Dear Agromania, Kalo menggantungkan kepada pemerintah ... seringkali frustrasi karena rumitnya birokrasi. Cara yang bisa dipilih adalah membentuk lembaga swadaya yang bersifat independen. Bentuknya dapat seperti "bank data" atau "pusat informasi".
Fungsinya : 1. Mengidentifikasi data-data yang agromania perlukan. 2. Meng-koleksi dan menyimpan data-data yang diperlukan. 3. Melakukan "knowledge management" internal agromania; sederhananya, semua informasi yang didapat dalam milis didokumentasikan secara sistematis sehingga dapat menjadi sebuah knowledge yang dapat dimanfaatkan oleh agromania . 4. Membantu memfasilitasi pertukaran data/informasi untuk kebutuhan agromania. 5. etc. Alasannya : 1. Semakin mudah dan murahnya mengakses data [via internet, IT]. 2. Kebutuhan teknologinya untuk membangun sistem dapat dimulai dari yang sederhana dan terjangkau. 3. Semakin banyaknya agromania yang memiliki kompetensi IT. Pembiayaan : Modal awal dapat didanai oleh : 1. Satu pihak [misalnya "manajemen agromania"]. 2. Menghimpun dana dari donatur. 3. Menghimpun dana dari iuran anggota / members. Fee jasa informasi : 1. Idealnya free untuk members agromania, dengan catatan, dana operasional sudah tercukupi. 2. Setiap penggunaan jasa informasi dikenakan fee. Sekedar wacana .... siapa tau bisa terlaksana. Jika tertarik mari kita diskusikan. Salam sukses. Prasetya [maaf, pinjam email]. Pada 12 Agustus 2008 11:40, setyo budi <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > saya pernah main ke balai latihan dan penelitian ke departemen pertanian > pusat hasilnya hebat - hebat, tapi info tentang hasilnya kok tidak pernah > sampai ke petani yaaa > > terus kami konfirmasi ke departemen pertanian setempat harus bikin surat > dulu, kelihatannya birokrasi di persulit di daerah, dan petugas departemen > setempat kelihatannya tidak mau meninjau lapangan langsung, rata2 mereka > menunggu proyek dari depatemen pusat yang bisa di korupsi heeeeeee > > salam > setyo budi > > > On 8/10/08, sandi nugroho <[EMAIL PROTECTED]<nugroho_sandi%40yahoo.com>> > wrote: > > > > Salam Teman-Teman Agromania > > Menurut kami usul bapak Mugiono sangatlah tepat sekali karena banyak > > lembaga penelitian pemerintah tersebar di seluruh negara kita (baik milik > > universitas maupun departemen). Penelitian yang dilakukan oleh lembaga > > pemerintah sebaiknya diselaraskan dengan kebutuhan industri atau > > masyarakat. Sehingga hasil penelitian tersebut langsung dapat diterapkan > > atau diaplikasikan dalam kegiatan usaha. > > Salam > > Sandi Nugroho > > > > ----- Original Message ---- > > From: Mugiono Mugiono <[EMAIL PROTECTED] <mgion99%40yahoo.com> <mgion99% > 40yahoo.com>> > > To: agromania@yahoogroups.com <agromania%40yahoogroups.com> <agromania% > 40yahoogroups.com> > > Sent: Saturday, August 9, 2008 4:08:17 PM > > Subject: Re: [agromania] Nikmatnya jadi Petani Amerika > > > > Rekan Agraomania Yth, > > Usul nih, boleh kan?. Huebat loh kalau Agromania bisa nggandeng lembaga > > research pertanian atau apalah yang bisa diaplikasikan dengan mudah > kepada > > petani kita. So kita para Agromania tidak sulit harus cari sendiri, > sehingga > > bila kita telah menjadi sebuah kelompok yang saling mengkait, wuah jalan > > menjadi petani canggih mulai terbuka. Biaar garaapan petani kita sedikit > eh > > siapa tahu produktivitasnya tinggi. Semoga ada padi yang bulirnya > perbatang > > tidak 150 biji tapi 550 biji (mudah-mudahan bukan mimpi ya) > > tengkyu buanget, > > > > > > --- On Fri, 8/8/08, D. Hadi <energimania@ gmail.com> wrote: > > > > From: D. Hadi <energimania@ gmail.com> > > Subject: [agromania] Nikmatnya jadi Petani Amerika > > To: [EMAIL PROTECTED] ps.com > > Date: Friday, August 8, 2008, 10:41 PM > > > > Kapan Indonesia bisa seperti ini? > > > > D. Hadi > > > > NDSU<http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 08/08/18040358/ nikmatnya. > > jadi..petani. amerika#> > > Petani di North Dakota memanfaatkan teknologi dan peralatan canggih untuk > > bertani. > > /<http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 08/08/18040358/ nikmatnya. > > jadi.petani. amerika> > > Jumat, 8 Agustus 2008 | 18:04 WIB > > > > *Laporan dari Minot, North Dakota* > > > > Apa yang terjadi jika panen Pak Amat di Jawa Tengah atau Kang Asep di > Jawa > > Barat gagal? Keluarga mereka pasti akan mengalami kesulitan setelahnya. > > Bisa > > jadi mereka terpaksa makan nasi aking, menggadaikan barang-barang, dan > > menunggak bayaran sekolah anaknya. Tapi bila mereka adalah petani di > > Amerika > > Serikat, hal seperti itu sepertinya tak akan terjadi. Pasalnya pemerintah > > akan mengganti kerugian gagal panen mereka. > > > > Jaminan dari pemerintah adalah salah satu kenikmatan yang didapat para > > petani. Selain jaminan gagal panen, para petani AS juga mendapat bantuan > > pengetahuan dan teknologi dari berbagai pihak, terutama universitas. > Mereka > > bisa dengan mudah mendapat informasi bibit unggul terbaru, kondisi cuaca > > harian, bahkan harga berbagai jenis panenan. Itu artinya para petani > > diharapkan akrab dengan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. > > > > Menurut Jay Fisher, direktur Pusat Riset Distrik di North Dakota State > > University, petani memang sudah menggunakan internet untuk mencari > berbagai > > informasi. "Petani di North Dakota sebagian besar memiliki akses internet > > dari rumahnya," ujar Fisher saat ditemui Senin (28/7) di pusat riset di > > pinggiran kota kecil Minot, North Dakota. > > > > Selain di rumah, para petani dan peternak bisa berkumpul di pusat riset > > untuk mengikuti ceramah tentang produk pertanian atau peternakan. Bukan > > hanya mendengarkan para peneliti lokal, mereka juga bisa bertanya atau * > > sharing* dengan peneliti di lokasi lain secara *teleconference* . > > "Akibatnya > > petani menjadi akrab dengan teknologi. Mereka bahkan menentukan apa yang > > akan ditanam atau di mana hasil panen akan dijual melalui internet," ujar > > Fisher. > > > > Kedekatan para petani terhadap teknologi juga terlihat dalam penggunaan > > alat-alat pertanian mereka. Selain mesin-mesin besar yang dipakai > memanen, > > mereka juga memiliki perlengkapan penanda lokasi semacam GPS (*global > > positioning system*) yang bisa menuntun jalannya traktor sehingga tidak > > belok ke lahan orang. Alat ini sangat penting mengingat tiap petani > > menggarap rata-rata 1.000 hektar lahan. Dengan ketepatan alat ini, > > lahan-lahan pertanian terlihat rapi terkotak-kotak dari atas langit North > > Dakota. > > > > Lalu hal apa yang bisa ditiru petani Indonesia? Sulit memang mencontoh > > penggunaan mesin-mesin besar dalam proses pertanian karena lahan para > > petani > > Indonesia tergolong amat kecil. Kebanyakan petani juga bukan pemilik > lahan > > melainkan penggarap. Namun teknologi dan informasi tetap bisa > dimanfaatkan. > > Petani sayur di Buleleng, Bali, misalnya sempat meneguk keuntungan > setelah > > mereka melalui internet berhasil mengetahui kebutuhan pasar. Ada pula > > petani > > kacang di Jawa Timur yang menemukan pembeli setelah menjelajahi dunia > maya. > > Tak jarang di antara mereka membentuk komunitas online untuk saling > > bertukar > > pikiran. > > > > Permulaannya memang sulit. Kebanyakan petani Indonesia bercerita bahwa > > mereka sangat takut mengoperasikan komputer. Takut keliru, katanya. Tapi > > itu > > bukan hanya masalah di Indonesia. Petani Amerika pun mengalami hambatan > > serupa. "Awalnya sulit mengajak mereka memanfaatkan internet," papar > > Fisher.. > > "Namun setelah beberapa orang mendapatkan manfaat, yang lain akhirnya > > tertarik." > > > > Hal lain yang dirasa sangat membantu petani adalah mudahnya mengakses > > informasi pertanian lewat internet. Situs North Dakota State > > University<http://www.ag. ndsu.nodak. edu/minot/>misalnya menyediakan > > hasil-hasil penelitian mereka yang terbaru mengenai > > hama dan sistem pertanian. Itu juga pasti bisa dibangun di Indonesia. > Yang > > sedikit sulit mungkin adalah memastikan petani akan mendapat ganti rugi > > bila > > panen mereka gagal. Namun bisa jadi itu bukan hal yang mustahil kelak. > Dan > > bila sudah begitu, produk pertanian kita mungkin bisa bersaing di pasar > > dunia. Siapa tahu? > > > > *A. Wisnubrata* > > Sent from my BlackBerry (c) Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network > > > > ____________ _________ _________ _________ ___ > > | > > $ AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC) > > $ Mau Daftar? Segera Hubungi: > > $ AGROMANIA (online & terpercaya sejak 1 Agustus 2000) > > $ SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9 > > $ EMAIL: [EMAIL PROTECTED] co.id. > > $ MILIS: http://groups. yahoo.com/ subscribe/ agromania > > $ AKTIVITAS: http://ph.groups. yahoo.com/ group/agromania/ photos > > $ REFERENSI: http://groups. yahoo.com/ group/agromania/ files/ > > $ ALAMAT: Jl.Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510 > > $ TELP/FAX: ( 0 2 1 ) 7 1 9 9 6 6 0 > > |___________ _________ _________ _________ _ > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed]