Wah, ... punya pengalaman Sidat juga pak Thamrin ... Apa kabar pak ? Masih di 
Aceh ? Ngobrol Sidatnya lewat Japri aja ya pak ... Thanks

Amritsjar Hasaruddin

Thamrin Simanjuntak <thamrinc...@yahoo.co.id> wrote:                            
 Bagi pengalaman sedikit nih.
 
 Jika anda ingin menangkap sidat untuk konsumsi atau dipelihara, caranya mudah:
 1. Lokasi penangkapan di rawa atau sungai-sungai yang bermuara ke sisi selatan 
Jawa dan sisi Barat Sumatera; sungai yang berbatu-batu lebih baik. Di anak 
sungai juga bisa, walaupun jauh dari laut; pastikan sungai tidak kena polusi 
berlebihan.
 2. Pergunakan bubu (alat perangkap ikan yang biasa dipakai di sungai atau 
sawah, berbentuk corong kerucut) dibungkus dengan plastik kasa supaya yang 
kecil tidak lepas (mulut bubu mengarah ke hulu / ke laut) dan bubu harus 
terapung sedikit (tidak boleh tenggelam).
 3. Pergunakan umpan apa saja yang mengandung protein (daging, ikan, telur dll) 
yang dibungkus kain kaos, supaya umpan awet tidak tergerus air (busuk tidak 
apa-apa).
 4. Periksa hasil tangkapan setiap pagi.
 5. Ikan sidat ada yang hitam, coklat, belang, kalau beruntung dapat yang 
albino. Semuanya punya "kuping", ini bedanya dengan belut.
 
 Ini sudah dipraktekkan dan sempat dipelihara sekitar 5000 ekor. Kandungan 
proteinnya 70%, makanya sangat berkhasiat. Ibu-ibu di desa suka memasak bubur 
balita dengan campuran ikan ini.
 Selamat mencoba. Salam
 
 ThS
 
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 Sidat dan benih sidat kini dapat dipesan via
 Agromania. Untuk pemesanan, silahkan klik:
 http://www.agromaniasms.co.cc
 
 LINK VIDEO SIDAT:
 http://www.youtube.com/watch?v=0Z79jRu3PrI
 http://www.youtube.com/watch?v=vo3oxHu50qk
 http://www.youtube.com/watch?v=H3BOa1MOp7o
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 
 
     
                                       

       

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke