Hallo Pak Arba,

Tambahan informasi, 
dalam hal CnF informasi yang diperlukan oleh buyer tentunya adalah harga 
satuan dalam unit yang Bapak tawarkan (apakah itu kg ataupun pcs). 
Selanjutnya bagaimana Bapak mengemas biji-biji tersebut. Berapa dimensi 
kemasan luar ? 

Asumsinya untuk ekspor tentunya Bapak akan mengejar volume pengiriman. Saya 
coba berikan gambaran untuk menghitung harga CnF bila Bapak mengirim produk 
Bapak dalam 1 kontainer ukuran 20 feet (20ft FCL / Full Container Load). 
Pertama-tama Bapak perlu mengetahui berapa kg (atau pcs) produk yang bisa 
dimuat dalam satu kontainer 20ft tsb. Setelah kita mengetahui berapa banyak 
yang bisa dimuat dari sana kita bisa menghitung harga CnF per unit. 

Untuk lebih jelasnya saya berikan ilustrasi sbb.:
Saya akan mengirim 4200 kg biji pohon palem tujuan Antwerp. Unit harga adalah 
per kg. Misalkan harga FOB Jakarta Rp. 54000 / kg.
Saya gunakan kurs Rp. 9000/$ sehingga harga jual FOB Jakarta adalah US$ 6 / 
kg. Kemasan carton box: 2,1 kg per carton box. Total ada 2000 carton box 
untuk 4200 kg biji. 
Setelah dihitung, misalkan 20ft FCL dapat muat 2100 carton box sehingga Bapak 
putuskan untuk menggunakan 20ft FCL untuk memuat 2000 box tadi.  
Misal freight cost 20FCL Jakarta - Antwerp = US$ 4,000
Dengan demikian harga CnF Antwerp = harga FOB + freight cost  Jakarta - 
Antwerp = US$ 6 + US$ (4000/4200) = US$ 6.95 per kg. 

Angka-angka di atas hanya ilustrasi, untuk pastinya tentunya Bapak harus cek 
detailnya. Mulai dari nilai tukar, freight cost ke pelabuhan negara tujuan. 
Apakah perlu container berpendingin, juga ukuran bagian dalam container 
sehingga kita bisa menghitung dengan pasti satu kontainer bisa muat berapa 
carton box. Juga kebanyakan buyer akan minta perlindungan asuransi, sehingga 
penawaran Bapak menjadi CIF di mana "I" adalah Insurance. Sama seperti 
freight, biaya insurance juga perlu dihitung per unit. Dalam hal ini tambahan 
biaya insurance per kg = (total biaya insurance) / 4200

Bila satu 20FCL terlalu besar, Bapak bisa tanyakan freight cost non FCL 
(dikenal sebagai LCL, Less than Container Load) ke EMKL (mereka akan tanyakan 
total volume dan berat total). Dari sana Bapak bisa menghitung biaya kirim 
per unit. Saran saya sedapat mungkin Bapak mengirim secara FCL karena bila 
LCL, produk Bapak akan digabung dengan produk dari supplier lain dalam satu 
kontainer sehingga proses bongkar muat barang (di Indonesia dan di negara 
tujuan) lebih makan waktu dan freight cost per unit juga kemungkinan besar 
akan lebih mahal. Kebanyakan eksportir akan menghitung berapa jumlah produk 
yang bisa dimuat dalam satu kontainer dan dari sana mereka akan set jumlah 
tersebut sebagai minimum order quantity.

Selamat melakukan ekspor ...!

Salam,
Rudy 

-----------------------------------------
Cara Mudah dan Cepat Bergabung di:
AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC)
-----------------------------------------
(1) Buka: http://tiny.cc/formulir
(2) Isi data Anda dengan lengkap dan benar
(3) Tekan tombol Submit Form. Tunggu sebentar
(4) Klik Continue. Data Anda akan langsung masuk
(5) Kirim SMS ke: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 dengan isi "Daftar�
-----------------------------------------
|a|g|r|o|m|a|n|i|a
Online & Terpercaya Sejak 1 Agustus 2000



On Thursday 11 March 2010 14:34:16 ahadiat wrote:
> Ikut nimbrung,
>
> CNF adalah singkatan dari Cost n Freight
> Berarti Bapak Dari harga barang tinggal menambah Cost angkut sampai
> pelabuhan Belgia (Main Port nya Antwerp), tanya ke pelayaran Jadi Bapak
> tinggal Menambah harga FOB Bapak dengan harga / Cost dari pelabuhan ke
> Belgia Tersebut, Bila harga masih ex factory Bapak harus menambang Cost FOB
> dan CNF Saran saya justru Bapak jangan main main untuk cost FOB atau CNF
> nya, tawarkan apa adanya (kalau mau istilah nya Bapak nambah spare untuk
> kenaikan ongkos FOB atau (CNF biasanya kondisi begini berlaku 3 bulan bisa
> naik bisa turun)
>
> Maaf kalau kurang jelas (bisa bertanya lagi), karena saya belum tahu Bapak
> harganya Ex Factory atau FOB
>
> Regards,
> Ahadiat

Kirim email ke