Dibawah ini posting saya di Agromania beberapa bulan lalu.

Kalau Bu Menik memiliki referensi yang bagus mengenai asap cair, mohon dikutip
sumbernya dari mana (buku atau link internet kalau bisa).

Jika benar asap cair banyak permintaan, niscaya lebih baik kita beralih membuat
asap cair ketimbang arang. Saya punya oven pengarangan arang batok, dengan
senang hati akan saya modifikasi supaya bisa menghasilkan asap cair karena konon
kabarnya lagi harga asap cair jauh lebih mahal ketimbang arang batok. Dengan
oven kapasitas 3 ton sehari, kita bisa dapat paling sedikit 1 ton asap cair!

Saya tidak bicara kimiawi asap cair di sini karena itu bukan keahlian saya.
Namun saya bicara ekonomi bisnis utk produk asap cair ini. Analisis pasar yang
saya dapatkan ternyata tak seindah analisis kimia dari asap cair tsb.

Kalau Bu Menik memang punya demand asap cair, bisa menghubungi "Sang Pengumpul
Asap" di Ciampea Bogor. Kasihan mereka kebingungan mau jual asap cair ke mana
lagi selain tukang baso dan tahu. Tapi paling tidak mereka bangga bisa masuk
tivi gara2 asap cair :)

Wassalam;
Syafrinal

*****************************************
TEMU PEMINAT, PEMULA, DAN PELAKU BISNIS SIDAT
*****************************************
Jakarta (Griya Patria), 8 Agustus 2010
Jangan lewatkan kesempatan ini!
Pendaftaran di http://sidatmania.blogspot.com
SMS INFO: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
*****************************************
GABUNG DI MILIS: http://tiny.cc/milis




--------------------------------------------------------------------

Apa benar permintaan Asap Cair cukup banyak?

Sahabat Agromania yth;
 
MetroTV pernah menyiarkan film dokumenter yang berjudul "Sang Pengumpul Asap"
bercerita tentang proses pembuatan asap cair dari proses pembakaran batok
kelapa.
 
Sekarang berseliweran iklan di internet yang menawarkan mesin penyuling asap
cair, pelatihan pembuatan asap cair, dll. Saya jadi ingat euforia ketika VCO,
Buah Merah, dsb yang menyebabkan banyak orang menanam modal dan ujung-ujungnya
banyak juga yang kecewa.
 
Saya mencoba menggali info (tentunya lewat google), hasil yang saya dapat
ternyata tak segemerlap yang saya harapkan. Untuk penyedap rasa, asap cair
ternyata dipakai hanya sedikit sekali. 5 cc asap cair dilarutkan  dalam 1 liter
air. Larutan ini dimasukkan ke makanan cuma beberapa tetes per kg saji.
 
Badan POM di Eropa masih belum memverifikasi asap cair sebagai produk aman untuk
makanan (lihat wikipedia). Dengan demikian pasar Eropa nyaris tertutup. Singkat
kata, asap cair
bukanlah produk yang populer!
 
Banyak juga "katanya" yang mengatakan asap cair bisa dipakai untuk proses karet
alam, pengawet kayu dan penyamakan kulit. Namun lagi-lagi (karena "katanya")
hasil yang saya peroleh dari mbah Google tak menggembirakan.
 
Sejauh ini, hanya Trubus yang menggembar-gemborkan bahwa ada dosen UGM
namanya Bambang Setiaji yang setiap bulan mengirim 20 ton asap cair ke Canada.
Namun saya tidak terlalu yakin dengan Trubus karena majalah ini lebih banyak
"hoax" ketimbang bicara real-demand. Trubus kan majalah komersial, bukan
organisasi di bidang marketing research.
 
Saya coba kontak Bambang Setiaji lewat e-mail dan telepon. Sejauh ini belum
berhasil. Mungkin beliau sibuk melayani order asap cair. :)
 
Penasaran saya coba berkunjung ke Ciampea Bogor di mana film dokumenter "Sang
Pengumpul Asap" disyuting. Dari para pengumpul asap itu saya dapat gambaran
bahwa asap cair mereka dibeli oleh pembuat bakso, tahu/tempe, dan mie
tradisional. Jumlahnya pun tidak banyak. Paling banter satu orang beli sekitar
1-2 liter per minggu. Sekarang para pengumpul asap itu mengalami overstock asap
cair. Malah mereka minta bantuan saya untuk menjualkan stok mereka tsb.

Saya membuka wacana ini karena tentu kita tak menginginkan eforia sesaat tentang
asap cair. Di samping itu, jika ada di antara rekan-rekan yang punya pengalaman
nyata di bisnis asap cair supaya bisa berbagi pengalaman dengan yang lain.
 
Wassalam;
Sy Syarien





________________________________
From: menik sumasroh <menik_sumas...@yahoo.co.id>
To: kopbi...@googlegroups.com
Cc: agromania@yahoogroups.com; a...@yahoogroups.com
Sent: Fri, July 16, 2010 1:05:27 AM
Subject: [agromania] penjelasan asap cair

 
Sayang sekali bila kita dengan mudah mengclaim informasi sebagai hoax.
Fungsi asap cair sebagai pengawetan bukanlah hal yang mustahil, mengingat bahwa
asap cair tidak saja mengandung formaldehid alami, tetapi juga dilengkapi dengan
komponen lain yang juga bersifat mengawetkan seperti fenolat dan asam.
Memang efektifitas formaldehid alami ini tidak sekuat formaldehid sintetik (atau
yang kita kenal dengan formalin), tapi dengan dukungan kandungan asamnya yang
terdiri dari asam asetat, asam butirat, iso valerat, valerat, maupun propionat
yang pada pH 5 efektif mematikan kapang dan bakteri. Asam ini juga memberikan
lingkungan yang tidak nyaman bagi mikrobial. Demikian juga dengan kandungan
fenolatnya yang didominasi siringol, guaiakol, eugenol, berfungsi sebagai
antioksidan yang melindungi terhadap kerusakan akibat oksidasi pada lemak maupun
protein pada bahan pangan.
 
Saat ini penggunaan formalin dan obat pembasmi hama masih marak dilakukan untuk
pengawetan pangan. Di tingkat nelayan maupun pedagang ikan,  penggunaannya masih
lazim digunakan walaupun sudah dinyatakan sebagai bahan berbahaya. Demikian juga
pada produsen tahu, dll. Padahal formalin ini umumnya digunakan sebagai pengawet
mayat di bidang kedokteran. Adapun efek samping penggunaan formalin pada produk
pangan adalah memicu Asma, bronchitis dan pneumonia, sesak napas, disphagia,
dermatitis dan reaksi sensitifitas, ulcerasi dan nekrosis pada jaringan mucus,
hematemesis dan diare disertai darah, hematuria (adanya darah dalam urine),
anuria, asidosis, vertigo dan kegagalan sirkulasi. Tentu kita tidak menghendaki
efek samping ini menimpa kita ataupun keluarga kita. Tapi realita dilapangan
adalah demikian.
 
Sementara itu kita mempunyai alternatif pengganti pengawet berbahaya ini yaitu
asap cair. Terbuat dari biomassa yang ketersediannya berlimpah di tanah air
kita, serta memungkinkan untuk diproduksi masyarakat. Sehingga suplainya
mestinya tidak menjadi masalah.
 
 Di Jepang, Cina, bahkan Amerika saat ini sebagian besar olahan seafood
menggunakan asap cair sebagai pengawetan ikan segarnya, maupun sebagai penyedap
rasa pada ikan olahan. Demikian juga di Malaysia baru akan mulai sosialisasi.
Bagaimana di Indonesia?

Memang kondisi pasar asap cair untuk pangan di Indonesia belum tercipta. Masih
membutuhkan perjuangan bersama untuk mewujudkannya. Ini lebih bersifat
birokratik. BPOM menyetujui asap cair sebagai aditif pada pangan tetapi bukan
sebagai pengawet, karena acuan BPOM adalah codex alimentarius, yang di dalamnya
tidak terdapat daftar  asap cair sebagai pengawet.
Bila kita ambil sisi positifnya, secara political bisnis, ini juga menguntungkan
bagi industri pangan, karena dia bisa mengawetkan produknya dan mengclaim
sebagai produk bebas pengawet. Tetapi di tataran sosialisasi hal ini menjadi
pembatas.
 
saat ini kita sedang mencoba untuk memperjuangkannya di menteri kesehatan. Kita
sedang mempersiapkan   untuk membahas dan menkonsep masalah ini dengan staf ahli
khusus bidang kebijakan politik kesehatan. semoga dilema ini sgera
terselesaikan.
 
Bagi kawan-kawan yang sudah memproduksi asap cair, bisa japri ke saya, agar kita
tahu peta kekuatan kita. Malaysia  minta 5000 liter. Peluang pasar lainnya juga
sedang kita jajaki. Ayo...... kita ciptakan pangan yang sehat. Tambah semangat !
Selalu tingkatkan amal usaha dan karya nyata kita.

 
 

Dari: Hendriyanto - <hendriyanto...@yahoo.com>
Judul: Fw: [agromania] Tanya Liquid smoke
Kepada: kopbi...@googlegroups.com
Tanggal: Rabu, 14 Juli, 2010, 6:20 AM

Ada yg tahu kebenaran issu dibawah ini
Semoga tidak terjadi
 
Salam
Hendriyanto

------------------------------------------------
U N D A N G A N *****
Temu Pelaku Bisnis Tanaman dan Produk
Herbal (Jamu, Madu, Obat2an, dll).
Jakarta, 15 Agustus 2010. Daftar segera di:
http://acaramania.blogspot.com
------------------------------------------------

----- Forwarded Message ----
From: Syafrinal Syarien <ssyar...@yahoo.com>
To: agromania@yahoogroups.com
Sent: Tue, July 13, 2010 1:29:01 PM
Subject: Re: [agromania] Tanya Liquid smoke

 

Asap cair ini hanya "hoax" dari majalah tertentu Pak.
Nggak banyak yang butuh. Kegunaannya baru sebatas sebagai penyedap rasa. Paling
cuma tukang bikin tahu/bakso tradisional yang pakai asap cair 1 liter seminggu.
"Sang Pengumpul Asap" di Bogor yg pernah disiarkan Metro TV juga kebingungan mau

jual ke mana itu asap cair.

##########################################
AYO GABUNG DI GROUP FB AGROMANIA
Pemula dan Pebisnis Sidat: http://tiny.cc/sidatagromania
Pebisnis Ikan Air Tawar: http://tiny.cc/ikanagromania
Pelaku Bisnis Sapi Potong: http://tiny.cc/sapiagromania
Pelaku Bisnis Jamur: http://tiny.cc/jamuragromania
Pelaku Bisnis Herbal: http://tiny.cc/herbalagromania
##########################################
GABUNG DI MILIS http://tiny.cc/milis

________________________________
From: Ian Persada <agro_i...@yahoo.com>
To: agromania@yahoogroups.com
Sent: Sun, July 11, 2010 5:25:05 PM
Subject: Re: [agromania] Tanya Liquid smoke

 
salam,

kalo untuk pemasarannya bagaimana pak...karena saya sudah bisa memproduksi.

terima kasih.

Kirim email ke