Menjadi Trader (Spekulan) memang lebih
menguntungkan pada saat Bull market yang berkepanjangan seperti yang terjadi
sekarang ini. Apabila anda pernah berpengalaman menjadi Trader pada saat Bear
maupun Sideways market yang berkepanjangan seperti yang terjadi pada tahun
1998-2001, anda akan merasakan pahitnya menjadi Trader (kecuali sejumlah kecil
Trader yang tetap untung pada masa tersebut).
Menjadi Investor akan lebih menguntungkan dalam
jangka panjang dan seorang investor akan membeli saham dengan melakukan analisa
secara Fundamental. Seorang investor tidak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi
harga jangka pendek. Bayangkan apabila anda membeli saham sebuah perusahaan
private (tidak go public) apakah anda akan mengecek harga saham anda setiap
hari? Ataukah jika setiap hari ada pada orang yang datang kepada anda
menawarkan untuk membeli saham anda dengan harga kadang-kadang lebih tinggi dan
kadang-kadang lebih rendah dari harga perolehan anda, anda akan menjual saham
anda?
Analisa Fundamental menurut saya sudah cukup (tanpa
memerlukan analisa Teknikal) untuk menentukan kapan suatu saham sudah patut
dibeli atau dijual dengan memperhatikan P/E dan P/BV rasio. Untuk memilih saham
yang memiliki Fundamental yang baik dimulai dari melihat ROE. ROE mencerminkan
return atas modal yang ada di suatu perusahaan tanpa dipengaruhi oleh harga
pasar sahamnya. Dengan ROE tinggi maka pertumbuhan modal pada suatu perusahaan
akan tinggi pula.
ROE jangan dilihat pada satu periode saja melainkan
pilihlah emiten yang memiliki ROE yang tinggi (>30%) untuk beberapa periode
secara berkesinambungan. Alasannya adalah ROE yang tinggi pada satu periode bisa
saja disebabkan karena adanya capital gain dari penjualan aset perusahaan atau
selisih kurs mata uang, bukan dari operating profit. Lakukan analisa dari
Laporan Keuangan selama beberapa periode.
Selain memiliki ROE yang tinggi juga perlu dilihat
pertumbuhan Earnings perusahaan dari beberapa periode. Pilihlah emiten yang
memiliki pertumbuhan Earnings (Laba) yang cenderung meningkat dari satu periode
ke periode berikutnya.
Hal terakhir dan yang terpenting adalah apakah
manajemen pengelola perusahaan BISA DIPERCAYA menurut anda. Anda harus yakin
bahwa saham yang anda beli adalah saham suatu perusahaan yang manajemenya
memiliki INTEGRITAS & KREDIBILITAS yang baik. Cukup banyak laporan keuangan
perusahaan terbuka yang telah dilakukan WINDOW DRESSING baik di Indonesia maupun
di bursa lainnya.
Kapan saat yang baik untuk membeli saham dengan
Fundamental yang baik tersebut?
P/E dan P/BV rasio dipakai untuk menentukan kapan
saat yang baik untuk membeli maupun menjual saham dengan Fundamental yang baik
tersebut.
P/E mencerminkan tingkat pengembalian modal yang
diinvestasikan pada suatu saham, seperti bunga pada deposito. Sebagai contoh
apabila anda membeli saham dengan P/E=8 maka dalam setahun anda akan memperoleh
pengembalian 100/8= 12.5% atau anda akan kembali dalam 8 tahun (dengan asumsi
pertumbuhan perusahaan konstan). Untuk mencari berapa P/E yang ideal harus
dibandingkan dengan bunga deposito (tidak ada risiko) yang berlaku saat ini.
Misalnya bunga deposito rata-rata adalah 7% per tahun. Maka P/E yang ideal
adalah P/E yang nilainya masih jauh dibawah 100/7=14.28. Apabila P/E lebih besar
dari 14.28 anda lebih baik menaruh uang anda pada deposito saja.
Analisa P/E diatas adalah analisa untuk perusahaan
yang sudah pada tahap MATURE. Untuk perusahaan yang sedang GROWTH (mengalami
pertumbuhan yang tinggi), P/E rasionya biasanya jauh lebih tinggi dari P/E untuk
perusahaan yang sudah MATURE. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi pertumbuhan
earnings di masa datang. TETAPI ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu P/BV
ratio. P/BV ratio mencerminkan berapa kali harga yang anda bayarkan untuk nilai
riil dari suatu perusahaan. Walaupun P/E sudah sangat tinggi belilah pada saat
P/BV nya masih rendah. Jika P/BV sudah sangat tinggi juga maka sudah tidak worth
it.
Membeli saham dengan P/BV yang rendah akan
menyelamatkan anda pada saat terjadi Bear market. P/BV yang ideal menurut saya
adalah yang masih berkisar dibawah 3, untuk memberikan ruang yang cukup untuk
tumbuh, dan tetap aman dari ancaman Bear market.
Sebagai contoh emiten TLKM memiliki ROE dan
pertumbuhan earning yang sangat baik. Namun nilai P/E dan P/BV nya sudah sangat
tinggi sehingga saham ini sudah menjadi MAHAL, menyisakan ruang untuk tumbuh
yang sangat sempit, dan apabila terjadi Bear market, harganya akan jatuh banyak.
Begitu juga dengan ISAT & BUMI.
Apabila terjadi Bear market, anda dapat melakukan
Average Down dengan patokan harga sudah turun sebesar 20-25% dari harga
pembelian anda. Apabila anda membeli pada saat P/E dan P/B masih rendah,
penurunan sebesar 20% akan sangat sulit terjadi.
KESABARAN dan KETAHANAN MENTAL memainkan
peranan yang penting.
Good Luck.
Salam,
Danny.
---------------------------------------------------------- IMQ - THE REAL TIME DATA AND BUSINESS NEWS SERVICE ---------------------------------------------------------- Yahoo! Groups Links
|
- [obrolan-bandar] Learn FA: TRADER VS. INVESTOR Danny Martinus
- [obrolan-bandar] Re: Learn FA: TRADER VS. INVESTO... jsx_consultant
- [obrolan-bandar] IHSG 1100 Dr. Gunawan Susanto
- Re: [obrolan-bandar] Re: Learn FA: TRADER VS.... Danny Martinus
- [obrolan-bandar] Re: Learn FA: PER Valuat... jsx_consultant
- Re: [obrolan-bandar] Re: Learn FA: PE... Danny Martinus
- [obrolan-bandar] Re: Learn FA: P... praprima
- Re: [obrolan-bandar] Re: Lea... Danny Martinus
- [obrolan-bandar] Re: Lea... praprima
- Re: [obrolan-bandar] Re:... Danny Martinus
- Re: [obrolan-bandar] Re:... Jimmy Gunawan