Wah... kalo yang begini ini jangan jadi member pasif dong... sering2 posting dong pak...
Redy --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Muchamad Arifin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya sebelumnya tidak pernah posting di Milis ini (Obrolan Bandar) dan hanya > menjadi member pasif saja karena saya merasa masih yunior di Stock Market. > Tapi melihat perkembangan diskusi mengenai PGAS dan kemudian merembet kepada > pembuktian mana yang unggul antara FA dan TA saya jadi tertarik untuk > ikutan posting. > > Kalau dirunut ke belakang diskusi ini dimulai dari postingan tanggal 5 > Oktober mengenai PGAS dimana satu kutub mengatakan akan naik dengan > berdasarkan Instinc & FA dan kutub lain akan turun dengan berdasarkan TA, > dan kemudian ternyata harga PGAS naik. Kemudian satu Kutub mengatakan Kaum > FA meng-KO Technicalist. > > Setahu saya jarang sekali FA digunakan untuk memprediksi saham dalam kurun > waktu satu-dua hari, kenapa? short-term pricing on the stock market is > generally irrational, and long-term values are driven by business growth, > jadi saya kira dalam kasus ini bukan berarti FA mengalahkan TA. Kenapa saya > bilang begitu? Setahu saya tidak ada berita yang signifikan yang dapat > menggerakkan harga saham Pada hari itu (tgl 5 -6 oktober 2006) so it's > irrational in short-term (2 days). > > Selanjutnya saya ingin mengomentari pernyataan bahwa "FA lebih unggul dari > TA" > > Saya kurang sependapat dengan pendapat ini, menurut saya masing- masing > saling melengkapi dan tergantung tipe kita masing-masing dalam berinvestasi > di Stock market. Kalau tidak salah embah pernah menulis seperti ini (CMIIW): > > "untuk day trader lupakan FA dan untuk long term investor lupakan TA" saya > sangat setuju dengan pendapat embah . Jadi untuk day trader yang dalam > sehari bisa keluar masuk market beberapa kali FA tidak ada gunanya, > demikian pula untuk long term investor (misal buat keep 5 tahun) gak usah > mikirin TA, kapan aja masuk market OK saja. > > Selanjutnya kembali ke FA > > Secara garis besar analisa dengan FA saya bagi dalam dua bagian untuk > memudahkan pembahasan: > > 1. Pertama, adalah menjabarkan segala indikator fundamental secara > integral dari Makro baik Internasional maupun domestik sampai ke Corporate > Level (CMIIW) > 2. Kedua, setelah langkah pertama selesai ujung dari analisa FA adalah > valuasi saham. > > Pada tahap pertama terdapat kelemahan dari FA yaitu walaupun FA menggunakan > metode kuantitative, pada tahap ini subyektifitas masih muncul terutama > disebabkan asumsi-asumsi yang dipakai. Bisa jadi analis satu dengan lainnya > (baca investor yg melakukan analisa, bukan analis sbg profesi biar tidak > terjadi polemik baru) menggunakan asumsi yang berbeda sehingga hasil dari > analisa tersebut menjadi berbeda. Dalam kenyataannya hal ini sering terjadi, > saya ambil contoh sewaktu ANTM berada di 3.700-an (kalau tidak salah) > analisa FA dari OD mengatakan SELL dengan Target 2.800 dan dalam waktu yang > bersamaan ML mengatakan BUY dengan Target di atas 5.000. > > Apakah analis OD salah?? .. tidak karena memang itu biasa terjadi dalam > analisa dengan FA., subyektifitasnya masih ada. Trus Ketika terjadi inverted > yield curve di Amrik sono para analis FA banyak yang berbeda pendapat banyak > yang mengatakan bahwa inverted yield curve merupakan tanda-2 akan terjadi > resesi (sesuai text book memang demikian) so sebaiknya cabut dari market, di > sisi yang lain mengatakan tidak dengan berbagai asumsinya. Kenyataanya > kemarin-2 Indeks DJ malah ngacir. Jadi sekali lagi hasil dari FA > tergantung asumsi yang dipakai. > > Pada tahap yang kedua ada juga kelemahan yaitu dalam valuasi saham dengan > menggunakan FA banyak sekali metode yang digunakan untuk valuasi saham > diantaranya Discounted Free Cash flow (DCF), DDM, PER, PBV, dst, dan setiap > metode bisa dipakai untuk justifikasi jual atau beli. Ironisnya tidak jarang > masing-masing metode saling berbenturan. > > Kemudian salah satu asumsi dalam FA adalah "the relationship between value > and the underlying financial factor can be measured" sehubungan dengan hal > itu maka dalam FA untuk menghitung valuasi saham diperlukan Proxy dari > financial performance suatu perusahaan yang sehari-hari kita kenal Financial > statement perusahaan. > > Penggunaan Proxi Financial statement dalam menghitung valuasi saham > menimbulkan resiko bias. Creative accounting akan menghasilkan angka-angka > dalam laporan keuangan yang secara standar akuntansi benar namun tidak > mewakili kebenaran substantifnya, hal inilah yang dilakukan oleh Enron > ..salah satunya dengan membuang sesuatu yang berbau "amis/busuk" ke SPVnya > dimana SPV tersebut tidak dilakukan konsolidasi, sehingga tidak terlihat > dalam Laporan Keuangan. > > Sudah banyak kita dengar skandal akuntansi terjadi di berbagai belahan dunia > kita ambil contoh Sejak periode 1980-an dan 1990-an banyak sekali contoh > kejadian yang diakibatkan oleh kegagalan pelaporan (lap. Keuangan). Di > Inggris melibatkan nama-nama seperti Maxwell, BCCI, Barings, di Perancis dengan > Credit Lyonnais, Jerman dengan Schneider, Australia dengan AWA dan > Tricontinental, > Jepang dengan Yamaichi, di USA Waste Management,Cendant, Sunbeam. > > Di Fortune terbitan 2002 (saya lupa bulan apa) dilaporkan 25 perusahaan > harga sahamnya jatuh lebih dari 75% selama Januari 1999 sampai dengan Mei > 2002 yang mengakibatkan kerugian sekitar 23 milyar US dolar. Di Indonesia > juga tidak ketinggalan dengan skandal akuntansi contohnya Kimia Farma dan > Lippo walaupun impactnya tidak begitu dasyat. Sekarang pertanyaanya > adalah apakah > Laporan Keuangan masih bisa dipercaya dalam analisa FA?....... Jawabanya > bukan "Ya" atau "tidak" tapi jawabanya adalah "Trus Pakai apa dong kalau > bukan pakai Financial Statement" > > OK kalau begitu saya coba masuk ke wilayah akuntansi . > > Standard akuntansi yang baik haruslah user focus artinya haruslah dapat > memberikan gambaran yang benar kepada user (dalam hal ini investor) mengenai > kondisi perusahaan, menurut Arthur Levitt pada saat menjadi Ketua SEC (tahun > berapa dulu ya??? Lupa saya) mengatakan "Standar akuntansi yang baik akan > menciptakan laporan keuangan yang melaporkan kejadian-kejadian periode pada > saat terjadi, bukan sebelum ataupun sesudahnya. Ini berarti bahwa tidak ada > extra cadangan *"rainy day,"* tidak ada penangguhan pengakuan loss, dan *actual > volatility* tidak di rekayasa untuk membuat gambaran yang mantap dan > berkembang secara konsisten." > > Pertanyaannya apakah standar akuntansi yang sekarang memberikan hal > tersebut?? I don't think so .. selama dilematis dalam akuntansi antara > relevance dan reliability masih ada yang menimbulkan conservative dalam > penyusunan Laporan Keuangan, impian itu masih belum terwujud Banyak PR > yang harus dikerjakan oleh para ahli akuntansi untuk hal ini. > > Masih banyak kelemahan-2 dalam standar akuntansi yang berakibat Laporan > Keuangan tidak bisa maksimal sebagai Proxi dari perusahaan, yang kalau > dibahas di milis akan sangat berkepanjangan. Hal ini baru kelemahan dengan > bisnis model saat ini, belum termasuk kelemahan dengan bisnis model masa > depan wah . Lebih banyak lagi deh. jadi sementara sampai disini pembahasan > lemahnya Laporan keuangan. > > Kualitas laporan keuangan dipengaruihi oleh *Accounting standard quality, > Audit Quality, dan Corporate Governance. *Yang baru saja di uraikan itu > merupakan lemahnya Laporan keuangan sebagai Proxi perusahaan dari sisi > Standar akuntansi saja lo... belum yang lain. Kalau mau lengkap tentu saja > di bahas kelemahan dalam dua hal lagi yaitu Audit Quality dan Corporate > Governance... wah...wah...wah.... bisa-bisa tambah lagi deh ke"cacat"-annya > laporan keuangan > > Dengan adanya "cacat bawaan" Laporan Keuangan tersebut analisa FA masih > menggunakan laporan keuangan sebagai proxi perusahaan apakah ini salah?.... > tentu saja tidak karena tidak ada lagi selain laporan keuangan, adanya Cuma > itu trus pakai apa dong????? Yang salah adalah para penggila FA yang > mengatakan FA adalah segala-galanya, apakah mereka menutup mata ataukah > tidak tahu permasalahannya. Dengan analisa FA akan menghasilkan valuasi yang > tidak akan menunjukkan kebenaran absolut 100% karena Proxi yang digunakan > juga tidak bisa menggambarkan 100%. Ya .. 60% saja mungkin sudah bagus. > > Apakah dengan ini FA terus tidak berguna?? Tentu saja tidak .. FA tetap > merupakan salah satu tool dalam berinvestasi di stock market. Walaupun tidak > selalu benar tetapi FA tetap saja berguna . saya teringat omongan kakek Warren > Buffett beliau bilang "I'd rather be approximately right than completely > wrong." > > > Kelemahan FA secara mendasar juga dialami TA secara mendasar pula, saya > akan mencoba berangkat dari awal dengan premises on the technical approach > dari TA yaitu: > > 1. History Always Repeat Itself asumsi ini berdasarkan study of human > psychology, saya tidak yakin asumsi ini sepenuhnya benar (bukan berarti > salah total) dalam pergerakan harga saham di Stock market paling > tidak sampai saat ini belum terbukti benar secara empiris (berdasarkan riset > akademik/non akademik) .yang ada adalah berbagai riset mengatakan the market > follows a random walk. Jadi kalau memang pada suatu waktu terjadi history > Repeat itu merupakan suatu kebetulan, karena tidak terjadi secara konsisten > dalam suatu kurun waktu yang lama dan dalam berbagai situasi. > 2. Yang kedua adalah Market Action discount everything. Saya juga > tidak setuju dengan asumsi ini karena pada kenyataannya tidak > demikian. Asumsi itu seolah-olah mengatakan bahwa market itu efisien toh > pada kenyataanya banyak yang mendapatkan abnormal return dari bursa saham. > Ini kan menunjukkan bahwa market itu tidak efisien. Lagi pula kalau market > efisien ngapain dianalisa toh semua pemain pasar tahu semua (sekali lagi > pada kenyataanya masih ada pekerjaan analis saham baik FA/TA itu menunjukkan > market tidak efisien). Nah ini ada lagi .. assumsi dari efficient market > hyphotesis adalah market participants have symmetrical information and > access to obtain the information is cost free. Hal ini kan tidak terjadi di > dunia nyata kan??? Jadi bagaimana mungkin Market action discount everything. > Tapi lucunya dari beberapa literatur akademis, semua uji market effiencies > menunjukkan bahwa the market is efficient he .he .he lucu ya. > > Dari kelemahan-kelemahan premises on the technical approach tentu saja > TA membawa > cacat bawaan seperti FA sebagaimana diuraikan di atas, sehingga teknik-2 > dalam TA juga jauh dari sempurna. TA juga menghasilkan metode/teknik yang > satu sama lain bisa saling berbenturan sehingga dapat menimbulkan > subyektifitas penggunanya. > > So..... FA Or TA ??????..... > > Menurut saya keduanya mempunyai kegunaan untuk membantu para investor dalam > mengambil keputusan investasi. Tidak untuk diperdebatkan salah satu lebih > unggul dari yang lainnya karena masing-masing juga bukan merupakan sesuatu > yang sempurna. FA dan TA bisa digunakan sendiri-sendiri seperti Warren > Buffett (FA) dan Nicolas Darvas (TA) maupun digunakan secara bersamaan > William O'neil (FA & TA). > > > OK kembali ke kasus PGAS .. Pak Vibby rekomendasikan PGAS Down trend- not > time to BUY dengan alasan TA, kemudian ternyata besoknya naik. Apakah TA-nya > yang salah???? .. tidak dong.. Pak Vibby mengambil time frame yang pendek > (karena pak vibby trader) dengan menarik down trend sejak 16 Agustus 2006 > toh kalau break 12.000 pasti TA pak Vibby bilang BUY. Tapi kalau dilihat > dengan time frame yg lebih panjang dengan menarik garis sejak 9 Maret 2006 > maka harga tanggal 4 September 2006 sudah deket dengan support waktunya BUY. > Trus siapa yang benar di sini???.... semuanya benar tidak ada yang > salah sesuai > dengan time frame masing-masing. Justru yang lucu adalah ada yang bilang > kenaikan itu (dalam 1 hari) berdasarkan analisa FA??? he..he he jadi > inget omonganya Pak Ferry Latuhihin (chief economist BII) beliau adalah analis > FA tulen kalau ditanya besok harga saham ini mau kemana?... pasti akan di > jawab meneketehek (baca=mana gue tahu) emangnya gue dukun. Dia bilang FA > berguna untuk melihat arah harga saham in the long run . not day to day jack > (saya sangat setuju dengan Pak Ferry Latuhihin) > > > > *Kesimpulan:* > > Dari uraian di atas dapat saya simpulkan sbb: > > 1. FA atau TA menurut saya keduanya mempunyai kegunaan untuk membantu > para investor dalam mengambil keputusan investasi. Tidak untuk diperdebatkan > salah satu lebih unggul dari yang lain. Keduanya mempunyai kelebihan dan > kekurangan masing-masing. > 2. Buat pak Vibby saya salut dengan anda karena bisa menyampaikan > pendapat dengan disertai alasan-2 kenapa anda berkesimpulan seperti itu, > terlepas salah atau benar. Buat saya yang penting ada reason di dalamnya > bukan asal-asalan. > 3. Saya ini masih dalam tahap belajar, masih bau kencur, dan tempat > belajar salah satunya adalah milis Obrolan Bandar ini . sayang kalau orang-2 > seperti Pak Vibby, Pak Oentoeng, Mr. FS, Pak Busur, DLL berhenti > posting. Bukan masalah benar/salah kita kan bukan dukun tapi kita bisa > saling sharing pandangan dari view yang berbeda. Ngomong- ngomong jadi kangen > sama ulasan-ulasan Mr. FS nih > 4. Tulisan ini bukan bermaksud menyerang atau yang semacamnya kepada > pihak-pihak tertentu, kalau ada pihak-pihak yang kurang berkenan saya mohon > dimaafkan. > > > Sepertinya tulisan ini sudah terlalu panjang silahkan bagi yang mau > mengomentari, tapi postingan saya cukup sekali ini saja . Saya mau kembali > jadi member pasif saja dan belajar lagi kepada para senior di Milis Obrolan > Bandar ini. > > > Salam > > > Muchamad Arifin > (yang lagi belajar FA dan TA tapi gak bisa-bisa) > > > > On 10/7/06, Halim Mintareja <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Biasalah... di OB banyak antek-antek bandar juga.. > > > > mereka juga punya kepentingan dengan arah PGAS dan pikiran retail terhadap > > PGAS > > > > Kalau sampai ada suara yang bisa menyatukan kaum retail musti cepat-cepat > > didistorsi.. bila perlu di eliminasi. > > Soal komentar jelek yang mengadu domba saya rasa juga dibuat oleh mereka.. > > saya yakin orang yang sudah lama berkecimpung di dunia saham dan untung > > tidak akan menulis komentar yang mengadu domba seperti itu... karena meraka > > faham betul yang dibicarakan itu TA atau FA. > > > > Mungkin ada beberapa antek bandar di OB yang merasa planning mereka > > ter-distorsi oleh coment-coment yang dibuat oleh bung Vibby... jadi mereka > > berusaha untuk mengeliminasi atau kembali menetralkan pengaruh comment bung > > Vibby. > > > > Just my view.. > > > > Soal PGAS.. saya rasa secara TA jelek sekali... secara FA saya masih > > menganggap valusi PGAS di 11950 murah sekali.. apalagi kasus Amaranth sudah > > selesai alias sudah dilikuidasi. Tapi downside akan terjadi.. mengingat IHSG > > sudah overbought dan TA kurang mendukung.. plus pemerintah yang ngambek ngak > > mau jualan > > > > Salam Coan > > hmin918 > > > > > > > Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/