Pak Tony,

apa yang bapak katakan ini merupakan ilmu yang sangat berharga buat
kami-kami ini pemula atau peternak kota (pinjem istilah pak Tony).
Yang justru dengan tulisan ini, akan bisa menghindarkan kerugian.
Banyak orang yang tidak percaya dengan rumor2 yang beredar, bahwa
maron bisa gagal, bisa ketipulah, dst. Saya adalah orang yang
berpandangan bahwa petani itu orang malang yang kurang mendapat
kesempatan. Tapi itu DULU... sebelum saya kena batunya juga.

Apa yang pak Tony katakan itu semua benar, karena saya mengalaminya.
Terutama hal bahwa petani ingin keuntungan yang saat ini. Itu sangat2
benar sekali. Pada awalnya kita ingin agar kerjasama ini bisa
menguntungkan keduabelah pihak, tapi ternyata realitas berbeda dengan
yang kita harapkan.

Disinilah ironi kita. Begitu banyak dana dari kota yang ingin
dikembangkan di desa, tapi terbentur oleh masalah2 non teknis seperti
ini. Seandainya kedua belah pihak bisa menjunjung kejujuran, alangkah
makmurnya negara kita.

Saya pikir program pemerintah dalam hal ini adalah memberi pendidikan
kepada petani2 kita dalam hal berbisnis yang baik. Memang tidak bisa
disalahkan, bahwa kemiskinan mungkin membentuk pola pikir yang ingin
dapat hasil sekarang, daripada nanti. Semoga ini bisa berubah, dan
bila berubah, saya percaya Indonesia akan berjaya. Jadi kejujuran dan
etos kerja yang tinggi, akan membuat negeri ini makmur.

Sungguh ironis, bahwa kita yang mengaku negara agamis, tapi kenyataan
kejujuran boleh dikata memprihatinkan. Saya tidak men-cap semua orang
tidak jujur. Tidak. Tapi apa yang kita baca di koran-koran, baik kaya
maupun miskin semua seakan-akan menomor duakan Tuhan, dan mementingkan
keuntungan pribadi/sesaat.

Saat ini saya sudah menyerah untuk bekerja sama dengan orang lain
(Paron dst..). Mungkin masih ada satu dua, tapi saya anggap barang
hilang saja. Saya pikir bila ingin bekerja, lebih baik dikerjakan
sendiri saja. Maksudnya benar2 sebagai proyek serius.

Sekali lagi terima kasih atas pengalaman pak Tony.

Pak Tony ada trik lain?

salam,
Gunawan

_________________________________

AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC)
Tempat ngumpulnya para pengusaha
Agrobisnis Indonesia bonafide:
http://www.direktoriabc.co.cc
_________________________________


--- In agromania@yahoogroups.com, tony sapi <tony_s...@...> wrote:
>
> Halo Boss, mohon maaf baru sempet bales.
> Kalau  pengalaman tersebut ditulis panjang banget Boss, akan
membosankan dan sedikit banyak akan menyinggung perasaan banyak orang,
wajar sih sebetulnya  jika kita menulis apa adanya maka akan ada yang
berkenan dan tidak berkenan, namun sepanjang saya menulis pengalaman
berdasarkan sudut pandang saya, maka dipersilahkan untuk marah atau
justru mentertawakan kebodohan saya. Karena yang akan saya sampaikan
hanyalah fakta yang saya temui dan mungkin hal-hal yang bersifat
negatif belaka. Kalau yang bagusnya kita semua sudah mengetahui dan
tidak perlu di bahas karena bukan merupakan permasalahan.
>
> Untuk mengetahui kenapa sebetulnya sistim maron yang kita anggap
baik justru sering berahir dengan sangat tidak baik, maka saya
memberanikan diri menempatkan diri sebagai peternak desa yang mengajak
peternak Kota-an untuk melakukan kerjasama dengan sistim maron. Agar
lebih riel atau real, maka saya mengajak masyarakat desa setempat
 untuk kerja bersama saya dan berada di pihak saya sebagai peternak
desa, agar saya bisa dengan jelas mengamati pola pikir dan pola sikap
mereka yang sebenar-benarnya.
> Hasil pengamatan saya membuat diri saya terperangah heran melihat
pola pikir masyarakat desa tersebut, yang secara singkat saya
sampaikan sebagai berikut :
> 1. Mereka umumnya sangat menginginkan untuk mendapat keuntungan atau
imbalan saat ini juga atau secepat mungkin. Kerja sekarang ya harus
mendapat imbalan sekarang juga. Ini sangat bertentangan dengan prinsip
utamanya peternak, yang selalu bekerja sekarang mendapat imbalannya
beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. Perbedaan mendasar ini
yang bisa berakibat bermacam-macam hal yang sangat negatif.
> 2. Semakin  (maaf) miskin si peternak desa semakin besar kemungkinan
mereka berbuat  curang dengan segala macam tipu daya nasional nya.
Akibat ahirnya kehidupan mereka makin terpuruk. Semakin berada atau
mampu si peternak desa, maka semakin kecil sekali kemungkinan mereka
untuk  melakukan kecurangan. Akibat ahirnya mereka semakin mampu dan
semakin makmur hidupnya.
> 3. Peternak desa selalu menganggap peternak kota lebih bodoh dalam
masalah peternakan, sehingga hanya di anggap sebagai sasaran empuk
untuk di tipu, di bohongi  serta di manfaatkan sebagai sumber
pemerahan dana atau uang melalui berbagai cara.
> 4. Peternak desa selalu menganggap peternak kota sebagai orang-orang
yang kebanyakan uang. Sehingga program maron dianggap sebagai
programnya Sinterklas, program untuk menolong mereka semata. Tidak ada
tersirat sedikitpun di otak mereka bahwa si peternak kota melakukan
program maron ini karena mereka juga membutuhkan tambahan pendapatan.
Yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana caranya memanfaatkan
kepercayaan yang di berikan melalui kerja sama ini,  untuk mengeruk
keuntungan sepihak bagi mereka semaksimum mungkin.
> 5.Peternak desa selalu "merasa" kebal hukum dan merasa akan selalu
menang jika bermasalah dengan peternak kota, walaupun ada perjanjian
resmi dengan saksi RT_RW Lurah_Camat sekalipun. Pola sikapnya " Ini
rumahku, ini kampungku, kamu datang kemari karena kamu butuh bantuanku
dan aku berhak mengusir kamu setiap saat aku mau". Jika kalah dalam
penyelesaian masalah maka mereka akan menggunakan (maaf) kemiskinan
dan kesulitan hidupnya, agar di kasihani dan di maafkan atas segala
kesalahan yang sengaja mereka perbuat.
> 6. Peternak kota kalau datang meninjau atau mengontrol, tingkah
polahnya sering kami  anggap keterlaluan. Terutama anggauta keluarga
atau teman nya, sering memperlakukan kami sebagai kacung pribadinya.
> 7. Peternak kota sering menganggap rumah dan pekarangan kami sebagai
miliknya sendiri, tanpa menghargai si pemilik yang sebenarnya
> 8. Peternak kota sering tidak mau mengindahkan budaya lokal desa.
> 9.Peternak kota sering minta dilayani sebaik mungkin bak seorang
sultan atau kaisar.
> 10. Peternak kota selalu menganggap kami ini orang terkebelakang
yang lugu guoblok sehingga harus di dikte dengan penuh ancaman-ancaman.
>
> Itu semua adalah "PADA UMUMNYA", jadi tidak semuanya Boss.
> Memang sangat mengerikan jika kita mengetahui pola pandang - pikir
dan sikap mereka yang sebenar-benarnya. Sangat wajar jika program
maron antar perorangan maupun yg dilakukan pemerintah banyak yang
berahir dengan kekacauan besar. Banyak pengusaha yang mengalihkan
program maron ini dengan unit pendidikan di daerah, dan hasilnya
sedikit membaik tetapi belum bisa saya katakan berhasil.
> Jika anda seorang yang terbiasa melakukan bisnis kerjasama, kemudian
membawa masalah tsb di atas kedalam sistim manajemen kerjasama yang
umum dilakukan, maka system maron memang seharusnya tidak dilakukan
dengan sembarang atau rata-rata  masyarakat pedesaan bahkan dengan
sanak keluarga pun jangan.
> Mungkinkah pabrik pembuat kapal terbang besar seperti Boeing atau
Airbus mengajak  pabrik kapal terbang kita IPTN untuk bekerja sama.
Jawabannya tentu iya dan tidak tergantung dari ........macam macam.
Yang intinya "harus ada kesederajatan posisi masing-masing".
> Demikian juga saat system manajemen kerjasama yg sudah umum dipakai,
kami terapkan pada usaha maron yang kami lakukan, sebagian sangat
besar ancaman - tantangan hambatan dan gangguan  bisa kami atasi
dengan baik.
> Yang membuat saya masih sedih dan kecewa adalah "kami terpaksa tetap
meninggalkan mereka yang (maaf) tergolong miskin" tetap agak di
belakang. Saya tidak tahu bagaimana caranya memajukan mereka, selain
memberikan kesempatan yg sesuai dengan keinginan mereka yang intinya
"kerja sekarang di bayar sekarang".
>
> Demikian Boss, upaya saya dan tulisan ini tidak ditujukan untuk
memojokan siapapun, tetapi hanya untuk mencari dan menyampaikan fakta
serta pemetaannya yang mampu  saya lihat sebatas kebodohan saya. Agar
bisa di manfaatkan untuk kemajuan bersama dan yang paling penting
meningkatkan  keuntungan  saya, nggak munafik lah Boss, tujuan usaha
kan nyari keuntungan.
>
> Sebagai tambahan: Mengacu pada keberhasilan sistim maron yang kami
lakukan, saya pernah mengajak seorang sahabat pribadi, dia adalah
peternak besar dari negara tetangga untuk menyisihkan sebagian sangat
kecil ternaknya untuk di kembang biakan di desa tersebut dengan saya
sebagai Penjaminnya /Guarantor nya. Setelah mereka melakukan
penelitian detail - jawabanya sangat singkat "Mereka peternak tangguh
tetapi Hati mereka tidak di situ" ( They are tough farmer but their
heart aren't there yet). Dengan catatan "mereka" pertama dan "mereka"
kedua,  adalah "mereka" yang berlainan. Hehehehe jangan bingung Boss,
biar saya aja yang bingung.
> Terimakasih dan salam hormat
> TONY_SAPI
> http://sapiology.com
> http://tonysapi.multiply.com
>
> ________________________________
>
> DIREKTORI AGROBISNIS INDONESIA
> http://www.direktoriabc.co.cc
> MAU GABUNG? ISI FORMULIR DI:
> http://www.formulirabc.co.cc
> _______________________________
>
>
>
>
>
> ________________________________
> From: gunsts <gunawa...@...>
> To: agromania@yahoogroups.com
> Sent: Friday, 5 December 2008 9:17:45
> Subject: Re: Bls: Bls: [agromania] ternak bagi hasil
>
>
> Pak Tony,
>
> bisa dishare pengalaman bapak dalam memposisikan diri sebagai petani
> sehingga bisa menyelesaikan masalah yang ada? Justru ini yang paling
> penting buat kita semua. Kita bisa belajar dari pak Tony, dan pada
> akhirnya kita berharap yang no.2 itu tidak terjadi. 2-2 sama-sama
senang.
>
> thanks.
>
> ------------ --------- --------- --------- --------- -----
> AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC)
> INFORMASI: http://www.agromani a.co.cc
> FORMULIR: http://www.formulir abc.co.cc
> DIREKTORI: http://www.direktor iabc.co.cc
> MAILING LIST: http://www.milisabc .co.cc
> PUSAT DATA: http://www.agrodata .co.cc
> ------------ --------- --------- --------- --------- -----
>
> --- In agroma...@yahoogrou ps.com, tony sapi <tony_sapi@ ..> wrote:
> >
> > Para Boss Peternakan yth,
> > Maro ; paron ; bagi hasil dan apapun namanya, memang sangat amat
> ideal untuk memajukan pergerakan kedua belah pihak - si Pemodal dan si
> Peternak.
> > Dilihat dari sudut telaah Ekonomi - Sosial dan Spiritual - semuanya
> memberikan nilai yang sangat positip.
> > Dalam kenyataannya system Maro tersebut lebih banyak mendatangkan
> permasalahan, lebih sering merugikan Pemodal, lebih menguntungkan
> Peternak hanya sementara dan sekali saja (one time -one shot).
> > Akibatnya:
> > 1.Pemodal KAPOK, Calon Pemodal TAKUT.
> > 2.Peternak TIDAK PERNAH MAJU BERKEMBANG, dan selalu menjadi tumpahan
> dan sumber KESALAHAN, KECURANGAN DAN KELICIKAN.  Â
> > 3.Secara umum Masyarakat Peternak Indonesia dinilai seperti pada
> poin 2.Â
> > Apakah memang begitu keadaan yang sebenarnya dan yang paling penting
> adalah Mengetahui jawaban untuk pertanyaan -- MENGAPA ???????
> >
> > Untuk Menjawab Pertanyaan tsb di atas, cara terbaik yang pernah saya
> lakukan adalah "MENEMPATKAN DIRI KITA SEBAGAI PETANI DALAM SYSTEM MARO
> TSB". Hanya dengan cara itulah kita bisa mengetahui dan memetakan
> sumber permasalahan yang sebenarnya.
> >
> > Terimakasih dan salam hormat
> > Â
> > TONY_SAPI
> > http://sapiology. com
> > http://tonysapi. multiply. com
> >
>
>
>
>
>       Get your preferred Email name!
> Now you can @ymail.com and @rocketmail.com
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke