Sabtu, 15 Juli 2006 
                    Krisis BBM, Jarak, dan "Algae"     F Rahardi   Krisis bahan 
bakar minyak global ikut memukul Indonesia. Alternatif substitusi BBM pun 
dicari. Dan tanaman jarak sempat menyedot perhatian. Benarkah jarak bisa 
mengatasi soal BBM? Jangan-jangan kebijakan yang dibuat bisa membuat pemerintah 
kian tak populer. Mengapa?   Dari tiap hektar kebun jarak pagar (Jatropha 
curcas), dalam setahun hanya menghasilkan 1.500 liter minyak. Ini lebih baik 
dibanding biji lobak yang menghasilkan 1.000 liter dan biji kubis (mustard) 
1.300 liter. Namun, jarak masih kalah unggul dari kelapa (2.200 liter), sawit 
(Crude Palm Oil/CPO) (5.800 liter), dan terlebih lagi dari algae yang 
produktivitasnya mencapai 40.000 hingga 120.000 liter per hektar per tahun. 
Produktivitas algae benar-benar luar biasa dibanding CPO sekalipun.   Ketika 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetirah di resor Losari, Jawa Tengah, 
memang ada laporan tentang jarak, metanol (dari tetes tebu), dan CPO.
 Tetapi perhatian SBY dan pers terfokus ke jarak. Alam pikiran bawah sadar kita 
beranggapan, ada tumbuhan ajaib yang bisa mengatasi masalah dan bisa 
memakmurkan rakyat Indonesia yang terus dirundung bencana.   Dalam pertemuan 
informal dengan para menteri di Losari itu, tidak ada sedikit pun info tentang 
algae. Hingga media, termasuk Kompas, terkecoh mempromosikan jarak pagar 
sebagai komoditas yang bisa mengatasi krisis BBM sekaligus memakmurkan petani 
Indonesia. Sejak Kompas memuat informasi tentang jarak (11-12/7/2006), banyak 
pertanyaan ihwal komoditas itu.   Plus minus jarak   Meski produktivitasnya 
kalah dari kelapa dan CPO, jarak tetap memiliki keunggulan sebab budidaya dan 
pascapanennya amat sederhana hingga bisa dilakukan dalam skala rumah tangga. 
Jarak juga bisa digunakan untuk bahan bakar sehingga tidak bersaing sebagai 
produk pangan, seperti kelapa dan CPO. Jarak memiliki keunggulan, dapat 
dikembangkan di kawasan kering dan tandus, misalnya di Provinsi NTT.  
 Kelemahan jarak adalah produktivitasnya. Produktivitasnya justru menurun jika 
dibudidayakan di lahan subur, di kawasan basah. Jika jarak ditanam di Pulau 
Jawa, daunnya akan rimbun tapi buahnya sedikit. Selain itu, harga biodiesel 
dari jarak harus lebih murah dari solar. Jika harga solar Rp 4.300 per liter, 
minyak jarak hanya bisa dijual Rp 4.000 di tingkat konsumen atau Rp 3.500 di 
tingkat produsen. Dengan produktivitas 1.500 liter per hektar per tahun, 
pendapatan bruto agroindustri jarak Rp 5.250.000 per hektar per tahun.   Nilai 
rata-rata lahan di Jawa sudah di atas Rp 10.000 per meter persegi atau Rp 
100.000.000 per hektar. Dengan suku bunga deposito lima persen per tahun, jika 
lahan dijual dan uangnya dideposito, maka hasil bersihnya Rp 5.000.000 per 
tahun tanpa harus kerja dan menanggung risiko.   Masih banyak komoditas yang 
hasilnya lebih tinggi dari jarak. Komoditas pangan atau hortikultura, dengan 
masa panen 3-4 bulan (4-3 kali panen per tahun), hasil lahan itu
 pasti lebih tinggi.   Informasi inilah yang disembunyikan para promotor jarak. 
Rakyat, bupati, gubernur, menteri, bahkan presiden, tidak diberi tahu bahwa 
pendapatan bruto agroindustri jarak hanya Rp 5.250.000 per hektar per tahun.   
Pendapatan ini tidak feasible untuk disodorkan ke rakyat. Sebab bagi mereka, 
lebih menguntungkan memproduksi CPO atau gula tebu dengan hasil sampingan 
biodiesel dan metanol.   Keunggulan "Algae"   Masyarakat awam biasa menyebut 
algae sebagai lumut. Tumbuhan purba ini sering mengganggu akuarium dan kolam 
renang. Itu adalah algae bersel banyak. Algae yang rendemen minyaknya tinggi 
dan pertumbuhannya cepat adalah tumbuhan bersel satu, terutama yang hidup di 
laut. Algae bersel satu ini tidak berakar dan tidak berdaun, tetapi 
berklorofil. Ia juga lazim disebut microalgae, phytoplankton, microphytes, 
planktonic algae, atau cyanobacteria. Produktivitas algae dalam menghasilkan 
biodiesel bisa tinggi karena beberapa faktor.   Algae amat efektif dalam
 mengubah nutrisi dan karbon dioksida (CO2)dari air, dengan bantuan sinar 
matahari hingga menjadi energi. Proses penyerapan nutrisi, CO2, dan sinar 
matahari pada algae berlangsung sederhana, cepat, dan murah. Beda dengan proses 
serupa pada tanaman tingkat tinggi.   Karena bisa hidup di air laut maupun 
tawar, budidaya algae bisa dilakukan dengan cara terbuka dan ekstensif di 
perairan laut yang dikelilingi karang (atol), danau, kolam, atau kanal. 
Budidaya algae juga bisa dilakukan secara tertutup dengan menaungi kolam, 
kanal, atau bak menggunakan plastik (greenhouse), dan mengatur suplai nutrisi. 
Cara tertutup yang lebih efisien adalah dengan photobioreaktor. Sistem ini 
merupakan pengembangan tangki bioreaktor biasa yang diberi tambahan sumber 
sinar buatan.   Kelebihan algae dibanding bahan nabati lain adalah pengambilan 
minyaknya tanpa perlu penggilingan. Minyak algae (alga oil) bisa langsung 
diekstrak dengan bantuan zat pelarut, enzim, pengempaan (pemerasan), ekstraksi 
CO2,
 ekstraksi ultrasonik, dan osmotic shock. Panen algae bisa dilakukan dengan 
aneka cara, mulai dari penyaringan mikro, sentrifugal (pemutaran), dan 
flokulasi (flocculation). Flokulasi adalah pemisahan algae dari air dengan 
bantuan zat kimia.   Keunggulan Indonesia   Budidaya microalgae secara massal 
sudah dilakukan antara lain di Danau Texcoco di bagian tengah Meksiko. Jenis 
algae yang dibudidayakan adalah Spirulina (Arthospira platensis), jenis algae 
hijau/biru (cyanobacteria). Budidaya algae di Meksiko ini bukan untuk 
memproduksi biodisel, tetapi sebagai bahan pangan. Dibanding Meksiko, Indonesia 
lebih unggul karena perairan lautnya lebih luas dari daratan. Budidaya algae 
secara ekstensif di laut lebih murah dibanding di darat.   Algae tidak hanya 
berpotensi menghasilkan biodiesel. Komoditas ini bisa menjadi bahan pangan, 
pakan ternak, biomassa yang langsung bisa dibakar, untuk industri farmasi, 
plastik, metanol, guna mengatasi pencemaran lingkungan. Sayang, komoditas
 hebat ini suaranya "nyaris tak terdengar". Yang gencar dipublikasikan justru 
jarak, yang produktivitasnya rendah.   Keputusan SBY untuk mengembangkan jarak 
mestinya tidak terjadi jika saja diberikan informasi lengkap tentang potensi 
bahan nabati, untuk biodiesel dan metanol. Mulai dari jarak, kelapa, CPO, 
singkong, ubi jalar, dan algae. Komoditas ini merupakan masa depan pengganti 
BBM. Indonesia dengan laut tropisnya yang luas berpotensi memproduksi BBM dari 
algae.   F Rahardi Penyair, Wartawan.


Dodi Andreas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          di kompas hari sabtu kemarin, 
ada komentar mengenai pohon jarak.
disebutkan menanam algae jauh lebih menguntungkan sebagai bahan bio diesel 
ketimbang pohon jarak.

kenapa tidak ada yang melempar bola panas tentang tanaman algae ?. yang ada 
justru gembar-gembor mengenai bio diesel dari pohon jarak ?


salam
&

________________________________

Subject

[agromania] Pendirian Kebun Benih Jarak Pagar Bersertifikat, IPB

Dear Netters,

Dalam rangka mencukupi kebutuhan pasokan jarak pagar maka perlu

dilakukan pembudidayaan yang lebih baik. Untuk itu, perlu didirikan kebun

benih bersertifikat sehingga dapat dihasilkan benih yang baik. Sertifikasi

juga diperlukan untuk menjamin bahwa kebun dan benih jarak pagar yang

digunakan memiliki mutu sesuai dengan yang disyaratkan.

[Non-text portions of this message have been removed]



         


-----------------------------------------------------------
A.D.A. Feryanto
[EMAIL PROTECTED]
FRIENDSTER : http://www.friendster.com/user.php?uid=6482523
                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Everyone is raving about the  all-new Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/LIjxlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

REKOMENDASI MILIS:
http://groups.yahoo.com/group/hatihatilah
http://groups.yahoo.com/group/relasimania
http://groups.yahoo.com/group/ebookmaniak
http://groups.yahoo.com/group/agromania
http://groups.yahoo.com/group/katasibijak
http://groups.yahoo.com/group/mobilemaniak
http://groups.yahoo.com/group/indogitar
http://groups.yahoo.com/group/sukasukamu
http://groups.yahoo.com/group/satuXsatu

TIPS PENCARIAN DI GOOGLE:  daftar alamat pembeli agrobisnis / agribisnis, 
daftar alamat penjual dan pembeli Indonesia dan mancanegara, diskusi dan teori 
agribisnis, cara melakukan ekspor, buah-buahan, sayur-sayuran, ternak, kebun, 
taman, tanaman, tanaman obat (herbal), mesin pengolahan, mesin pertanian, 
makanan, minuman, ikan hias, hutan, pupuk, ikan, ikan laut, benih, biji, 
kacang-kacangan, daging, rempah-rempah, budidaya, hidroponik, hortikultura, 
sapi, ayam, burung, kambing, sawit, minyak sawit, bonsai, walet, anggrek, 
minyak atsiri, udang, kayu, lada, vanili, kopi, coklat, kacang, nilam, markisa, 
durian, lebah madu, pisang, bekicot, salak, ubi kayu, jagung, karet, eksportir 
/ importir, penjual / pembeli, waralabais (pengusaha waralaba), produsen, 
wiraswasta, petani, informasi jasa, iklan produk agribisnis, informasi lowongan 
bidang agrobisnis, forum diskusi, konsultasi, daftar alamat, informasi harga, 
pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, agroindustri, agro 
indonesia. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/agromania/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke