Apa para tenaga kesehatan optimis pula bahwa JKN bisa berlangsung dengan mulus?
---

http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/07/12/3/180096/Ahok-Optimistis-Jaminan-Kesehatan-Nasional-Mulus
Ahok Optimistis Jaminan Kesehatan Nasional Mulus

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama optimistis
menyongsong pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, 1 Januari 2014.
"Harus optimistis, karena kalau tidak optimistis bangsa ini akan
kalah," kata pria yang biasa disapa Ahok.
Bersama Aceh dan Jawa Barat, DKI Jakarta menjadi ujicoba pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional. Ahok mengharapkan seluruh warga Jakarta
memiliki jaminan kesehatan itu. Ia meminta rumah sakit swasta dapat
ikut berpartisipasi. Karena program ini memerlukan dukungan banyak
pihak agar berjalan lancar.
Rencananya, jika Jaminan Kesehatan Nasional ini berjalan lancar Ahok
akan memberlakukan auto debit pembayaran premi secara otomatis bagi
warga DKI yang memiliki KTP dan rekening bank bagi masyarakat yang
memang diharuskan untuk membayar premi. Untuk peserta Jaminan
Kesehatan yang tidak mampu, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang
akan membayar premi tersebut.
Menurut Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, ada tiga macam
kepesertaan dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Pertama, penerima
bantuan iuran. Ini adalah keluarga atau anggota masyarakat yang tidak
mampu membayar premi. Yang termasuk ini adalah masyarakat fakir,
miskin, dan tidak mampu.
Pembayaran dikategorikan menjadi dua. Pertama dibayarkan oleh
pemerintah pusat yang disebut Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas). Dibayar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Kedua, dibayarkan oleh pemerintah daerah yang biasa disebut
dengan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Kedua, jelas Nafsiah, penerima upah, seperti Pegawai Negeri Sipil
(PNS), TNI/Polri atau buruh. Sistem pembayaran premi sebesar lima
persen: dua persen dibayar oleh penerima upah dan tiga persen dibayar
oleh pemberi kerja.
Ketiga, peserta yang bukan penerima upah, seperti wiraswasta. Premi
harus dibayar oleh masing-masing. "Untuk berapa yang harus dibayar
oleh bukan penerima upah dan buruh besarannya belum ditetapkan, masih
dalam proses," jelas Nafsiah.
Jaminan Kesehatan Nasional, kata Ahok, diberlakukan untuk mengamankan
perdagangan obat bermerek yang sebetulnya terkadang tidak dibutuhkan.
Jaminan ini bermanfaat agar Indonesia memiliki dana medis di seluruh
daerahnya meskipun ia tidak menampik dalam praktik masih sering
terjadi keributan atau permasalahan.
"Kita harapkan dengan model di DKI Jakarta yang tingkat kerumitannya
tinggi dan biaya lebih mahal bisa beres. Saya yakin pelaksanaan
Jaminan ini di seluruh wilayah Indonesia akan lebih mudah. Kami sangat
optimistis seluruh Indonesia akan memiliki Sistem Jaminan Sosial
Nasional," jelas Ahok.


------------------------------------

Archives terdapat di http://www.yahoogroups.com/group/desentralisasi-kesehatan
Situs web terkait http://www.desentralisasi-kesehatan.net


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/desentralisasi-kesehatan/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    desentralisasi-kesehatan-dig...@yahoogroups.com 
    desentralisasi-kesehatan-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    desentralisasi-kesehatan-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke