DUA KACA MATA YANG KONTRAVERSI ANTARA PENJAJAH DAN KORBANNYA. YANG JELAS SETIAP 
BENTUK PENJAJAHAN DIPERMUKAAN BUMI INI TIDAK PERNAH AMAN. SELALU MUNCUL DARI 
KUBU "HABIL" UNTUK MEnghadang KUBU "QABIL"
  alqbr,-.

The Malukan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          

Note: forwarded message attached.     
---------------------------------
  Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
Play Sims Stories at Yahoo! Games.   

         To: [EMAIL PROTECTED]
From: Tabaos Nusa Ina <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sat, 30 Jun 2007 00:08:54 -0700 (PDT)
Subject: [ambon.com] SBY Disuguhi Bendera RMS

      INDOPOS
  Sabtu, 30 Juni 2007,
   
   
  
SBY Disuguhi Bendera RMS

   
  Para Penyusup Jadi Penari Membawa Tombak Tajam
   
   
              MANUVER SEPARATIS: Salah seorang pengibar bendera RMS di depan 
Presiden SBY kemarin (foto). Mereka menyusup sebagai penari dalam acara 
perayaan ke-14 Hari Keluarga Nasional di Ambon. 
  AMBON - Kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) menembus pejagaan 
ketat pengamanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka mengelabui aparat 
dengan cara menyamar sebagai penari dalam acara peringatan Hari Keluarga 
Nasional (Harganas) ke-14 yang dihadiri SBY di Lapangan Merdeka, Ambon, Jumat 
kemarin. 

Penyusup yang beranggota 28 pemuda itu membawa tarian cakalele. Begitu berada 
di depan RI-1, para pemberontak tersebut mengibarkan bendera RMS. 

Mereka masuk lapangan saat Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu memberikan 
sambutan. Polisi dan Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) tidak bereaksi 
karena mengira para pemuda itu adalah salah satu pengisi acara resmi. Para 
anggota separatis tersebut membawa tombak, parang, dan tifa (gendang). Meski 
merupakan replika dari kayu, tombak dan parang itu berujung lancip dan tajam. 
Penari melangkah hingga delapan meter dari jarak panggung kehormatan, tempat 
presiden berada. 

Awalnya, pengunjung yang memadati sisi kiri dan kanan panggung juga tidak 
terlalu curiga. Bahkan, sempat ada yang bertepuk tangan menyambut tarian 
dinamis itu. Maklum, tarian yang mereka bawa adalah tarian Cakalele yang sangat 
populer di kalangan masyarakat Maluku. Tarian itu adalah tarian perang untuk 
menggambarkan pengawalan terhadap Pattimura.

Aparat baru bereaksi saat selembar bendera RMS seluas 20 x 40 cm jatuh dari 
tifa. Rupanya, mereka menyimpan bendera tersebut dalam tifa untuk mengelabui 
petugas. Salah seorang penari langsung memungut bendera dan mengibarkannya ke 
arah podium kehormatan. 

Melihat aksi penari itu, Paspampres langsung maju ke depan. SBY sendiri sempat 
berdiri. Kapolda Maluku Brigjen Pol Guntur Gatot Setiyawan yang duduk di tribun 
kehormatan turun langsung ke lapangan menghalau penari. Ketika aparat masuk 
lapangan, pemuda RMS itu lari berhamburan ke berbagai arah, berusaha 
meninggalkan lokasi Harganas. Personel keamanan lantas mengejar para pemuda 
itu. Mereka dapat diringkus, kemudian dibawa ke Polda Maluku dan Polres Ambon. 

SBY kecewa berat dengan kejadian di depan matanya itu. Saat memberikan sambutan 
sebelum membaca teks tertulis, presiden memerintah aparat keamanan melakukan 
investigasi. "Saya minta untuk dilakukan investigasi, mengapa acara yang miliki 
tujuan mulia ini harus terganggu oleh kegiatan tadi," ujarnya.

Ditegaskan, harus ada sanksi tegas karena Indonesia adalah negara hukum. 
"Apabila ada rencana yang justru menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban, 
tentu ada aturan hukum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah itu," 
tegasnya. 

SBY mengaku beberapa hari sebelumnya memang telah mendapatkan informasi soal 
bendera RMS. "Atas info itulah, sesungguhnya saya sampaikan acara itu harus 
dipersiapkan dengan baik, jangan sampai ada pihak yang tidak bertanggung 
melakukan kegiatan yang tidak baik," pintanya. 

Presiden menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan penyelesaian kasus ini kepada 
aparat berwenang. "Kalau ada yang ganggu keutuhan NKRI, atas nama konstitusi, 
harus berikan tindakan yang tegas dan tepat. Ini tidak bisa ditawar lagi. 
Keutuhan bangsa, negara persatuan dan kesatuan, harus tetap dijunjung tinggi 
dan ditegakkan," tegasnya lagi.

Dipersiapkan Matang

Diduga ada anggota panitia yang sengaja memuluskan langkah penari liar itu 
masuk ke ring-1 pengamanan presiden. Ambon Ekspres (Grup Jawa Pos) melihat, 
sebelum memasuki lokasi perayaan Harganas, penari Cakalele yang bertelanjang 
dada itu menari-nari mengitari depan Polsek Sirimau, Kantor Wali Kota Ambon, 
dan Kantor Kejaksaan Tinggi Maluku, kemudian masuk ke lokasi Harganas.

Setelah digeledah, ditemukan beberapa bendera RMS dan umbul-umbul RMS berukuran 
lebar 10 sentimeter dan panjang 20 sentimeter, yang diselipkan dalam celana 
dalam penari. Hingga tadi malam, polisi mengamankan 32 orang yang terkait 
dengan insiden itu. Mereka masih diperiksa.

Sebagian besar pelaku berasal dari Desa Aboru, Maluku Tengah, dan merupakan 
residivis dalam kasus makar terhadap NKRI. Polisi juga menciduk salah seorang 
pentolan Forum Kedaulatan Maluku (FKM) RMS Simon Saiya. Pimpinan Legislatif FKM 
RMS itu diciduk sekitar pukul 21.00 WIT di kawasan Batu Gantung Dalam. Kaki 
tangan Sekjen FKM RMS Alex Manuputty itu ditangkap tanpa perlawanan. 

Setelah menciduk pelaku, polisi menggerebek salah satu rumah di kawasan Mardika 
yang digunakan sebagai lokasi rapat untuk mematangkan rencana pengibaran 
bendera RMS. Di rumah itu, polisi menyita selembar dokumen RMS, tertanggal 29 
Juni 2007. Dokumen itu ditandatangani Simon Saiya.

Alex Malawauw dan Joni Sinay, dua di antara penari, menuturkan, tarian Cakalele 
itu disiapkan sejak beberapa hari lalu. "Kami telah latihan menari Cakalele 
lima kali di Desa Aboru untuk tampil di perayaan itu (Harganas)," bebernya di 
Mapolres Ambon. 

Mereka mengaku telah rapat dua kali untuk mematangkan rencana tersebut. 
Tempatnya di Desa Aboru dan pagar seng di kawasan Mardika, Ambon.

Rapat dipimpin oleh Johan Teterisa alias Yoyo yang bertindak selaku koordinator 
penari. "Johan juga yang melatih kami menari dan mengajak kami untuk tampil di 
Harganas," jelas Malawauw, seraya menambahkan Johan adalah seorang guru SD di 
Desa Aboru.

Sinay mengatakan, penari yang dilibatkan 28 orang. "Bendera kami peroleh dari 
Johan sebanyak empat bendera. Dan yang memerintah kami, selain Johan, juga 
Simon Saiya," tambah Sinay.

Para pelaku berada di Kota Ambon sejak Selasa (26/6) dari Desa Aboru. Sebelum 
beraksi, Alex mengaku para pelaku berkumpul di pelataran Gereja Maranatha. "Itu 
atas perintah Johan Teterisa. Jadi, kami hanya ikut ketika disuruh berkumpul 
dan berganti pakaian di situ," ujar Alex.

Kapolda menolak dikatakan ring-1 kebobolan. "Kecolongan tidak ada, sudah 
berusaha maksimal. Kami ditipu. Mereka (pelaku) katakan merupakan tim tari yang 
datang terlambat. Artinya, tidak muncul sejak tadi pagi. Mereka baru datang 
saat pidato gubernur. Yang jelas, aksi itu tidak pengaruhi kunjungan SBY," ujar 
jenderal bintang satu ini. (jpnn/ambon ekspres) 

   
   
     
   
  © Copyright 2006, Indo Pos Online colo'CBN.
   
   

   
    
---------------------------------
  Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV.  
 







       
---------------------------------
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

Kirim email ke