----- Original Message -----
Sent: Tuesday, June 07, 2005 10:17
AM
Subject: Re: [obrolan-bandar] BUMI = hot
stock ? ...Re: JSX STOCK CLASSIFICATION based on Performance.
Disinilah
terlihat KEPIAWAIAN orang dibalik BUMI (siapakah dia
itu yang dibelakang
pintu...hehehe)...
Ya karena modalnya DENGKUL kopong dan KEPIAWAIAN yg
SUPERB !!!
Modal kopong bisa beli Kaltim Prima Coal,
Arutmin etc.
Salut buat
kepiawaiannya sambil nyanyi lagu Iwan Fals......Omar Bakrie!!
Jadi
kenapa EQUITY nya kecil ?
Kalo membedah lapkeunya Q1 2005 :
Modal Disetor :
Rp.9.702.000.000.000
Selisih Restrukturisasi Nilai Entitas Si Pengendali
(Rp.9.145.568.000.000)
Saldo
Laba
Rp1.369.094.000.000
Book Value Per
Share Rp.74,9
Dulu BUMI ngga booming karena harga batu-bara belum bagus.
Ada dua pendekatan menilai saham :
- Pendekatan isi perut : Book Value,P/BV. Kalo perusahaan
dilelang/diakuisisi harapannya bisa dapat lebih dari nilai buku. Catatan :
asal jangan lapkeu direkayasa sebenarnya cuma pepesan kosong kaya si Enron
- Pendekatan prospek : PER, CLOP COP etc. Selama perusahaan OK Ok saja dan
bisa mempertahankan kinerja, kenapa tidak. Kalo kinerjanya stabil kaya
Unilever, kenapa ga berani ?
Selama orang
HIDUP pasti perlu energi, dan selama orang belum
bisa NYULAP batu jadi
batubara maka batubara akan SEMAKIN LANGKA
alias SEMAKIN
MAHAL....
Teorinya 100% betul
Namun, menurut wa semua
bisnis ada masanya ibarat roda berputar di atas dan di bawah kaya property
masanya booming, melempem, booming lagi tiap beberapa
taon..
Kalo bunga naek, pertumbuhan ekonomi turun, harga
komoditi juga bakal ikut turun
Tambang juga begitu, timah dibilang mau bangkrut,
timah turun di bawah 4000/metric ton, harga TINS sampe nope, sekarang
membaik.
Dalam jangka panjang harga energi akan semakin
mahal, saya percaya.
Namun ada beberapa hal yang di luar pengetahuan
kita misalnya :
- cadangan batubara habis (investor sekelas embah
aja ngga tau seberapa banyak sisa cadangan batu-bara buat
ditambang)
- ditemukannya lahan minyak
baru.