From: Muhammad al qubra <acheh_karb...@yahoo.no>
To: ia...@yahoogroups.com
Sent: Monday, July 6, 2009 10:40:47 AM
Subject: Vedr. [IACSF] Mahasiswa Aceh Serukan Tak Pilih Capres Terlibat Konflik____ JADI YANG GAK TERLIBAT KONFLIK YANG MANA NI? KALAU GAK ADA JANGAN PILIHLAH, BEGOK


MANA ADA RAJA PERDAMAIAN. YANG ADA RAJA PENYERAHAN, HE HE HE. KALAU BUAH-BUAHAN SEMUANYA BURUK BOLEHLAH DIPILIH YANG KURANG BURUKNYA. INI BASYAR YANG SEDANG CALONKAN DIRI KALAU DIPILIH BATHIL DISISI ALLAH. BUKAN SEKEDAR DOSA YANG MEMUNGKINKAN UNTUK DIMINTA AMPUN.

Fra: radja perdamaian <radja_perdama...@yahoo.com>
Til: ia...@yahoogroups.com
Sendt: Mandag, juli 6, 2009 10:12:13
Emne: [IACSF] Mahasiswa Aceh Serukan Tak Pilih Capres Terlibat Konflik____ JADI YANG GAK TERLIBAT KONFLIK YANG MANA NI BRO


Mahasiswa Aceh Serukan Tak Pilih Capres Terlibat Konflik

Senin, 06 Juli 2009 | 14:49 WIB

TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Puluhan mahasiswa yang yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melakukan aksi di Simpang Lima, Banda Aceh, Senin (6/7). Mereka mengajak masyarakat untuk tidak memilih calon presiden yang terlibat konflik Aceh.

Para mahasiswa itu membagikan selebaran yang berisi profil para calon presiden. Tetapi mereka tidak menyebutkan siapa presiden yang seharusnya dipilih masyarakat Aceh dalam Pemilu Presiden 8 Juli mendatang.

Kordinator Demo, Hasrul Hadi mengatakan siapapun calon pesiden yang dulunya terlibat dalam konflik Aceh, haram dipilih oleh masyarakat Aceh. “Pilih calon presiden yang tidak pernah melukai masyarakat Aceh,” ujarnya.

Mahasiswa juga menyerukan agar masyarakat Aceh tidak bersikap golongan putih (golput), dan ikut mengawal jalannya pemilu damai dan adil di Aceh.

Sekadar informasi, konflik Aceh telah terjadi sejak lama. Setidaknya ada dua periode yang berlaku di Aceh sejak 20 tahun terakhir. Pemerintah pada masa Presiden Soeharto pernah memberlakukan Daerah Operasi Militer yang bersandikan Operasi Jaring Merah pada 1989. DOM kemudian dicabut pada 7 Agustus 1998 oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima TNI saat itu, Jenderal Wiranto.

Periode selanjutnya adalah diberlakukannya Darurat Militer pada 19 Mei 2003. Saat itu yang menjabat presiden adalah Megawati Sukarnoputri yang juga bertindak sebagai Penguasa Darurat Militer Pusat (PDMP). Sementara Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan saat itu, juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Harian PDMP. Panglima Kodam Mayjen TNI Endang Suwarya menjadi Penguasa Darurat Militer Daerah (PDMD) di Aceh.

Darurat Militer kemudian dicabut setahun kemudian dan dilanjutkan dengan pemberlakukan status Darurat Sipil di Aceh. Status darurat berakhir di Aceh saat kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka tercapai pada 15 Agustus 2005.

ADI WARSIDI




Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!!
Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah



Alt i ett. Få Yahoo! Mail med adressekartotek, kalender og notisblokk.

Kirim email ke