Benar benar mumet , saat ini hampir sebagian besar puskesmas ngak punya data keluarga di wilayah binaanya gimana mau lakukan pendekatan per kapita per keluarga itu pula yg dihadapi puskesmas jakarta waktu kjs jokowi ahok di sebar selain sibuk melayani pasien gatal2 dan sakit kepala sibuk entri status dan bingung pilah per keluarga. Bagaimana yah menarik kalau rekan dari askes jakarta bisa kasih pencerahan sistim yg dilakukannya. Salam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message----- From: kotase...@hotmail.com Date: Tue, 6 Aug 2013 01:57:42 To: Desentralisasi<desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> Reply-To: kotase...@hotmail.com Cc: Billy N.<bi...@mediator.web.id> Subject: Re: [des-kes] telehealth Dr Kartono bagaimana dgn IDI bagaimana dgn SJSN dgn universal health care yg katanya mulai th 2014 kalau ngak mau E medical Record. Ada yg bisa jawab ? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: Kartono Mohamad <mohnuh2...@yahoo.com> Sender: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com Date: Tue, 6 Aug 2013 09:33:16 To: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com<desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com> Reply-To: desentralisasi-kesehatan@yahoogroups.com Cc: Billy N.<bi...@mediator.web.id> Subject: [des-kes] telehealth Teman-teman, syarat untuk bisa menerapkan telehealth adalah adanya E-Medical Record yang tersimpan secra inetrconnected. Ketakutan akan ter-hack memang ada tetapi hal itu dapat diminimalkan jika EMR tersebut tersimpan secara sentral di server yang koneksinya tidak menggunakan jalur internet, tetapi jalur broadband seperti yang dipunyai oleh bank. Dengan adanya EMR dapat diusahakan bahwa tiap pasien akan hanya mempunyai satu medical record ke manapun juga dia berobat (di tempat yang sudah jadi anggota jejaring). Keuntungan lain adalah seluruh riwayat pemeriksaan sebelumnya dapat diketahui, sehingga tidak perlu selalu mengulang dari awal setiap kali berobat. Sehingga biaya juga jadi lebih murah. Konsultasi spesialistis juga dapat terpadu. Di US Bavy hal itu sudah lama berlangsung sehingga di manapun juga dokter mereka melakukan tindakan (termasuk di kapal perang) dapat berkonsultasi langsung on time dengan spesialis terkait di RS AL di daratan AS. Tetapi kembali lagi, yang pertama akan menentang hal ini adalah para dokter sendiri. Sehingga terkadang saya berpikir benarkah doker Indonesia mengutamakan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi? KM