Kemanakah offer yg begitu tebal pas bumi dibuka? apakah sdh settle via pasar nego?
2008/11/11 akbel alkram <[EMAIL PROTECTED]> > 1300 mbey.... > > ------------------------------ > *From:* datasahamku <[EMAIL PROTECTED]> > *To:* obrolan-bandar@yahoogroups.com > *Sent:* Tuesday, November 11, 2008 9:15:23 AM > *Subject:* [obrolan-bandar] Re: Saham Apa Yang Besok Naik? Tanya Anak Ini > Aja..! > > bro tolong tanyain saham sejuta umat BUMI...lowestnya ada diberapa > nih..hehehe. .. > > --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com <obrolan-bandar%40yahoogroups.com>, > "y_dizz" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > http://www.jawapos. co.id/metropolis /index.php? act=detail& > > nid=34721<http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=34721> > > > > > > > > [ Senin, 10 November 2008 ] > > Frolin Febiola, Pilih Homeschooling agar Lebih Fokus Meramal > > Berawal dari Sembuhkan Teman Kesurupan > > > > Masih sekolah, tapi bakat Frolin Febiola dalam meramal cukup menonjol. > > Ketika di bangku SMP, dia kewalahan melayani klien. Karena itu, > > menginjak jenjang SMA, orang tuanya lebih memilih homeschooling untuk > > menyelaraskan pelajaran dan meramal. > > > > SEKARING RATRI ADANINGGAR > > > > SAMBIL memejamkan mata, Frolin Febiola menggerakkan kedua tangannya ke > > atas. Sore itu, di rumahnya di kawasan Mojo, Surabaya Timur, dia > > bermeditasi, membaca prediksi asmara kliennya bernama Fina. Setelah > > beberapa saat, Frolin membuka mata dan menjelaskan prediksinya. > > > > Sebelum meramal, klien diminta mengisi formulir. Antara lain, menyebut > > nama, tempat tanggal lahir, dan zodiak. Di bawah data pribadi itu, Fina > > juga menuliskan data pribadi kekasihnya. Formulir tersebut lantas > > diserahkan kepada Frolin. ''Kamu santai saja, saya akan membaca prediksi > > nasib asmaramu,'' katanya. > > > > Gadis 17 tahun itu memang dikenal sebagai pembaca nasib. Misalnya, > > karir, jodoh, sifat, bakat, ruwatan, pagar diri, hingga mencari barang > > hilang. Selain dengan cara meditasi, dia juga meramal dengan cara > > melihat gurat mata klien. > > > > Karena bakatnya yang sangat menonjol itu, ketika memasuki jenjang SMA, > > kedua orang tua Frolin lebih memilih homeschooling untuk anak pertamanya > > tersebut. ''Tujuannya ya agar saya bisa fokus ke pekerjaan dan > > sekolah,'' ujarnya. > > > > Dia merasa metode homeschooling lebih fleksibel. Dengan bobot pelajaran > > yang sama dengan sekolah reguler, Frolin hanya perlu waktu dua hingga > > tiga jam sehari untuk belajar. Dengan demikian, gadis kelahiran 24 > > Februari 1991 itu lebih fokus pada setiap pelajaran. > > > > ''Kalau homeschooling kan nggak ada pelajaran olahraga atau pelajaran > > tambahan lainnya. Jadi, saya bisa lebih fokus pada pelajaran-pelajaran > > yang inti saja,'' jelasnya. > > > > Keputusan untuk memberikan pembelajaran kepada Frolin dengan metode > > homeschooling tersebut tidak diambil dengan tiba-tiba. Saat duduk di SMP > > Santo Yusuf, Pacet, Mojokerto, teman-teman Frolin berbondong-bondong > > datang minta diramal. > > > > Gadis itu ketahuan teman-temannya punya kelebihan ketika berhasil > > menyembuhkan temannya yang kesurupan di sekolah. Salah seorang temannya > > kemudian secara iseng minta diramal. Ternyata cocok. Sejak saat itu dia > > jadi langganan teman-temannya. Karena ramalan Frolin hampir selalu > > cocok, dia pun terkenal. > > > > Informasi dari mulut ke mulut membuat Frolin kebanjiran klien. Mulai > > adik kelas hingga kakak kelas. Bahkan, tak jarang dari murid-murid > > sekolah lain. Jam istirahat sekolah merupakan peak season bagi Frolin. > > Demi ramalan, mereka rela antre. Yang tidak sempat ''konsultasi' ' hari > > itu akan kembali antre keesokannya. > > > > Awalnya, putri pasangan Hardi Waluyo dan Sari Indarini itu meramal > > secara cuma-cuma. Tapi, kliennya tahu diri. Tak jarang mereka > > menyelipkan selembar uang. ''Namanya juga masih SMP, uang yang > > disisipkan itu hanya Rp 1.000,'' papar Frolin. "Tapi, saya sudah seneng > > banget. Begitu pulang, saya biasanya langsung pamer ke orang tua kalau > > dapat uang,'' lanjut cewek kelahiran Surabaya tersebut. > > > > Waktu itu keluarganya memang tinggal di Pacet, Mojokerto. Mereka pindah > > ke Surabaya sekitar dua tahun lalu. Meski bakatnya mulai mendatangkan > > duit, gadis bernama asli Febiola Rindi itu tidak lantas mengomersialkan > > jasanya. ''Saya sih terserah klien. Mau dikasih ya terima kasih, kalau > > tidak ya nggak papa. Saya sudah seneng bisa bantu orang,'' katanya. > > > > Namun, tidak begitu dengan adiknya, Girinda Wardhani. Dia memang sempat > > satu sekolah dengan Frolin di SMP. Ketika Frolin kelas III, Girinda > > kelas I. Melihat kakaknya banyak klien, Girinda bertindak sebagai humas > > dan pemasaran. Tidak jarang, dia mencarikan klien untuk Frolin. > > > > Selain pandai membentuk jaringan, Girinda juga pandai mengatur strategi. > > Jika permintaan membeludak, Girinda menyarankan kepada para klien agar > > menulis kasusnya seperti sebuah surat. Kasus-kasus tersebut disampaikan > > kepada Frolin. > > > > Keesokannya, surat-surat tersebut sudah mendapat balasan. Namun, bantuan > > itu bukan tanpa kompensasi. ''Dia (Girinda) selalu bilang gini kalau > > sudah dapat segebok surat dari klien: Nek dapat uang aku yo dikasih > > yo,'' ujar Frolin. > > > > Makin lama, Frolin kewalahan melayani permintaan klien. Akibatnya, > > prestasi sekolahnya sempat menurun. Konsentrasinya pun terganggu. Ketika > > lulus SMP, Frolin pun di-homeschooling- kan. > > > > Bakat Frolin muncul sejak di bangku sekolah dasar (SD). Kala itu, Frolin > > kerap berbicara sendiri. ''Dia sering berbicara pada tembok, lemari, > > kursi, pokoknya benda-benda mati,'' kenang Hardi Waluyo. Khawatir > > terhadap kondisi sang anak, Hardi membawa Frolin ke dokter. Tidak > > mendapat hasil, dia berkunjung ke seorang kiai. Tapi, hasilnya sama. > > ''Mereka semua bilang, anak saya baik-baik saja,'' kata pria berkacamata > > itu. > > > > Hardi pun menganggap kebiasaan menyimpang putrinya tersebut sebagai > > bagian dari daya imajinasi yang tinggi. Dia mulai menyadari bakat Frolin > > ketika putri sulungnya tersebut menyembuhkan orang kesurupan itu. > > ''Setelah saya melihat sendiri kemampuan Frolin, saya baru sadar, anak > > saya seorang indigo,'' tuturnya. > > > > Melihat potensi itu, Hardi mengambil tindakan untuk mengasahnya. Salah > > satunya dengan cara homeschooling tersebut. ''Agar dia bisa lebih fokus > > pada sekolah dan pekerjaan,'' ungkapnya. > > > > Bukan hanya itu. Dengan bantuan kenalannya yang bekerja di sebuah > > stasiun radio di Surabaya, sekitar September 2007, Frolin sempat > > mengasuh sebuah program ramal-meramal untuk anak muda. Program bernama > > Area Abu-Abu itu sempat melejitkan namanya. > > > > Dari siaran itulah dia menggunakan nama Frolin sebagai nama beken. > > Saking tersohornya, segmen yang dibidik melebar. Program yang semula > > untuk anak muda ternyata juga diminati orang-orang dewasa. Akhirnya, > > program tersebut terpaksa dihentikan. > > > > Kini, Frolin membuka usaha sendiri. Tak hanya membidik anak muda, tapi > > umum. Dia mengaku senang punya usaha seperti itu. Namun, tak jarang pula > > dia mendapat kasus aneh. Salah satunya, pengusaha wanita langganannya. > > > > Karena sudah cocok dengan ramalan Frolin, klien itu tak segan minta > > bantuan untuk hal-hal sepele. ''Misalnya, dia baru saja pakai kacamata, > > terus lupa naruh di mana. Dia langsung telepon saya, Fro, kacamata saya > > di mana ya,'' ujar Frolin lantas tersenyum. (cfu) > > > > > > > > Boleh juga tuh, besok saya mau coba ah datengin rumahnya... > > > > > >