Pendapat Tgk Suhadi Laweueng dan Thamrin Ananda bagus sekali saya kira. Keduanya mewakili suara rakyat Acheh - Sumatra. Selogan negara milik rakyat untuk rakyat merupakan pandangan hidup kita dalam hal ekonomi. Sejak dulu hingga kini selogan tersebut menjadi sandiwara ditangan penguasa Hindunesia. Akankah Acheh - Sumatra meluruskan persoalan ekonomi hingga mendapat redha Allah? akan kita tunggu dan sangat kita harapkan. Untuk ini kita butuh pakar ekonomi yang teguh iman bukan hanya sekedar pakar saja tapi tidak beriman (peurangoe tjatok). Salaamun 'alaikum wr wbr alqbr,- suhadi laweung <[EMAIL PROTECTED]> skrev: Berbicara soal ekonomi memang suatu hal yang sangat serius dan membutuhkan perhatian tinggi, karena untuk menciptakan kehidupan manusia yang ekonomis. Kadang saya sepakat dengan pemikiran saudara Thamren Ananda, karena dibalik berinvestasi di Aceh, ada peluang lain yang akan dikikis oleh pihak borjuasi yang bertindak sebagai kaki tangan neo-liberalisme di Aceh. Jika tidak jeli dalam mempelajari tujuan dari investasi, maka Aceh akan terkikis dengan sendirinya, hingga peninggalan untuk anak cucu kita akan tinggal bumi kosong dan gersang. Bukankah di balek investasi sawit dan nilam di bagian barat Aceh akan menimbulkan kegundulan hutan secara besar-besaran? Begitu juga dengan sektor perikanan dan kelautan, dengan penangkapan ikan yang modern juga mengalami kedangkalan laut, ini bukan maknanya kita anti dengan modernisasi globalisasi dunia. Kenapa tidak hanya kerangka saja yang dieksport oleh para investor, sedangkan pemasangan atau perakitannya dilakukan di Aceh? Hati-hati dalam mensikapi investasi di Aceh hari ini sampai 5 tahun ke depan! Salam damai selalu
Thamrin Ananda <[EMAIL PROTECTED]> wrote: membicarakan masadepan ekonomi Aceh merupakan hal yang penting. apalagi kalau kita menginginkan perdamaian abadi. perdamaian bukan ditandai dengan berkurangnya intensitas konflik militer, namun perdamian abadi ditandai dengan berkurangnya angka kemiskinan. angka kemiskinan sulit berkurang bila masih banyak pengangguran dan kekayaan alam kita masih dikuasi oleh asing (MNC). dari semua investasi khususnya pertambangan dan sumberdaya energi serta investasi di sektor apapun pemerintah kita tidak memiliki saham sedikitpun kadang-kadang hanya pemasukan dari pajak. kalau pun ada tidak lebih dari 2% seperti di PLTA Aceh tengah 80% milik jepang. malah pemerintah mengeluarkan kebijakan atau undang-undang orang asing bisa menguasi tanah agar MNC bisa dengan mudah menjarah harta kita. namun kalau ditanya sama saya apa konsebnya, saya tidak muluk2 cukup mencontoh konsep orang desa dalam membangun toko. contoh : TGK. Wandi punya tanah yang strategis untuk dibangun toko, namun beliu tidak punya uang, sedangkan TGK. Paloh tidak punya tanah namun dia punya uang banyak. maka TGK. Wandi dan TGK Paloh melakukan negosiasi. untuk luas tanah 15x10 meter bisa menghasilkan 5 buah toko berlantai 2. harga tanah hari ini Rp.1 juta/meter maka untuk 150 meter harga tanah Rp.150 juta itulah modal TGK. Wandi. sedangkan TGK Paloh untuk membangun toko 2 lantai menghabiskan uang 20 juta untuk satu unit toko, jadi lima unit toko TGK. Paloh mengeluarkan modal Rp.100 Juta. untuk keseluruhan total investasi dalam pembangunan toko tersebut adalah Rp. 250 Juta dengan persentasi 60% saham milik TGK. Wandi dan 40% saham Milik TGK. Paloh. hal yang sama juga harus dilakukan dalam hal investasi dalam sektor pertambangan, kita harus menghitung jumlah potensi hasil alam yang mau diambil, di ukur dengan harga hari ini, dan selanjutnya harga teknologi pengelolahannya juga dengan harga hari ini. selanjutnya dijumlahkan jumlah modal yang ditanam dan berapa persentasi pemerintah dan MNC. itu baru adil dan saling menguntungkan. namun para ekonom borjuis akan menolak ini, karena mereka lebih menjadi hamba kaum globalisasi neoliberl dan mengkhianati rakyatnya sendiri. maka rakyat harus bangkit agar tidak menjadi budak dinegri sendiri. mungkin itulah konseb sederhana dalam hal investasi. salam ----- Original Message ---- From: | r i m a | <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 20, 2007 12:40:40 PM Subject: [IACSF] Penanaman Modal Asing (Kiban Bunga Persik?) Sekedar mengumbar slogan emosional, anak TK juga bisa. Tapi mendesign langkah ekonomi yang tepat, yang mampu memenuhi kebutuhan pendek kekinian serta mengarah ke kebutuhan establish jangka panjang, itu baru pekerjaan orang dewasa. Tolak Privatisasi ? --> Ni slogan bagusnya tujukan ke Jakarta aja. Investasi Asing sebagai penjajahan gaya baru ? --> Apa berarti investasi dari corporate Jakarta bisa dimaknai serupa? Nasionalisasi bertahap? --> Yakin dengan kapasitas diri? Martabat Aceh? --> You ngerti evolusi ekonomi Aceh tak? Konsep ekonomi gerilya gak ngerti? --> Please deh, mang kamu paham juga? Kalau iya, langsung aja man, paparin kamu punya konsep, buat subject mail ttg ini. > upah buruh harus naik... bangun Industri Induk... > kembalikan marwah ekonomi dan politik rakyat... > untuk itu kita wajib mendukung program > nasionalisasi. Walah2, ga semudah itu Pak Jiwa. Bangun industri artinya investasi. Investasi artinya perlu modal, perlu Teknologi, perlu Tenaga kerja handal, perlu managemen (4M - Basic). Nasionalisasi industri ga melulu linear dengan peningkatan pendapatan, kalau bisnis kamu hancur, bukannya untung malah rugi yang dapat. Bukannya mo ngejatuhin moral-mu, tapi bagusnya beri eksplanasi terang dulu deh. Biar jelas ujung pangkal diskusi nya. Tertarik? --- bunga persik <jiwa_tak_bertuan@ yahoo.com> wrote: > TOLAK SEGALA MACAM BENTUK PRIVATISASI. SEPAKAT > DENGAN PENANAMAN MODAL ASING BERARTI MEMBERIKAN > LEGITIMASI UNTUK MELACURKAN DIRI KEPADA PENJAJAHAN > GAYA BARU. > ACEH HARUS PUNYA KEBIJAKAN NASIONALISASI BERTAHAP. > KEBIJAKAN YANG SECARA BERTAHAP MENGEMBALIKAN > MARTABAT ACEH SECARA EKONOMI DAN POLITIK. JADIKAN > ACEH 'NANGGROE' YANG MEMPUNYAI TULANG BELAKANG YANG > SEHAT, YANG BISA BERDIRI SENDIRI DAN MAMPU MEMBANGUN > MARTABATNYA SENDIRI. > > MUNYOE MERDHEKA BEK CILET-CILET, TA PEUDONG > EKONOMI BERJUANG MANGAT SAMPOE BAK TUJUAN "MERDEKA > 100%!!!" > > jadi bingung dengan pemerintahan Ir-Na. sebenarnya > mas-mas ini punya konsep bangun Nanggroe nggak yaaa? > kalau ngaku biasa bergerilya, masak konsep ekonomi > gerilya gak ngerti? jadi anda-anda berjuang untuk > siapa dari kemarin? untuk periuk nasi sendiri? > > produksi harus sepadan dengan tingkat konsumsi... > upah buruh harus naik... bangun Industri Induk... > kembalikan marwah ekonomi dan politik rakyat... > untuk itu kita wajib mendukung program > nasionalisasi. > > Bunga --------------------------------- Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check out new cars at Yahoo! Autos. --------------------------------- Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check out new cars at Yahoo! Autos. --------------------------------- Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check out new cars at Yahoo! Autos. --------------------------------- Klaustrofobisk innboks? Få deg en Yahoo! Mail med 250 MB gratis lagringsplass http://no.mail.yahoo.com