kalo saya kerjasama sama orang yg dah dikenal baik, jadi ga smbarangan kita milih petaninya. kemudian kalo panen emang biasa kita jual ma tengkulak, coz saya ga punya lahan utk " holding" gabah hasil panen, tapi dg tengkulak juga harus ketat n perhitungan yg jeli.... Ada tanggapan ?
============================== Agromania Business Club (ABC) http://www.agromania.co.cc ============================== ----- Pesan Asli ---- Dari: bhuana.swadarma <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: agromania@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 22 September, 2008 13:13:58 Topik: Re: [agromania] Re: Tanya bentuk kerjasama pemilik lahan dan petani penggarap Kenapa Harus takut ? Tips jika ingin usaha pertanian anda aman adalah : - Kuasai jenis usaha yang digeluti ( misalnya jika Padi ya...harus tau pola tanam hingga musim panen ) - Waktu kapan boleh dipanen kita yang tentukan. - Siapkan dana untuk mengcover biaya saat panen dan pembelian gabah jika bagian sipetani mau dijual ( buat perjanjian bahwa sipetani tidak boleh menjual hasil bagiannya kecuali kepada kita dengan harga pasar yang kita tentukan ) - Tarik semua hasil panen ke gudang diluar daerah pertanian tersebut. - Timbun, Olah lalu Pasarkan sesuai yang kita inginkan. Beres deh Regards Bhuana ============ ========= ====== Mitra Bisnis Menanti Anda di: http://www.agromani a.co.cc (Buka TAB Direktori) ============ ========= ====== ----- Original Message ----- From: Ade Hidayat To: [EMAIL PROTECTED] ps.com Sent: Monday, September 22, 2008 11:15 AM Subject: Bls: [agromania] Re: Tanya bentuk kerjasama pemilik lahan dan petani penggarap Salam kenal buat Mas Bayu & Imaldi, Sebenarnya betul apa yang disampaikan oleh Mas Imaldi. Kerja sama dengan petani (baca: penggarap), lebih banyak faktor non-teknisnya daripada teknisnya. Kadang niat baik kita, seringkali disalahgunakan oleh mereka. Mas Imaldi saja yang sudah membuat perjanjian di atas Notaris aja masih bisa dikerjain sama para petani. Kadang hal ini yang bikin kita malas membangun dan membantu kehidupan petani. Susah banget mereka itu diajak untuk majunya. Saya sendiri mengalami hal yang kurang lebih sama persis dengan Mas Imaldi. Tp saya masih belum kapok coba bantu petani, mungkin akan lebih selektif aja, dan jumlahnya gak usah banyak2. maksimal 5 orang aja per kelompok. Biar gampang ngatur dan gak besar biayanya. Ada sedikit tambahan buat Mas Bayu.... Problem petani biasanya pada permodalan, teknologi, dan pemasaran. Nah, pada petani penggarap yang tidak memiliki lahan, ketiga hal ini seakan sudah jadi gurita yang menjerat mereka. Salah satunya adalah jeratan dari para tengkulak. Oleh karena itu, untuk meminimalkan hal2 yang tidak kita inginkan (lihat pengalaman saya dan mas Imaldi), ada baiknya kita meneliti terlebih dahulu calon petani penggarap kita, apakah dia masih mempunyai ikatan dengan para tengkulak atau tidak? Kalau ya, ada baiknya kita tinggalkan saja petani yang masih memiliki utang-piutang dengan para tengkulak. Dari sisi pemasaran, kita harus agak cair menerapkannya kepada para petani. Kalau tidak kita akan kalah bersaing dengan para tengkulak. Ingat kasus Bulog yang gagal atau kurang dalam menyerap gabah dari para petani, karena terlalu ketat menerapkan standar mutu gabah dan harga. Petani akhirnya memilih menjual kepada para tengkulak dan pengusaha penggilingan beras lokal, meskipun hasil gabah mereka tidak diserap semua oleh para tengkulak dan dengan harga yang standar (ingat, tengkulak juga ingin cari untung toh?). Para tengkulak biasanya menerapkan harga tinggi hanya pada saat pembelian pertama saja, dan dalam jumlah yang sedikit. Misalnya, dari 4 ton hasil panen, dia hanya membeli 100-500 Kg dengan harga lebih tinggi daripada harga standar pemerintah/Bulog (meskipun kadar gabahnya masih dibawah mutu). Setelah itu ya, nunggu harga jatuh... atau sisa panen petaninya dijual dengan harga yang jauh dari ketetapan pemerintah. Nah, pengetahuan ini sebaiknya kita sampaikan terus menerus kepada para petani sambil mereka juga diajak untuk terus berupaya meningkatkan kualitas mutu gabah hasil panennya. Perang yang sebenarnya adalah antara kita dengan para tengkulak, bukan dengan para petani. Ini yang lumayan merepotkan, karena para tengkulak biasanya memiliki jaringan dan sistem serta 1001 cara untuk melawan kita (apalagi kalo kita adalah orang/pemain baru di daerah itu). Belum lagi jaringan premannya... hehehe.. kejadian Mas Imaldi bisa terulang dan mungkin akan lebih parah tuh.... Satu lagi Mas... Jangan lupa juga ajak tokoh masyarakat/petani yang memiliki pandangan untuk mau maju dan dapat dijadikan panutan. Tokoh ini kita dekati untuk mau mengajak teman2 nya maju juga... Biasanya tokoh2 informal ini, punya banyak pengikut dan kata2nya bisa lebih didengar dan diikuti oleh para pengikutnya. Terakhir... salam maju deh buat Mas Bayu dan Mas Imaldi. Salam, Ade Hidayat ============ ========= ====== Mitra Bisnis Menanti Anda di: http://www.agromani a.co.cc (Buka TAB Direktori) ============ ========= ====== ----- Pesan Asli ---- Dari: imaldi.agoestian <imaldi.agoestian@ yahoo.com> Kepada: [EMAIL PROTECTED] ps.com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:50:59 Topik: [agromania] Re: Tanya bentuk kerjasama pemilik lahan dan petani penggarap Mas Bayu, Sekedar berbagi pengalaman, kebetulan kami pernah menangani hal yang sama, melakukan kerjasama dengan Petani Penggarap (dalam jumlah ratusan orang). Berdasarkan yang kami alami permasalahan mendasar bukanlah dalam hal teknis tapi adalah dalam hal non-teknis. Dalam kerjasama tersebut hal2 teknis menyangkut tanggung jawab dan kewajiban masing2 Pihak kami jabarkan secara detail dan tidak ada masalah dalam membuat perjanjian. Kami membuat perjanjian secara Notarial (Notarial Agreement) sehingga mempunyai kekuatan hukum yang kuat dan jelas bagi masing2 Pihak. Tetapi sewaktu sudah panen ceritanya jadi berbeda, sebagian besar Petani tersebut wan prestasi yaitu melakukan penjualan hasil panen kepada Pihak lain dan hanya sebagian kecil yang menjalankan kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani. Kami mengalami kerugian yang cukup besar. Seandainya kami menempuh jalur hukum mengacu kepada perjanjian kerjasama, menurut hemat kami permasalahan akan semakin bertambah karena kami berhadapan dengan masyarakat banyak. Jadi menurut pendapat kami yang paling utama adalah apakah Petani yang akan bekerjasama tersebut bisa dipercaya integritasnya atau bahasa lainnya bisa memegang amanah ? Mungkin rekan-rekan yang lain punya pengalaman yang berbeda. Salam, Imaldi Agoestian ============ ========= ====== Mitra Bisnis Menanti Anda di: http://www.agromani a.co.cc (Buka TAB Direktori) ============ ========= ====== --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, Bayu Lesmana <[EMAIL PROTECTED] ..> wrote: > > Rekan-rekan sekalian, > > Saya ditawari sebidang sawah disekitar usaha saya. Saat ini dikerjakan langsung oleh pemiliknya. Sebenernya saya berminat untuk membeli, tapi masih bingung siapa yang akan menanaminya / mengurusnya, menurut beberapa orang disekitar situ, bisa dengan kerjasama dengan petani penggarap. > Yang ingin saya tanyakan, bagaimana komposisi pembagian hasilnya lalu siapa yang memodali bibit, pupuk, dll. > Mungkin ada rekan2 yang sudah memiliki pola seperti ini, mohon sharingnya. > > Terima kasih sebelumnya > Bayu Lesmana > > ************ ********* ********* ********* ***** > Mau gabung di Agromania Business Club (ABC)? > Isi formulir di: http://www.agromani a.co.cc > Informasi: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 (SMS ONLY) > ************ ********* ********* ********* ***** [Non-text portions of this message have been removed] ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ___________________________________________________________________________ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]