Setuju, saya yakin selama masih ada hubungan dagang antar negara maka tidak mungkin ada decoupling, so teori decoupling selama ini hanya untuk menenangkan kita2 yg ada di negara berkembang bahwa efek dari apa yg terjadi di US dan EU tidak akan berdampak buruk bagi negara2 berkembang. Apakah pasar negara berkembang dapat menyerap produksi yg ada, menurut saya masih agak berat dan kedepannya keadaan lebih buruk masih sangat mungkin terjadi bagi ekonomi negara2 berkembang macam Indonesia.
pemainedan wrote: > Mbah, ini sekedar sharing opini saja. > > Dari sisi ekonomi, DECOUPLING sbnrnya tidak pernah dan tidak akan > pernah (plg tidak utk foreseeable future) terjadi. Hubungan ekonomi > antara negara2 consumer (US + Western Europe) dan negara2 produsen > (China + emerging markets) sangatlah erat. > > Keduanya tdk dapat tumbuh cepat tanpa pihak yg lainnya. Justru yg > dikhawatirkan skr adalah bahwa negara2 emerging markets ini (terutama > China), telah membuat kapasitas produksi yg luar biasa besar (utk > antisipasi demand besar yg diproyeksikan akan terus datang). Namun > demand ini tnyt tdk pernah datang. > > China misalnya, dia memiliki kapasitas produksi utk bisa men-supply > 40% dr ekonomi dunia, sdgkan GDP-nya hanya 7% dunia. Skr 40% ekonomi > dunia tsb sdg menyusut dg cepat. Dlm posisi ini, saya cdrg melihat > emerging markets akan terbanting lebih keras drpd developed markets. > Karena selain overcapacity (investment yg salah, yg pd akhirnya mesti > dilikuidasi), konsumsi jg akan menurun (double whammy). Sdgkan negara2 > maju, sbgn besar ekonominya menyusut hny krn konsumsi menurun. Saya > tdk pernah percaya data ekonomi China yg menyebutkan pertumbuhan 6.8%, > dll. Dg puluhan ribu pabrik yg tutup, pengangguran naik, dll. > bagaimana mungkin bisa tumbuh 6.8%? Common sense mengatakan something > is really wrong. > > Mengapa dulu negara2 berkembang ekonominya bisa berkembang cepat? Krn > credit bubble (yg pertama2 nampak pd housing bubble di US + Western > Europe). Housing bubble ini menimbulkan "wealth effect", yg membuat > org merasa kaya, dan menjadi konsumtif. Credit bubble ini menjalar, > dari housing ke area2 lain, sampai ujung2nya di commodity. Skr bubble > tsb telah pecah, dan utk liquidationnya, perlu proses panjang. > > Dari skala bubbble-nya, yg skr ini bahkan jauh lbh besar drpd Great > Depression 1929 & Japan 1990. Jepang hingga skr belum keluar dr proses > liquidation tsb, sudah hampir 2 dekade, lho. > > Opini saya, sbnrnya jika memang dulu pernah ada DECOUPLING (I really > doubt there has ever been), skr yg terjadi adalah RECOUPLING. Dg > pandangan2 spt ini, bisa jadi saya lbh bearish drpd P Oen. Utk > prediksi market akan kemana, Embah jauh lbh ahli dlm hal ini. hehehe... > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "jsx_consultant" > <jsx-consult...@...> wrote: > >> --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Rei <highwaystar91@> wrote: >> >>> Bahkan korea & taiwan hijau dgn nikkei & aussie membaik dari pagi... >>> >>> >> Index DUNIA selama 3 hari terakhir BERPISAH 4% lebih terhadap DJI, >> apakah index DUNIA akan DECOUPLING terhadap index USA yg cenderung >> turun ?. >> >> Atau akhirnya index dunia akan ikut DJIA juga ?. >> >> Ada yg bisa share OPINION ? >> >> Untuk investor ini MEMBINGUNGKAN tapi utuk trader: >> - JUST FOLLOW the WAVE and >> http://www.obrolanbandar.com/piwihsg.htm >> - LIMIT YOUR RISK in every game: >> >> > > > > ------------------------------------ > > + + > + + + + + > Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus > kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. > + + + + + > + +Yahoo! Groups Links > > > > >