Ha ha ha, tanoh acheh kameudarah. Njan oketjit meunje gajo djmat aleepuntong 
sabe, he he he




________________________________
From: Tanoh Aceh <tanoh_a...@yahoo.com>
To: ia...@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 9, 2009 1:07:17 PM
Subject: Re: SV: [IACSF] GEJALA ALAM TIMBUL LAGI.







Kalau menurut saya kasih aja ALA n ABAS itu Provinsi. Tapi saran saya jangan 
pakai Nama Aceh. Pakai aja nama Louser Antara dan Barat Selatan jangan aa kata 
Aceh. Aceh tetap sebagai NEGARA ACEH / STATE Of ACHEH. Sedangkan tapal batas 1 
jengkalpun milik Aceh jangan jatuh ketangan LA n BAS, kalau itu terjadi maka 
akan Perang antara ACEH melawan LA n BAS. Secara ekonomis, budaya n politis 
sebenarnya tidak ada keuntungan LA n BAS untuk Aceh, LA bahasa n adatnya BATAK, 
BAS bahasa n adatnya PADANG. Makanya kalau ada diantara mereka yang ingin pisah 
dan berjuang mati2an untuk membentuk Provinsi kita persilahkan saja. Bagi orang 
Aceh yang selama ini berada dikedua wilayah itu kita harapkan untuk menjual 
semua harta dan kita sambut sebagai pahlawan di Aceh dan tanah Aceh masih cukup 
luas untuk membangun tempat tinggal dan mencari nafkah baik di darat maupun di 
laut, sedangkan orang LA n BAS yang selama ini hidup di Aceh (khususnya yang 
senang dengan LA n BAS dan g
 senang kpd ACEH) kita sarankan untuk menjual hartanya dan kita persilahkan 
pulang ke LA n BAS....

Dengan demikian perjuangan memerdekakan ACEH dari NKRI mudah terwujud tanpa ada 
yang menantang lagi spt selama ini khususnya mereka yang dari LA... Apalagi 
kalau preman2 TNI baik Panglima, Danrem dst selalu datang ke wilayah LA untuk 
mencari dukungan agar tidak mendukung Aceh Merdeka...
Gmn rekan2 Aceh, setuju kan dgn pandangan saya....?

Saleum dame...
--- On Wed, 7/8/09, murthala_lsm@ yahoo.co. id <murthala_lsm@ yahoo.co. id> 
wrote:


>From: murthala_lsm@ yahoo.co. id <murthala_lsm@ yahoo.co. id>
>Subject: Re: SV: [IACSF] GEJALA ALAM TIMBUL LAGI.
>To: ia...@yahoogroups. com
>Date: Wednesday, July 8, 2009, 6:14 PM
>
>
>Pemilik aceh asli sebenarnya mereka,kita yg di pesisir ini hanya 
>perantau.Mereka jauh lebih duluan mendiami bumi Aceh dari pada mereka.oleh 
>karena menjadi aneh ketika mereka ingin pisah dengan negeri mereka 
>sendiri.Lagian kl kata bapak2 kita di gayo sana pemekaran bukan kehendak elit 
>mengapa juga pada pemilu legislatif kemarin tidak satupun pejuang ALA yg lolos 
>ke senayan.Bilapun kemudian Mursyid dapat kursi itupun hasil perjuangan yang 
>penuh tipu daya dan rekayasa yg dijustifikasi MK.Sdhlah pakai nurani saja kl 
>pemekaran terjadi bayang berapa dana yg harus di habis untuk membiayai 
>pejabat2nya dari gubernur,dprd sampai ke eselon dibawahnya.Pikir juga apa 
>sumber daya untuk menunjang pembangunan. Bagi orang2 pesisir ini hanya 
>prestise saja.Krn bila berpikir rasional pisah lebih baik krn dana otsus dan 
>migas tak lagi di distribusikan lagi ke ALA.Ayo para elit disana tanya 
>nuranimu apa sebenarnya tujuan ini semua
>
>Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
________________________________
 From: rynal farasya 
>Date: Wed, 8 Jul 2009 10:20:45 -0700 (PDT)
>To: <ia...@yahoogroups. com>
>Subject: Re: SV: [IACSF] GEJALA ALAM TIMBUL LAGI.
>
>kok pake stempel darah sgala...hehehe, emang ada ngaruhnya ... kaga 
>kallie...keptusan itu kan bukan di pemda bener & A.Tengah juga bukan di 
>Pemprov Atjeh, tapi di DPR-RI dan Presiden, sebaiknya para pihak yg ingin 
>memekarkan ALA, Lobi trus Jakarta, katenye pemekaran untuk sementara 
>dihentikan, karena bukan solusi...itu adalah hasil evaluasi dari provinsi 
>pemekaran, kalian harus bener2 tunjkan bahwa itu adalah keinginan rakyat gayo, 
>bukan kepentingan para elit, untuk kekuasaan, dan shering jabatan...
>Gayo harus buat analisis strategis kenapa harus mekar, dan arah pemekaran nya 
>kemana dan mamfaat buat masyarakat gayo melalui analis yg mendalam, keuntungan 
>dan kerugian mampu dibuktikan dengan akademis, bukan dengan cara klasik, 
>stempel darah... dan demo anarkis...
>
>salam Teman2 ALA...!!!
>
>Farasya 
>
>
>
>
________________________________
 From: MUSTAFA BAMBI <mustafa_bambi@ yahoo.dk>
>To: ia...@yahoogroups. com
>Sent: Tuesday, July 7, 2009 8:46:00 AM
>Subject: SV: [IACSF] GEJALA ALAM TIMBUL LAGI.
>
>
>kalau darah tagor banyak kayu balak (illegal loging) kalau darah nasruddin 
>banyak
>darah anak yatim panti asuhan budi luhur ,,,,bagus darah ayam di pasar 
>takengon 
>dari pada darah kedua pejabat tersebut,,,,
>
>--- Den tirs 7/7/09 skrev Jiwa Raga <raga_angen44@ yahoo.co. id>:
>
>
>>Fra: Jiwa Raga <raga_angen44@ yahoo.co. id>
>>Emne: [IACSF] GEJALA ALAM TIMBUL LAGI.
>>Til: ia...@yahoogroups. com
>>Dato: tirsdag 7. juli 2009 22.35
>>
>>
>>Pendukung ALA dan Abas Cap Jempol Darah di Spanduk 
>>* Bupati Tagore juga Ikut 
>>7 July 2009,
>>TAKENGON - Ratusan warga dari Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah 
>>menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRK Aceh Tengah, Senin (6/7). Mereka 
>>menuntut agar pemekaran provinsi Aceh Leuser Antara (ALA) dan Aceh Barat 
>>Selatan (Abas) segera diwujudkan. Dibanding sebelumnya, unjuk rasa kali ini 
>>lebih greget, karena diwarnai dengan aksi pembubuhan cap jempol darah di atas 
>>selembar spanduk. Para pendemo menusuk jari tangan mereka --umumnya jari 
>>jempol-- menggunakan jarum pentul hingga mengeluarkan darah, lalu ditempelkan 
>>ke selembar spanduk. Aksi ini menyiratkan bahwa tuntutan pemekaran ALA dan 
>>Abas merupakan harga mati bagi masyarakat di daerah itu. 
>>
>>Demo yang diikuti ratusan penduduk Aceh Tengah dan Bener Meriah itu dimulai 
>>pukul 10.00 WIB, dengan menggelar orasi di depan Gedung DPRK Aceh Tengah. 
>>Pengunjuk rasa menuntut agar provinsi ALA dan Abas segera dibentuk yang 
>>mereka klaim merupakan aspirasi dari masyarakat dan bukan
>> kepentingan elite politik. Aksi itu dihadiri juga Ketua DPRK Aceh Tengah, Ir 
>> Syukur Kobath dan Ketua DPRK Bener Meriah, Sarkati. 
>>
>>Warga yang berdemo juga meminta Bupati Aceh Tengah, Ir Nasaruddin MM, dan 
>>Bupati Bener Meriah, Ir H Tagore AB, agar hadir di tengah-tengah mereka untuk 
>>mendengarkan permintaan masyarakat tentang pentingnya pemekaran ALA dan Abas. 
>>Selang beberapa jam kemudian Bupati Aceh Tengah dan Bupati Bener Meriah, 
>>hadir di tengah-tengah para pengunjuk rasa. 
>>
>>“Kami meminta pemerintah serius memperjuangkan terbentuknya provinsi ALA, 
>>karena perjuangan ini merupakan harga mati bagi kami dan pemekaran tidak 
>>diharamkan oleh undang-undang,” teriak salah seorang pendemo. Bupati Aceh 
>>Tengah yang didampingi Bupati Bener Meriah di sela-sela pengunjuk rasa 
>>mengatakan mekanisme untuk pemekaran provinsi ALA itu telah ditempuh, namun 
>>keputusan akhirnya berada di tingkat pusat. Pun demikian, Pemkab Aceh Tengah 
>>tetap menghargai aspirasi
>> yang disampaikan masyarakat terkait dengan permintaan pemekaran provinsi 
>> ALA, namun keputusan akhirnya tetap pada Presiden Republik Indonesia.
>>
>>“Permintaan pemekaran provinsi ALA ini, bukan sesuatu yang baru, melainkan 
>>sudah disuarakan dan diusahakan sejak lama. Tapi semua keputusan akhirnya 
>>tentulah bukan di daerah, melainkan di pusat,” terang Bupati Aceh Tengah. 
>>Aksi demo itu berakhir dengan dialog tertutup antara perwakilan para 
>>pengunjuk rasa dengan Bupati Aceh Tengah dan Bupati Bener Meriah, diikuti 
>>Kapolres Aceh Tengah, AKBP Edwin Rachmat Adikusumo. Sebelum dilakukan 
>>pertemuan, pengunjuk rasa meminta Bupati Bener Meriah, Tagore AB dan Bupati 
>>Aceh Tengah, Nasaruddin, ikut membubuhkan stempel darah di atas spanduk yang 
>>telah mereka sediakan. “Saya ikut juga melakukan stempel darah ini untuk 
>>kepentingan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan untuk yang 
>>lain,” tegas Tagore. (c35) 
>> 
>>http://www.serambinews.com/news/pendukung-ala-dan-abas-cap-jempol-darah-di-spanduk
>> 
>>________________________________
 Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!  
>
________________________________
 
>
>Trænger du til at se det store billede? Kelkoo giver dig gode tilbud på LCD 
>TV! 
> 

   


      

Kirim email ke