---------- Forwarded message ---------- From: Her Budiarto Date: 2010/1/8 Subject: Q-07.04 Nafs Wahidah oleh Achmad Chodjim
*NAFS WÂHIDAH * *(QS 4:1, 6:98, 7:189, 39:6)* *Kajian Alquran ke-07* * * * * Keempat ayat tersebut di atas adalah ayat-ayat dalam Alquran yang mengandung kata *nafs wâhidah*. Jika diurut berdasarkan turunnya surat, maka yang paling awal diwahyukan adalah Surah al-Zumar [39]:6, lalu 6:98, 7:189, dan terakhir diturunkan pada Surah al-Nisa [4]:1. Dalam QS 39:6 hanya disebutkan bahwa manusia itu diciptakan oleh Tuhan dari *nafs wâhidah*, atau diri yang satu. Siapa yang dimaksud dengan diri yang satu itu, tidak dijelaskan dalam Alquran. Kelengkapan ayat itu menerangkan bahwa setelah diri yang satu itu tercipta, maka proses berikutnya adalah menjadikan pasangannya. Perhatikan dengan seksama bahwa diri satu dicipta, sedangkan pasangannya dijadikan. Bagaimana dengan 6:98? Ternyata, kedua ayat tersebut didahului oleh ayat yang menerangkan tentang penciptaan langit dan bumi atau penciptaan bintang-bintang yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam perjalanan hidup ini. Yang membedakan, ayat 6:98 tidak menyebutkan pasangan dari diri yang satu. Perhatikan bunyi ayatnya, berikut di bawah ini. *(Perhatikan dengan seksama) bahwa Dialah yang mewujudkan kalian dari diri yang satu.** Dan, ada tempat menetap serta ada tempat beristirahat (repositori). Sungguh Kami menjelaskan ayat-ayat itu kepada kaum yang mengerti.* Sekarang marilah kita terjemahkan dulu kedua ayat berikutnya, agar kita bisa mendapatkan gambaran tentang penciptaan dari diri yang satu lebih utuh. Perhatikan dengan seksama. *Dialah yang menciptakan kalian semua dari nafs wâhidah, lalu Dia menjadikan untuknya pasangannya, agar ia (pasangan tersebut) bertumpu kepadanya. Setelah pasangan itu mengumpuli maka terjadilah kehamilan yang bermula dari yang ringan dan terus berjalan kehamilan itu. Setelah merasa berat (merasa hendak melahirkan), maka keduanya memohon kepada Allah Tuhan mereka.... * * * *Hai manusia, bertakwalah kalian kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian semua dari nafs wâhidah dan menciptakan untuknya pasangannya, dan dari keduanya Tuhan memperkembang-biakkan rijal dan nisa yang banyak....* Nah, marilah kita periksa kata demi kata dan kalimat demi kalimat pada ayat-ayat tersebut. Dari keempat ayat tersebut ditegaskan bahwa seluruh manusia dengan makna utuh yaitu seluruh diri manusia, itu berasal dari diri yang satu. Kita tidak tahu jenis kelamin *nafs wâhidah* itu. Tak ada satu ayat pun yang menjelaskan apakah *nafs wâhidah* itu berkelamin laki-laki atau perempuan. Dan, Alquran pun tidak menyebutkan tentang penciptaan diri yang satu alias *nafs wâhidah* itu. Jadi, ayat-ayat tersebut tidak menyatakan bahwa semula diciptakan diri yang satu, baru setelah itu semuanya berasal dari *nafs wâh idah*. Sungguh gegabah, dan bahkan terkesan membodohi umat, bila *nafs wâh idah* itu diartikan Adam manusia laki-laki dan sekaligus dianggap manusia pertama. Bila cara berpikir kita demikian, maka pemikiran umat Islam akan bertentangan dengan hasil kajian ilmu pengetahuan. Jeleknya lagi, caramengartikan seperti itu akan menimbulkan bias jender. Oleh karena tak ada satu ayat pun yang menyebutkan penciptaan *nafs wâhidah*, maka *nafs wâhidah* dapat dikategorikan dalam *amr Tuhan*, kehendak Tuhan, dan tidak termasuk alam ciptaan. Memang pada QS 31:28 disebutkan *mâ khalqukum wa lâ batsukum illâ ka nafsin wâhidah, *yang terjemahannya tidaklah penciptaan dan kebangkitan kamu semua itu melainkan seperti (kehendak) menghadirkan *nafs wâhidah*. Ayat ini tidak mengindikasikan bahwa *nafs wâhidah* itu diciptakan, tapi penciptaan dan pembangkitan seluruh manusia itu tak lebih dari menghendaki kehadiran *nafs wâhidah*. Dan kenyataannya, semua manusia itu berasal dari *nafs wâhidah*. Oleh karena itu, sistem kehidupan dan kematian seluruh manusia itu sama. Artinya, tak ada seorang manusia pun yang sistem biologis, kemis, dan fisisnya berbeda dari manusia lainnya. *Pertama*, Tuhan menghendaki hadirnya diri yang satu atau *nafs wâhidah*. Secara gramatika *nafs wâhidah* dikategorikan sebagai kata benda yang berjender perempuan. Artinya, dilihat dari sudut tata bahasa *nafs wâhidah* tidak menunjukkan kelamin jantan atau betina. Itu hanyalah aturan main dalam bahasa Arab. Jadi, kita pahami dulu bahwa yang pertama dihadirkan oleh Tuhan adalah *nafs wâhidah* yang tidak diketahui jenis kelaminnya. *Kedua,* lalu Tuhan *menjadikan *(*jaala*) pasangannya, jodohnya, alias * partner*-nya. Dalam ayat-ayat tersebut dinyatakan dengan kalimat Arab * jaala min hâ zawjahâ* yang biasa ditafsirkan Dia menjadikan dari *nafs wâ hidah* itu pasangannya. Tafsiran yang ceroboh langsung membuat diskriminasi yaitu dengan penerjemahan Dia menjadikan dari Adam itu istrinya. Akibat dari pemahaman seperti itu, maka lahirlah pendapat di kalangan umat Islam bahwa Hawa dibuat dari tulang rusuk Adam. Padahal, jumlah tulang rusuk laki-laki dan perempuan itu sama. Tulang rusuk laki-laki tak berkurang sebatang. Ada juga tafsiran Dia menjadikan istrinya dari jenis yang sama. Artinya, ada satu materi yang disebut *nafs wâhidah*. Lalu, materi tersebut dibagi dua bagian, yang pertama kali dibuat dari materi itu adalah manusia laki-laki. Setelah tercipta seorang laki-laki, barulah dari bagian materi sisanya Tuhan menjadikan seorang perempuan. Tafsiran ini kelihatannya masuk akal, tapi tetap memaksakan sistem penciptaan, yaitu tafsiran ini memandang Tuhan itu main sulapan yang melanggar proses dalam sistem penciptaan. Perlu diperhatikan, kata min dalam bahasa Arab, bisa berarti dari, kepada, atau untuk. Dalam ayat-ayat tersebut saya pilih terjemahan untuk, sehingga pasangan itu dibuat Tuhan untuk melengkapi *nafs wâhidah*. *Ketiga,* marilah kita perhatikan terjemahan ayat QS 7:189 di atas. Ternyata, pasangan itu dibuat oleh Allah untuk bertumpu atau bersandar, *yaskuna*, kepada *nafs wâhidah*. Setelah pasangan itu mengumpulinya, *taghasyâha*(mengumpuli *nafs wâhidah*), maka *nafs wâhidah* itu hamil yang ringan dan berlangsung hingga waktu tertentu. Lalu, setelah terasa hendak melahirkan, bermohonlah *nafs wâhidah* dan suaminya kepada Tuhan mereka. Lho, ternyata yang hadir lebih dahulu di dunia ini adalah kaum hawa alias perempuan. Dan, hal demikian ini ternyata benar jika dicocokkan dengan hasil penelitian yang ada sekarang ini. Hasil penelitian di bidang genetika tentang mitochondrial eve (ME) menunjukkan bahwa nenek moyang dari seluruh manusia yang hidup di dunia sekarang ini bisa ditelusuri berasal dari *seorang perempuan* (single woman) yang hidup di Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu. Puluhan ribu tahun kemudian baru hadir laki-laki. Dus, dalam pengertian fisik *nafs wâhidah*adalah seorang perempuan! *Keempat*, bila kita perhatikan dari sudut lahir dan batin sebuah keberadaan, maka kita bisa perhatikan kandungan QS 4:1. Coba perhatikan terjemahan ayat tersebut, *Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian semua dari nafs wâhidah dan menciptakan untuknya pasangannya, dan dari keduanya Tuhan memperkembang-biakkan rijal dan nisa yang banyak....* Kandungan ayat ini ternyata tidak mengabarkan tentang penciptaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan secara biologis. Hal ini dapat diketahui dari kata rijal yaitu bentuk jamak dari rajul dan nisa yang merupakan bentuk jamak dari marah. Jenis kelamin biologis dalam bahasa Arab adalah * dzakar* (jamak: dzukur) dan *untsâ* (jamak: inâts). Yang dikabarkan pada QS 4:1 adalah substansi femina dan maskulin. Artinya, bermula dari perpaduan femina (*yin*) dan maskulin (*yang*), akhirnya berkembang-biaklah aspek femina dan maskulin di alam semesta ini. Dalam tahap eksistensi, bisa dipahami bahwa *nafs wâhidah* adalah femina, sedang pasangannya adalah maskulin. Artinya, jiwa dihadirkan terlebih dahulu, baru setelah keadaan memungkinkan dijadikanlah raga bagi jiwa. Dalam bahasa *keris*, yang pertama dibuat adalah bilah kerisnya, dan setelah keris itu terbentuk dengan sempurnya, barulah dibuatkan *sarung* (warangka)nya. Benarkah jiwa kita diadakan lebih dahulu dari raga kita? Nah, sekarang marilah kita memerhatikan QS 7:11 dan 15:29, sebagai berikut: *Dan, sungguh Kami telah menciptakan kalian semuanya, barulah Kami membentuk wujud (rupa) kalian.* * * *Kemudian, apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya dan Aku telah meniupkan ke dalamnya ruh-Ku maka tunduklah kalian (khusus malaikat yang diperintah tunduk) kepadanya dengan bersujud.* Jadi, ada proses panjang dalam penciptaan manusia, yaitu bermula dari kehendak Tuhan menghadirkan diri yang satu, *nafs wâhidah*, lalu penciptaan jiwa manusia. Setelah itu, diciptakanlah perempuan pertama dan berkembang secara partenogenesis, baru kemudian diciptakan laki-laki. Nah, akhirnya terbentuklah masyarakat manusia yang terdiri dari manusia perempuan dan laki-laki. Tentu saja, masyarakat manusia yang terbentuk belumlah beradab sebagaimana masyarakat manusia yang kita ketahui dewasa ini. Ada proses panjang. Barulah lahir makhluk manusia yang disebut *Homo sapiens sapiens*, atau makhluk Adam. Pada tahapan inilah manusia menerima tiupan ruh-Nya. Dengan menerima tiupan ruh-Nya, manusia memiliki potensi untuk menjadi *Imago-Dei*, manusia sebagai citra Gusti Allah. Setelah terbentuk manusia yang sempurna lahir dan batin, barulah malaikat diperintah untuk bersujud alias melayani manusia. Demikianlah analisis atau kajian tentang *nafs wâhidah*, dan semoga kajian ini mendorong kita untuk berpikir rasional dalam *hamemayu hayuning bawana*.Sehingga, kita bisa lahir kembali sebagai manusia yang sadar terhadap perjalanan hidupnya ke masa depan atau yang biasa disebut memasuki abad akhirat! Semoga Tuhan memberkati hidup kita. Wassalamualaykum wr. wb., Chodjim, Jakarta, Jumat 20 April 2007 -- aduH L-13 -------------------------------------------------- Gak ono tapi ono, ono tapi gak ono [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ----Hapus qoute yang tidak relevan jika me-reply!---- Arsip milis ada di: http://www.mail-archive.com/smu2jombang@yahoogroups.co.uk/ Situs sekolah ada di: http://www.smun2-jbg.sch.id | http://www.smadajo.org Blog tidak resmi ada di: http://http://smun2jombang.wordpress.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://uk.groups.yahoo.com/group/smu2jombang/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://uk.groups.yahoo.com/group/smu2jombang/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: smu2jombang-dig...@yahoogroups.co.uk smu2jombang-fullfeatu...@yahoogroups.co.uk <*> To unsubscribe from this group, send an email to: smu2jombang-unsubscr...@yahoogroups.co.uk <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://uk.docs.yahoo.com/info/terms.html