Corporate Action tidak melulu merugikan
investor.
Stock split untuk saham seperti UNVR, BBCA adalah
hal yang normal/positif.
Reverse stock split kalau membuat pasar lebih
efisien juga adalah hal yang positif. Saya
sendiri menyambut baik reverse stock split untuk saham2 Bank, BNBR
etc.
Right issue sebetulnya untuk memberi kesempatan
terlebih dahulu kepada pemegang saham lama agar kepemilikannya tidak terdilusi,
jadi wajar-wajar saja.
Di luar negri banyak right issue 5:1 atau 5:2
artinya setiap pemegang 5 saham lama mendapat hak untuk menebus satu atau
dua saham baru.
Yang ngga kira-kira itu di sini,
misalnya right issue 1:15. Setelah right issue lalu reverse stock split.
Jadi apa maksudnya ??
Ma(salahnya) dulu waktu jamannya Mas Damiri, IGAR
dikasih izin stock split note:FATAL!. Sesudah itu kebablasan deh yang lain
ikut2an minta. Di samping itu fraksi harga yang dulu (25) mengundang orang untuk
berspekulasi.
Karena membuat pasar tidak effisien/ilusi saham
murah, akhirnya permintaan split 1:5 atau 20 ditutup. Buat yang sudah kadung, ya
jalan terus. Akibatnya timbul dua arti / tidak adil. Malah membingungkan karena
round lot saham perbankan dibedakan dengan saham lain.
Hal ini juga memakan korban cukup banyak mulai dari
yang spekulasi beli saat isyu stock split, sampai ilusi saham murah (anggota
milis juga masih ada yang pegang saham BNII yang kalo dihitung harga
sekarang berarti modalnya Rp2.000)
Buat saya pribadi itu adalah kesalahan yang tidak
bisa dipungkiri.
Politis, rebutan rejeki, masing2 cari untung &
aman sendiri, kurang tegas, apa lagi ya??
Sampai kapan??
Moga-moga saja ke depan lebih baik, fraksi harga
sudah lebih smooth.
|