Petani Jual Gabah untuk Segera Dapatkan Uang

Padi organik yang ditanam 161 petani di Dusun Serut, Desa Palbapang, Bantul, 
mampu menghasilkan 180 ton gabah dari 25 hektar sawah, atau sekitar 7,2 ton per 
hektar sawah. Jumlah panen tersebut diakui petani tinggi, apalagi kondisi sawah 
sempat telantar dan kekurangan air karena sistem irigasi lumpuh. Oleh Siwi 
Yunita

Cahyaningrum Parjan, Ketua Kelompok Tani Harapan, menuturkan, biasanya petani 
bisa mendapatkan hasil produksi lebih dari tujuh ton per hektar dengan jalan 
memperbanyak pupuk kimia. Namun, hanya dengan pupuk kompos dari kotoran sapi, 
padi organik mereka bisa menghasilkan gabah lebih dari tujuh ton per hektar.

Selain itu, petani bisa menghemat biaya produksi karena hanya perlu 20 kg pupuk 
urea, selebihnya memakai pupuk kandang. Keberhasilan panen itu mereka tandai 
dengan upacara wiwit padi di persawahan Dusun Serut, Kamis (27/7), yang 
dihadiri oleh Wakil Bupati Bantul H Sumarno dan jajaran pejabat Bantul.

Parjan menerangkan, biaya pupuk kimia yang dikeluarkan untuk menanam padi 
rata-rata mencapai Rp 575.000 per hektar untuk pembelian 2,5 kuintal urea, 50 
kg TSP, dan 50 KG KCL. Namun, dengan pupuk kompos, mereka hanya mengeluarkan 
biaya Rp 28.000 untuk urea 20 kg per hektar, selebihnya memakai pupuk kotoran 
sapi sebanyak 1,2 ton. "Jadi petani lebih diuntungkan karena tidak membutuhkan 
banyak biaya beli pupuk kimia," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edy Suharyanto mengatakan, 
pemupukan dengan sistem pertanian organik juga diakui menghemat air karena air 
yang mengalir dalam sawah bisa diserap tanaman dengan lebih cepat. "Hal ini 
bisa terjadi karena tanah yang ada tidak terdapat lapisan keras yang 
diakibatkan dari endapan kandungan besi atau Fe.

Endapan ini biasanya terjadi karena penumpukan pupuk kimia," ujarnya. Panen 
Panen padi serupa dilakukan petani di Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul. Hasil 
panen mereka mencapai 8,3 ton per hektar dan luas lahan yang dipanen sebanyak 
38 hektar. Meski mengakui menjual hasil panen dalam bentuk gabah tidak banyak 
menguntungkan, petani di Serut terpaksa melakukannya.

Menurut Toba, Kepala Dusun Serut, warga sangat membutuhkan dana untuk membangun 
rumah, apalagi mereka tidak lagi mempunyai tempat untuk menyimpan dan menjemur 
gabah karena hampir semua bangunan roboh dan rusak berat. "Meski demikian, 
gabah yang dimiliki petani masih dibeli dengan harga Rp 1.800 per kg kering 
pungut, lebih tinggi dari ketetapan pemerintah yang mencapai Rp 1.730 kg. Jadi 
warga masih bisa menikmati keuntungan," katanya. Petani organik di Serut kini 
telah menjual 200 ton gabahnya ke PT MAS dengan nilai penjualan Rp 360 juta.

Jumat, 28 Juli 2006
Copyright © 2002 Harian KOMPAS





REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu

TIPS PENCARIAN DI GOOGLE:  daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, 
daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori 
agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, 
taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, 
makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, 
kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, 
sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, 
minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, 
durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir 
/ importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, 
wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan 
bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, 
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro 
indonesia. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/agromania/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke