Terimakasih atas Respon Bapak Winston Sudytio
  Jawab:
  1)Bisa diwal saja, tapi jika ingin menumbuhkan plangktom lagi dapat diulang.
  2) Ya tergantung kondisi lahan. Yang jelas Ton dapat memperbaiki secar 
brlulang-ulang sampai peningkatan maksimum.
  3)
  HORMONIK   
---------------------------------
     HORMONIK memacu pertumbuhan, pengumbian, pembungaan dan pembuahan tanaman 
untuk mendapatkan hasil panen optimal. HORMONIK mengandung Zat Pengatur Tumbuh 
(ZPT) Organik terutama Auksin, Giberelin dan Sitokinin, di formulasikan dari 
bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman. HORMONIK tidak 
membahayakan ( aman ) bagi kesehatan manusia maupun binatang.

DAYA GUNA :
Mempercepat proses pertumbuhan tanaman, memacu dan meningkatkan pembungaan 
serta pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah, membantu pertumbuhan 
tunas, membantu pertumbuhan akar, memacu pembesaran umbi, meningkatkan keawetan 
hasil panen, memacu dan meningkatkan bobot unggas/ternak.
  Keterangan lebih lanjut di http://agenresminasaab035.blogspot.com
  Salam Hangat,
  Andhika

Winston Sudytio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Salam kenal P Wahyu & rekan2 agromania,

Saya tertarik dg artikel bp mengenai pemakaian TON dalam budidaya
rumput laut. Saat ini saya membudidayakan e cottoni di kalimantan.
Tapi pertumbuhannya sangat mengecewakan (menggunakan long line).
Ada bbrp hal yg saya ingin tanyakan pak :
1. Utk budidaya cottoni (yg tidak bisa ditambak) penggunaan TON
menggunakan perendaman spt yg bpk katakan apakah perlu perendaman
ulang; atau diawal saja saat masih bibit?
2. Utk cottoni, penggunaan TON diharapkan bisa meningkatkan hasil
sampai brp % pak? (bila utk grasilarea 30-100% sesuai artikel bpk)
3. Hormonik yg bpk sarankan hormonik apa pak?
4. Utk cottoni, berapakah pertumbuhan ideal yg dapat dicapai (1kg
bibit menjadi brp kg)??
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
Winston

__________________________________________
|
$ AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC)
$ Mau Daftar? Segera Hubungi:
$ AGROMANIA (online sejak 1 Agustus 2000)
$ SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
$ EMAIL: [EMAIL PROTECTED]
$ MILIS: http://groups.yahoo.com/subscribe/agromania
$ AKTIVITAS: http://ph.groups.yahoo.com/group/agromania/photos
$ REFERENSI: http://groups.yahoo.com/group/agromania/files/
$ ALAMAT: Jl.Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510
$ TELP/FAX: ( 0 2 1 ) 7 1 9 9 6 6 0
|_______________________________________

--- In agromania@yahoogroups.com, "FX. Wahyu Andhika Putra A.P."
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> BUDIDAYA RUMPUT LAUT
> ---------------------------------
> 
> A. Latar Belakang
> Rumput laut (sea weeds) yang dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal
sebagai Algae sangat populer dalam dunia perdagangan akhir - akhir ini. 
> Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira - kira tahun
2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk sayuran dan
obat - obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai
bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu, pengetahuan
tentang rumput lautpun semakin berkembang. Spanyol, Perancis, dan
Inggris menjadikan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan gelas.
> Kapan pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak diketahui. Hanya
pada waktu bangsa Portugis datang ke Indonesia sekitar tahun 1292,
rumput laut telah dimanfaatkan sebagai sayuran. Baru pada masa sebelum
perang dunia ke - 2, tercatat bahwa Indonesia telah mengekspor rumput
laut ke Amerika Serikat, Denmark, dan Perancis.
> 
> Sekarang ini rumput laut di Indonesia banyak dikembangkan di
pesisir pantai Bali dan Nusa Tenggara. Mengingat panjangnya garis
pantai Indonesia (81.000 km), maka peluang budidaya rumput laut sangat
menjanjikan. Jika menilik permintaan pasar dunia ke Indonesia yang
setiap tahunnya mencapai rata - rata 21,8 % dari kebutuhan dunia,
sekarang ini pemenuhan untuk memasok permintaan tersebut masih sangat
kurang, yaitu hanya berkisar 13,1%. Rendahnya pasokan dari Indonesia
disebabkan karena kegiatan budidaya yang kurang baik dan kurangnya
informasi tentang potensi rumput laut kepada para petani. 
> 
> 
> B. Kandungan 
> Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang
merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar - agar, keraginan,
porpiran, furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin
dan fikosianin) yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak
karbohidrat. Tetapi ada juga yang memanfaatkan jenis ganggang coklat
(Phaeophyceae). Ganggang coklat ini banyak mengandung pigmen klorofil
a dan c, beta karoten, violasantin dan fukosantin, pirenoid, dan
lembaran fotosintesa (filakoid). Selain itu ganggang coklat juga
mengandung cadangan makanan berupa laminarin, selulose, dan algin.
Selain bahan - bahan tadi, ganggang merah dan coklat banyak mengandung
jodium. 
> 
> 
> C. Manfaat
> 1. Agar - agar
> Masyarakat pada umumnya mengenal agar - agar dalam bentuk tepung
yang biasa digunakan untuk pembuatan puding. Akan tetapi orang tidak
tahu secara pasti apa agar - agar itu. Agar - agar merupakan asam
sulfanik yang meruapakan ester dari galakto linier dan diperoleh
dengan mengekstraksi ganggang jenis Agarophytae. Agar - agar ini
sifatnya larut dalam air panas dan tidak larut dalam air dingin.
> 
> Sekarang ini penggunaan agar - agar semakin berkembang, yang
dulunya hanya untuk makanan saja sekarang ini telah digunakan dalam
industri tekstil, kosmetik, dan lain - lain. Fungsi utamanya adalah
sebagai bahan pemantap, dan pembuat emulsi, bahan pengental, bahan
pengisi, dan bahan pembuat gel. Dalam industri, agar - agar banyak
digunakan dalam industri makanan seperti untuk pembuatan roti, sup,
saus, es krim, jelly, permen, serbat, keju, puding, selai, bir,
anggur, kopi, dan cokelat. Dalam industri farmasi bermanfaat sebagai
obat pencahar atau peluntur, pembungkus kapsul, dan bahan campuran
pencetak contoh gigi. Dalam industri tekstil dapat digunakan untuk
melindungi kemilau sutera. Dalam industri kosmetik, agar - agar
bermanfaat dalam pembuatan salep, krem, lotion, lipstik, dan sabun.
Selain itu masih banyak manfaat lain dari agar - agar, seperti untuk
pembuatan pelat film, pasta gigi, semir sepatu, kertas, dan
pengalengan ikan dan daging. 
> 
> 2. Keraginan
> Keraginan merupakan senyawa polisakarida yang tersusun dari unit
D-galaktosa dan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh
ikatan 1 - 4 glikosilik. Ciri kas dari keraginan adalah setiap unit
galaktosanya mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfatnya lebih kurang 35,1%.
> Kegunaan keraginan hampir sama dengan agar - agar, antara lain
sebagai pengatur keseimbangan, pengental, pembentuk gel, dan
pengemulsi. Keraginan banyak digunakan dalam industri makanan untuk
pembuatan kue, roti, makroni, jam, jelly, sari buah, bir, es krim, dan
gel pelapis produk daging. Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan
untuk pasta gigi dan obat - obatan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan
dalam industri tekstil, kosmetik dan cat. 
> 
> 3. Algin (Alginat)
> Algin ini didapatkan dari rumput laut jenis algae coklat. Algin ini
merupakan polimer dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai
linier panjang. Bentuk algin di pasaran banyak dijumpai dalam bentuk
tepung natrium, kalium atau amonium alginat yang larut dalam air.
> Kegunaan algin dalam industri ialah sebagai bahan pengental,
pengatur keseimbangan, pengemulsi, dan pembentuk lapisan tipis yang
tahan terhadap minyak. Algin dalam industri banyak digunakan dalam
industri makanan untuk pembuatan es krim, serbat, susu es, roti, kue,
permen, mentega, saus, pengalengan daging, selai, sirup, dan puding.
Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk tablet, salep,
kapsul, plester, dan filter. Industri kosmetik untuk cream, lotion,
sampo, cat rambut,. Dan dalam industri lain seperti tekstil, kertas,
fotografi, insektisida, pestisida, dan bahan pengawet kayu. 
> 
> 
> D. Fungsi TON dalam Ekologi Rumput Laut
> Rumput laut pertama kali ditemukan hidup secara alami bukan hasil
budidaya. Mereka tersebar di perairan sesuai dengan lingkungan yang
dibutuhkannya. Rumput laut memerlukan tempat menempel untuk menunjang
kehidupannya. Di alam tempat menempel ini bisa berupa karang mati,
cangkang moluska, dan bisa juga berupa pasir dan lumpur. 
> 
> Selain itu rumput laut sangat membutuhkan sinar matahari untuk
melangsungkan proses fotosintesa. Banyaknya sinar matahari ini sangat
dipengaruhi oleh kecerahan air laut. Supaya kebutuhan sinar matahari
tersedia dalam jumlah yang optimal maka harus diatur kedalaman dalam
membudidayakannya. Kedalaman idealnya adalah berada 30 - 50 cm dari
permukaan air. 
> 
> Proses fotosintesa rumput laut tidak hanya dipengaruhi oleh sinar
matahari saja, tetapi juga membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang
cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara ini banyak didapatkan dari
lingkungan air yang diserap langsung oleh seluruh bagian tanaman.
Untuk mensuplai unsur hara ini biasanya dilakukan pemupukan selama
budidaya. Untuk membantu menyediakan unsur hara dalam jumlah yang
optimal dan supaya cepat diserap oleh rumput laut ini, maka harus
disediakan unsur hara yang sudah dalam keadaan siap pakai (ionik).
Unsur hara ini banyak dikandung dalam TON (Tambak Organik Nusantara). 
> 
> TON (Tambak Organik Nusantara), mengandung segala bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan rumput laut. Baik menyediakan unsur hara
mikro lengkap, juga menyediakan unsur makro. Selain itu TON juga akan
meningkatkan kualitas rumput laut, karena akan menurunkan tingkat
pencemaran logam berat yang juga akan terserap oleh rumput laut. Jika
logam berat ini tidak ada yang mengikat, maka akan ikut terserap dalam
proses absorbsi unsur hara dari rumput laut, sehingga sangat berbahaya
bagi konsumen. Dengan adanya TON, logam berat ini akan terikat dalam
bentuk senyawa dan akan mengendap atau sulit terserap oleh proses
absorbsi. 
> 
> Pertumbuhan rumput laut juga dipengaruhi oleh jumlah oksigen
terlarut (DO), salinitas (kadar garam) dan temperatur. Kandungan
Oksigen selain dipengaruhi oleh gerakan air juga dipengaruhi oleh
ketersediaan unsur hara. Sehingga TON juga sangat penting untuk
menunjang ketersediaan oksigen di perairan. Temperatur ideal bagi
pertumbuhan rumput laut adalah berkisar 200 - 280 C 
> 
> Dengan tersedianya unsur hara dalam jumlah yang optimal dan kondisi
lingkungan yang seimbang karena pengaruh TON, maka kualitas dan
kuantitas bahan - bahan yang dikandung oleh rumput laut juga akan
meningkat. 
> 
> Selain itu, pemakaian TON untuk budidaya rumput laut juga akan
membantu mengikat senyawa - senyawa dan unsur - unsur berbahaya dalam
perairan. Senyawa - senyawa dan unsur-unsur ini jika teradsorbsi dalam
sistem metabolisme rumput laut, akan mengganggu pertumbuhan rumput
laut dan juga akan menurunkan kualitas hasilnya. Selain itu jika
rumput laut ini akan digunakan untuk bahan makanan, akan sangat
berbahaya bagi yang menkonsumsinya. Kandungan senyawa karbon aktif
dari TON akan sangat membantu untuk mereduksi senyawa-senyawa dan
unsur - unsur berbahaya tersebut. 
> 
> 
> E. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pemakaian TON (Tambak Organik
Nusantara)
> Dalam menjalankan budidaya rumput laut, pertama yang harus
diperhatikan adalah pemilihan lokasi budidaya. Sebaiknya lokasi
budidaya diusahakan di perairan yang tidak mengalami fluktuasi
salinitas (kadar garam) yang besar dan bebas dari pencemaran industri
maupun rumah tangga. Selain itu pemilihan lokasi juga harus
mempertimbangkan aspek ekonomis dan tenaga kerja. 
> 
> Budidaya rumput laut dapat dilakukan di areal pantai lepas maupun
di tambak. Dalam pembahasan sekarang ini kita akan menekankan pada
budidaya di tambak. Hal ini mengingat peran TON yang tidak efektif
jika diperairan lepas (pantai). Untuk budidaya perairan lepas
dibedakan dalam beberapa metode, yaitu : 
> 1. Metode Lepas Dasar
> Dimana cara ini dikerjakan dengan mengikatkan bibit rumput laut
pada tali - tali yang dipatok secara berjajar - jajar di daerah
perairan laut dengan kedalaman antara 30 - 60 cm. Rumput laut ditanam
di dasar perairan. 
> 
> 2. Metode Rakit 
> Cara ini dikerjakan di perairan yang kedalamannya lebih dari 60 cm.
Dikerjakan dengan mengikat bibit rumput di tali - tali yang diikatkan
di patok - patok dalam posisi seperti melayang di tengah - tengah
kedalaman perairan. 
> 
> 3. Metode Tali Gantung
> Jika dua metode di atas posisi bibit - bibit rumput laut dalam
posisi horizontal (mendatar), maka metode tali gantung ini dilakukan
dengan mengikatkan bibit - bibit rumput laut dalam posisi vertikal
(tegak lurus) pada tali - tali yang disusun berjajar. 
> 
> Pemakaian TON dengan 3 cara di atas hanya dapat dilakukan dengan
sistem perendaman bibit. Karena jika TON diaplikasikan di perairan
akan tidak efektif dan akan banyak yang hilang oleh arus laut. Metode
perendaman bibit dilakukan dengan cara :
> 1. Larutkan TON dalam air laut yang ditempatkan dalam wadah .
> 2. Untuk 1 liter air laut diberikan seperempat sendok makan (5 -
10 gr) TON dan tambahkan 1 - 2 cc Hormonik.
> 3. Rendam selama 4 - 5 jam, dan bibit siap ditanam. 
> 
> Pemakaian TON akan sangat efektif jika diaplikasikan dalam budidaya
rumput laut di tambak. Cara budidaya di tambak ini dapat dilakukan
dengan metode tebar. Caranya adalah sebagai berikut :
> 1. Tambak harus dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran.
> 2. Tambak dikeringkan dahulu.
> 3. Taburkan kapur agar pH-nya netral ( 0,5 - 2 ton per-hektar
tergantung kondisi keasaman lahan).
> 4. Diamkan selama 1 minggu.
> 5. Aplikasikan TON, dengan dosis 1 - 5 botol per-hektar (untuk
daerah - daerah yang tingkat pencemarannya tinggi, dosisnya
ditinggikan), dengan cara dilarutkan dengan air dahulu, kemudian
disebar secara merata di dasar tambak.
> 6. Diamkan 1 hari
> 7. Masukkan air sampai ketinggian 70 cm.
> 8. Tebarkan bibit rumput laut yang sudah direndam dengan TON dan
hormonik seperti cara perendaman di atas. Dengan kepadatan 80 - 100
gram/m2. 
> 9. Bila dasar tambak cukup keras, bibit dapat ditancapkan
seperti penanaman padi.
> 10. Tidak perlu ditambah pupuk makro. 
> 
> 
> F. Pemeliharaan dan aplikasi TON (Tambak Organik Nusantara) susulan. 
> Selama budidaya, harus dilakukan pengawasan secara kontinyu. Khusus
untuk budidaya di tambak harus dilakukaan minimal 1 - 2 minggu setelah
penebaran bibit, hal ini untuk mengontrol posisi rumput laut yang
ditebar. Biasanya karena pengaruh angin, bibit akan mengumpul di areal
tertentu, jika demikian harus dipisahkan dan ditebar merata lagi di
areal tambak. 
> 
> Kotoran dalam bentuk debu air (lumpur terlarut/ suspended solid)
sering melekat pada tanaman, apalagi pada perairan yang tenang seperti
tambak. Pada saat itu, maka tanaman harus digoyang - goyangkan di
dalam air agar tanaman selalu bersih dari kotoran yang melekat.
Kotoran ini akan mengganggu metabolisme rumput laut. Beberapa tumbuhan
laut seperti Ulva, Hypea, Chaetomorpha, dan Enteromorpha sering
membelit tanaman. Tumbuhan - tumbuhan tersebut harus segera
disingkirkan dan dipisahkan dari rumput laut agar tidak menurunkan
kualitas hasil. Caranya dengan mengumpulkannya di darat. Bulu babi,
ikan dan penyu merupakan hewan herbivora yang harus dicegah agar tidak
memangsa rumput laut. Untuk menghindari itu biasanya dipasang jaring
disekeliling daerah budidaya. Untuk budidaya di tambak di lakukan
dengan memasang jaring di saluran pemasukan dan pengeluaran. 
> 
> 
> G. Pemanenan
> Pada tahap pemanenan ini harus diperhatikan cara dan waktu yang
tepat agar diperoleh hasil yang sesuai dengan permintaan pasar secara
kualitas dan kuantitas. 
> 
> Tanaman dapat dipanen setelah umur 6 - 8 minggu setelah tanam. Cara
memanen adalah dengan mengangkat seluruh tanaman rumput laut ke darat.
Rumput laut yang dibudidayakan di tambak dipanen dengan cara rumpun
tanaman diangkat dan disisakan sedikit untuk dikembangbiakkan lebih
lanjut. Atau bisa juga dilakukan dengan cara petik dengan memisahkan
cabang - cabang dari tanaman induknya, tetapi cara ini akan berakibat
didapatkannya sedikit keraginan dan pertumbuhan tanaman induk untuk
budidaya selanjutnya akan menurun. 
> 
> Jika rumput laut dipanen pada usia sekitar satu bulan, biasanya
akan diperoleh perbandingan berat basah dan berat kering 8 : 1, dan
jika dipanen pada usia dua bulan biasanya akan didapat perbandingan 6
: 1. Untuk jenis gracilaria biasanya diperoleh hasil panen sekitar
1500 - 2000 kg rumput laut kering per- hektarnya. Diharapkan dengan
penggunaan TON (Tambak Organik Nusantara) akan meningkat sekitar 30 -
100 %.
> 
> 
> 
> kireina lie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Kami membutuhkan rumput laut kering dengan spec sebagai berikut:
> 
> - Jenis : E Cottoni
> 
> - MCR 35%
> 
> - Kotoran 2% (termasuk garam)
> 
> - Terima gudang Surabaya
> 
> Apakah ada yang bisa memberikan penawaran?&nbsp; Terima kasih
> 
> Regards,
> Kireina
> 
> ======> KOMUNITAS ONLINE <======
> AGROMANIA (online sejak 1 Agustus 2000)
> SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9
> EMAIL: [EMAIL PROTECTED]
> MILIS: http://groups.yahoo.com/group/agromania
> AKTIVITAS: http://ph.groups.yahoo.com/group/agromania/photos
> REFERENSI: http://groups.yahoo.com/group/agromania/files/
> ALAMAT: Jl.Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510
> TELP/FAX: ( 0 2 1 ) 7 1 9 9 6 6 0
> BERGABUNG: http://groups.yahoo.com/subscribe/agromania
> ======> I N D O N E S I A <======
>



                           

       
---------------------------------
  Nama baru untuk Anda!  
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke