya tidak pernah posting di Milis ini (Obrolan Bandar) dan > hanya menjadi member pasif saja karena saya merasa masih yunior di Stock > Market. Tapi melihat perkembangan diskusi mengenai PGAS dan kemudian > merembet kepada pembuktian mana yang unggul antara FA dan TA saya jadi > tertarik untuk ikutan posting. > > Kalau dirunut ke belakang diskusi ini dimulai dari postingan tanggal 5 > Oktober mengenai PGAS dimana satu kutub mengatakan akan naik dengan > berdasarkan Instinc & FA dan kutub lain akan turun dengan berdasarkan > TA, dan kemudian ternyata harga PGAS naik. Kemudian satu Kutub > mengatakan Kaum FA meng-KO Technicalist. > > Setahu saya jarang sekali FA digunakan untuk memprediksi saham dalam > kurun waktu satu-dua hari, kenapa? short-term pricing on the stock > market is generally irrational, and long-term values are driven by > business growth, jadi saya kira dalam kasus ini bukan berarti FA > mengalahkan TA. Kenapa saya bilang begitu? Setahu saya tidak ada berita > yang signifikan yang dapat menggerakkan harga saham Pada hari itu (tgl > 5 -6 oktober 2006) so it's irrational in short-term (2 days). > > Selanjutnya saya ingin mengomentari pernyataan bahwa "FA lebih unggul > dari TA" > > Saya kurang sependapat dengan pendapat ini, menurut saya masing-masing > saling melengkapi dan tergantung tipe kita masing-masing dalam > berinvestasi di Stock market. Kalau tidak salah embah pernah menulis > seperti ini (CMIIW): > > "untuk day trader lupakan FA dan untuk long term investor lupakan TA" > saya sangat setuju dengan pendapat embah…. Jadi untuk day trader yang > dalam sehari bisa keluar masuk market beberapa kali …FA tidak ada > gunanya, demikian pula untuk long term investor (misal buat keep 5 > tahun) gak usah mikirin TA, kapan aja masuk market OK saja. > > Selanjutnya kembali ke FA…… > > Secara garis besar analisa dengan FA saya bagi dalam dua bagian untuk > memudahkan pembahasan: > > 1. Pertama, adalah menjabarkan segala indikator fundamental secara > integral dari Makro baik Internasional maupun domestik sampai ke > Corporate Level (CMIIW) > 2. Kedua, setelah langkah pertama selesai ujung dari analisa FA > adalah valuasi saham. > > Pada tahap pertama terdapat kelemahan dari FA yaitu walaupun FA > menggunakan metode kuantitative, pada tahap ini subyektifitas masih > muncul terutama disebabkan asumsi-asumsi yang dipakai. Bisa jadi analis > satu dengan lainnya (baca investor yg melakukan analisa, bukan analis > sbg profesi biar tidak terjadi polemik baru) menggunakan asumsi yang > berbeda sehingga hasil dari analisa tersebut menjadi berbeda. Dalam > kenyataannya hal ini sering terjadi, saya ambil contoh sewaktu ANTM > berada di 3.700-an (kalau tidak salah) analisa FA dari OD mengatakan > SELL dengan Target 2.800 dan dalam waktu yang bersamaan ML mengatakan > BUY dengan Target di atas 5.000. > > Apakah analis OD salah?? ….. tidak karena memang itu biasa terjadi > dalam analisa dengan FA., subyektifitasnya masih ada. Trus Ketika > terjadi inverted yield curve di Amrik sono para analis FA banyak yang > berbeda pendapat banyak yang mengatakan bahwa inverted yield curve > merupakan tanda-2 akan terjadi resesi (sesuai text book memang demikian) > so sebaiknya cabut dari market, di sisi yang lain mengatakan tidak > dengan berbagai asumsinya. Kenyataanya kemarin-2 Indeks DJ malah > ngacir. Jadi sekali lagi hasil dari FA tergantung asumsi yang dipakai. > > Pada tahap yang kedua ada juga kelemahan yaitu dalam valuasi saham > dengan menggunakan FA banyak sekali metode yang digunakan untuk valuasi > saham diantaranya Discounted Free Cash flow (DCF), DDM, PER, PBV,……dst, > dan setiap metode bisa dipakai untuk justifikasi jual atau beli. > Ironisnya tidak jarang masing-masing metode saling berbenturan. > > Kemudian salah satu asumsi dalam FA adalah "the relationship between > value and the underlying financial factor can be measured" sehubungan > dengan hal itu maka dalam FA untuk menghitung valuasi saham diperlukan > Proxy dari financial performance suatu perusahaan yang sehari-hari kita > kenal Financial statement perusahaan. > > Penggunaan Proxi Financial statement dalam menghitung valuasi saham > menimbulkan resiko bias. Creative accounting akan menghasilkan > angka-angka dalam laporan keuangan yang secara standar akuntansi benar > namun tidak mewakili kebenaran substantifnya, hal inilah yang dilakukan > oleh Enron …..salah satunya dengan membuang sesuatu yang berbau > "amis/busuk" ke SPVnya dimana SPV tersebut tidak dilakukan konsolidasi, > sehingga tidak terlihat dalam Laporan Keuangan. > > Sudah banyak kita dengar skandal akuntansi terjadi di berbagai belahan > dunia kita ambil contoh Sejak periode 1980-an dan 1990-an banyak sekali > contoh kejadian yang diakibatkan oleh kegagalan pelaporan (lap. > Keuangan). Di Inggris melibatkan nama-nama seperti Maxwell, BCCI, > Barings, di Perancis dengan Credit Lyonnais, Jerman dengan Schneider, > Australia dengan AWA dan Tricontinental, Jepang dengan Yamaichi, di USA > Waste Management,Cendant, Sunbeam. > > Di Fortune terbitan 2002 (saya lupa bulan apa) dilaporkan 25 > perusahaan harga sahamnya jatuh lebih dari 75% selama Januari 1999 > sampai dengan Mei 2002 yang mengakibatkan kerugian sekitar 23 milyar US > dolar. Di Indonesia juga tidak ketinggalan dengan skandal akuntansi > contohnya Kimia Farma dan Lippo walaupun impactnya tidak begitu dasyat. > Sekarang pertanyaanya adalah apakah Laporan Keuangan masih bisa > dipercaya dalam analisa FA?....... Jawabanya bukan "Ya" atau "tidak" > tapi jawabanya adalah "Trus Pakai apa dong kalau bukan pakai Financial > Statement" > > OK kalau begitu saya coba masuk ke wilayah akuntansi……. > > Standard akuntansi yang baik haruslah user focus artinya haruslah dapat > memberikan gambaran yang benar kepada user (dalam hal ini investor) > mengenai kondisi perusahaan, menurut Arthur Levitt pada saat menjadi > Ketua SEC (tahun berapa dulu ya??? Lupa saya) mengatakan "Standar > akuntansi yang baik akan menciptakan laporan keuangan yang melaporkan > kejadian-kejadian periode pada saat terjadi, bukan sebelum ataupun > sesudahnya. Ini berarti bahwa tidak ada extra cadangan /"rainy day,"/ > tidak ada penangguhan pengakuan loss, dan /actual volatility/ tidak di > rekayasa untuk membuat gambaran yang mantap dan berkembang secara > konsisten." > > Pertanyaannya …apakah standar akuntansi yang sekarang memberikan hal > tersebut?? I don't think so …….. selama dilematis dalam akuntansi antara > relevance dan reliability masih ada yang menimbulkan conservative dalam > penyusunan Laporan Keuangan, impian itu masih belum terwujud…… Banyak > PR yang harus dikerjakan oleh para ahli akuntansi untuk hal ini. > > Masih banyak kelemahan-2 dalam standar akuntansi yang berakibat Laporan > Keuangan tidak bisa maksimal sebagai Proxi dari perusahaan, yang kalau > dibahas di milis akan sangat berkepanjangan. Hal ini baru kelemahan > dengan bisnis model saat ini, belum termasuk kelemahan dengan bisnis > model masa depan… wah…. Lebih banyak lagi deh. jadi sementara sampai > disini pembahasan lemahnya Laporan keuangan. > > Kualitas laporan keuangan dipengaruihi oleh /Accounting standard > quality, Audit Quality, dan Corporate Governance. /Yang baru saja di > uraikan itu merupakan lemahnya Laporan keuangan sebagai Proxi perusahaan > dari sisi Standar akuntansi saja lo... belum yang lain. Kalau mau > lengkap tentu saja di bahas kelemahan dalam dua hal lagi yaitu Audit > Quality dan Corporate Governance... wah...wah...wah.... bisa-bisa tambah > lagi deh ke"cacat"-annya laporan keuangan > > Dengan adanya "cacat bawaan" Laporan Keuangan tersebut analisa FA masih > menggunakan laporan keuangan sebagai proxi perusahaan apakah ini > salah?.... tentu saja tidak karena tidak ada lagi selain laporan > keuangan, adanya Cuma itu… trus pakai apa dong????? Yang salah adalah > para penggila FA yang mengatakan FA adalah segala-galanya, apakah mereka > menutup mata ataukah tidak tahu permasalahannya. Dengan analisa FA akan > menghasilkan valuasi yang tidak akan menunjukkan kebenaran absolut 100% > karena Proxi yang digunakan juga tidak bisa menggambarkan 100%. Ya….. > 60% saja mungkin sudah bagus. > > Apakah dengan ini FA terus tidak berguna?? Tentu saja tidak….. FA tetap > merupakan salah satu tool dalam berinvestasi di stock market. Walaupun > tidak selalu benar tetapi FA tetap saja berguna…. saya teringat omongan > kakek Warren Buffett … beliau bilang "I'd rather be approximately right > than completely wrong." > > > Kelemahan FA secara mendasar juga dialami TA secara mendasar pula, saya > akan mencoba berangkat dari awal dengan premises on the technical > approach dari TA yaitu: > > 1. History Always Repeat Itself asumsi ini berdasarkan study of human > psychology, saya tidak yakin asumsi ini sepenuhnya benar (bukan > berarti salah total) dalam pergerakan harga saham di Stock > market…… paling tidak sampai saat ini belum terbukti benar secara > empiris (berdasarkan riset akademik/non akademik)….yang ada adalah > berbagai riset mengatakan the market follows a random walk. Jadi > kalau memang pada suatu waktu terjadi history Repeat itu merupakan > suatu kebetulan, karena tidak terjadi secara konsisten dalam suatu > kurun waktu yang lama dan dalam berbagai situasi. > 2. Yang kedua adalah Market Action discount everything. Saya juga > tidak setuju dengan asumsi ini karena pada kenyataannya tidak > demikian. Asumsi itu seolah-olah mengatakan bahwa market itu > efisien … toh pada kenyataanya banyak yang mendapatkan abnormal > return dari bursa saham. Ini kan menunjukkan bahwa market itu > tidak efisien. Lagi pula kalau market efisien ngapain dianalisa… > toh semua pemain pasar tahu semua (sekali lagi pada kenyataanya > masih ada pekerjaan analis saham baik FA/TA itu menunjukkan market > tidak efisien). Nah ini ada lagi ….. assumsi dari efficient market > hyphotesis adalah market participants have symmetrical information > and access to obtain the information is cost free. Hal ini kan > tidak terjadi di dunia nyata kan??? Jadi bagaimana mungkin Market > action discount everything. Tapi lucunya dari beberapa literatur > akademis, semua uji market effiencies menunjukkan bahwa the market > is efficient… he….he….he… lucu ya. > > Dari kelemahan-kelemahan premises on the technical approach tentu saja > TA membawa cacat bawaan seperti FA sebagaimana diuraikan di atas, > sehingga teknik-2 dalam TA juga jauh dari sempurna. TA juga menghasilkan > metode/teknik yang satu sama lain bisa saling berbenturan sehingga dapat > menimbulkan subyektifitas penggunanya. > > So..... FA Or TA ??????..... > > Menurut saya keduanya mempunyai kegunaan untuk membantu para investor > dalam mengambil keputusan investasi. Tidak untuk diperdebatkan salah > satu lebih unggul dari yang lainnya karena masing-masing juga bukan > merupakan sesuatu yang sempurna. FA dan TA bisa digunakan > sendiri-sendiri seperti Warren Buffett (FA) dan Nicolas Darvas (TA) > maupun digunakan secara bersamaan William O'neil (FA & TA). > > > OK… kembali ke kasus PGAS ….. Pak Vibby rekomendasikan PGAS Down trend- > not time to BUY dengan alasan TA, kemudian ternyata besoknya naik. > Apakah TA-nya yang salah???? .. tidak dong.. Pak Vibby mengambil time > frame yang pendek (karena pak vibby trader) dengan menarik down trend > sejak 16 Agustus 2006… toh kalau break 12.000 pasti TA pak Vibby bilang > BUY. Tapi kalau dilihat dengan time frame yg lebih panjang dengan > menarik garis sejak 9 Maret 2006 maka harga tanggal 4 September 2006 > sudah deket dengan support waktunya BUY. Trus siapa yang benar di > sini???.... semuanya benar tidak ada yang salah sesuai dengan time > frame masing-masing. Justru yang lucu adalah ada yang bilang kenaikan > itu (dalam 1 hari) berdasarkan analisa FA??? … he..he… he… jadi inget > omonganya Pak Ferry Latuhihin (chief economist BII) beliau adalah > analis FA tulen … kalau ditanya besok harga saham ini mau kemana?... > pasti akan di jawab meneketehek (baca=mana gue tahu)… emangnya gue > dukun. Dia bilang FA berguna untuk melihat arah harga saham in the long > run…. not day to day jack (saya sangat setuju dengan Pak Ferry Latuhihin) > > > > *Kesimpulan:* > > Dari uraian di atas dapat saya simpulkan sbb: > > 1. FA atau TA menurut saya keduanya mempunyai kegunaan untuk > membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi. Tidak > untuk diperdebatkan salah satu lebih unggul dari yang lain. > Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. > 2. Buat pak Vibby saya salut dengan anda karena bisa menyampaikan > pendapat dengan disertai alasan-2 kenapa anda berkesimpulan > seperti itu, terlepas salah atau benar. Buat saya yang penting ada > reason di dalamnya bukan asal-asalan. > 3. Saya ini masih dalam tahap belajar, masih bau kencur, dan tempat > belajar salah satunya adalah milis Obrolan Bandar ini…. sayang > kalau orang-2 seperti Pak Vibby, Pak Oentoeng, Mr. FS, Pak Busur, > DLL berhenti posting. Bukan masalah benar/salah… kita kan bukan > dukun tapi kita bisa saling sharing pandangan dari view yang > berbeda. Ngomong-ngomong jadi kangen sama ulasan-ulasan Mr. FS nih…… > 4. Tulisan ini bukan bermaksud menyerang atau yang semacamnya kepada > pihak-pihak tertentu, kalau ada pihak-pihak yang kurang berkenan > saya mohon dimaafkan. > > > Sepertinya tulisan ini sudah terlalu panjang silahkan bagi yang mau > mengomentari, tapi postingan saya cukup sekali ini saja …. Saya mau > kembali jadi member pasif saja dan belajar lagi kepada para senior di > Milis Obrolan Bandar ini. > > > Salam > > > Muchamad Arifin > (yang lagi belajar FA dan TA tapi gak bisa-bisa) > > Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/