Salam kenal pak Adi.

Saya dan beberapa kawan di ITB juga sedang mengembangkan Mocaf.

Sekarang masih tahap pencarian investor. Mudah2 an 2 pekan lagi presentasi kami 
bisa goal.

kami sudah beberapa kali memproduksi dan hasilnya relatif lebih baik daripada 
produk yang lain. Tapi mungkin karena skala produksi kami masih kecil.


yang saya lihat, beberapa industri mocaf itu jorok, tidak mempertimbangkan 
aspek kehigienisan.

kami pernah beli produk 1 karung dari industri mocaf di Ciamis.
memasuki bulan ke 3 sudah dijangkiti kutu. Padahal mocaf yang kami buat masih 
tahan walaupun sudah 5 bulan.

Salam kenal

********************************************
Ingin menikmati lezat dan khasiat ikan sidat?
Ikuti Anjangkarya Budidaya dan Bisnis Sidat.
Ajak keluarga, relasi, dan teman2 Anda.
Daftar di http://sidatmania.blogspot.com
********************************************


--- In agromania@yahoogroups.com, adi sampurno <d_sampu...@...> wrote:
>
> Teman-Teman Agromaniak
> dimanapun berada,
>
> Beberapa fakta dilapangan tentang (metoda-metoda) pembuatan tepung 
> mocal/mocaf (hasil temuan di lapangan/daerah; masukan dari dinas/instansi; 
> masukan/keluhan petani/UKM/petugas lapangan dari pati, jakarta, kendal, NTB, 
> dll) =
> -Fakta 1 : Metoda pembuatan tepung mocal yang dilakukan di Indonesia (dengan 
> bahan tambahan atau alami) menggunakan metoda basah (perendaman) selama 48-72 
> jam (2-3 hari). Apabila waktunya dipersingkat (dengan dalih metoda "modern") 
> hanya 1 hari (bahkan ada yang hanya 1 jam), hasil tepung mutunya jelek; rasa 
> pahit, serat masih kasar/belum hancur, rendemen rendah karena banyak yang 
> dibuang sebagai serat2 kasar.
> - Fakta 2 : Setelah metoda2 (menggunakan bahan2 tambahan) 
> diintroduksir/diperkenalkan kepada petani, selalu muncul pertanyaan : Dimana 
> saya bisa mendapatkan bahan2 tambahan tsb? Harus membeli? harganya berapa? 
> apakah kita bisa membuat bahan2 tambahan tersebut sendiri? Kenapa metodanya 
> rumit?
> - Fakta 3 : Bahan2 tambahan sulit didapatkan (karena harus membeli dari si X 
> yang berlokasi di kota Z), harganya mahal (per paket bisa ratusan ribu sampai 
> jutaan rupiah). Untuk di Jawa saja sulit mendapatkannya, apalagi untuk luar 
> Jawa (daerah Indonesia Bagian Timur apalagi..)
> - Fakta 4 : Hasil dari pelatihan menggunakan bahan tambahan = Setelah kita 
> (petani/UKM)  mengetahui/memahami cara pembuatannya, tidak bisa berbuat 
> banyak karena tidak mempunyai bahan2 tambahan tersebut atau sulit 
> mendapatkannya dan harganya mahal
> - Fakta 5 : (Petani bertanya) Apakah ada metoda pembuatan yang lebih 
> sederhana, tanpa harus memakai bahan2 tambahan lagi?
> - Fakta 6 : (Petani di Papua bertanya) Apakah ada yang bisa menjamin kalau 
> saya beli bahan tambahan dari Jawa, dipakai di Papua bisa berhasil baik? 
> (karena membuat tape dengan ragi tape dari Solo dibuat di Bogor atau Bandung 
> nggak jadi... harus pakai ragi tape yang dari Bandung sendiri >>>itu karena 
> mikroba dalam ragi Solo tidak bisa tumbuh baik di lingkungan Bogor atau 
> Bandung)
> - Fakta 7 : Ada metoda pembuatan tepung mocal yang mudah, murah, alami, 
> karena kita bisa membuat starternya sendiri (mikrobanya menyesuaikan yang ada 
> di daerah masing2), sehingga bisa langsung produksi, tanpa harus cari/beli 
> bahan ini-itu.
>
> Silahkan ikuti Pelatihan/Kursus pembuatan tepung mocal (berbiaya khusus, 
> edisi Dies natalis USM 2010) yang diselenggarakan oleh BKPA-USM (pelatihan 
> individu/kelompok di kampus atau jarak jauh/tertulis) + Pembuatan mie mocal 
> 100% (bonus : pembuatan snek stik mocal dan pizza mocal). Mudah, tidak perlu 
> ina-inu, ita-itu... habis pelatihan langsung bisa produksi sendiri-sendiri 
> (pendaftaran maks. 9 Juli 2010)
>
> Salam sejahtera dan tetap semangat memajukan agroindustri di Indonesia
> Adi S. BKPA-USM (0815750750xx)

Kirim email ke