da dibaca belom???????
--- In smu2jombang@yahoogroups.co.uk, "andreas susanto"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> buktinya bossss apaan???????? hehehehe......yang otentik ya???? jangan
> argumen lagi......
>
> 2008/11/20 Sugiri Pandu Murti <[EMAIL PROTECTED]>
>
> > Ampun deh pak'e, jd milis rohis neh kayaknya, hehe.. Kalo ada yg
> > posting artikel 'Jesus is the savior' boleh dong disini? Ato artikel
> > 'Doa Novena 3x Salam Maria Menyelamatkan Kami', misalnya.. :)
> >
> >
> > On 11/20/08, yoyokiswadi <[EMAIL PROTECTED] <yoyokiswadi%40yahoo.com>>
> > wrote:
> > > (Rekomendasi Militer AS untuk Indonesia)
> > >
> > > Disusun oleh: Lathifah Musa
> > >
> > > HTI-Press. Ideologi manapun di dunia ini memiliki metode
> > > (thoriqoh/jalan) untuk meluaskan pengaruhnya ke seluruh penjuru
dunia.
> > > Metode perluasan Kapitalisme sebagai sebuah ideologi yang saat ini
> > > masih mendominasi dunia, telah berkembang sesuai zaman. Meski
> > > demikian, penjajahan tetap menjadi hal mendasar dalam Kapitalisme.
> > > Baik untuk menyebarluaskan ideologi ataupun mengeksploitasi
> > > negara-negara lain demi kepentingan para Kapitalis. Amerika Serikat
> > > memaksakan dominasi politik, militer dan ekonomi di dunia Islam
dalam
> > > rangka mengeksploitasi manfaat-manfaat materialnya. Di samping
itu AS
> > > juga berusaha menyebarkan Kapitalisme pada banyak bidang, baik
> > > ekonomi, politik, pendidikan, budaya dan lain-lain.
> > >
> > > Khiththah Politik (Strategi Politik) didefinisikan sebagai politik
> > > umum yang dirancang untuk mewujudkan salah satu tujuan yang dituntut
> > > oleh penyebaran ideologi tertentu. Sedangkan uslub politik
(cara-cara
> > > politik) adalah politik khusus mengenai suatu bagian langkah yang
> > > mendukung perwujudan atau pengokohan khiththah politik. Strategi
> > > politik memungkinkan senantiasa berubah sesuai perubahan dan
> > > perkembangan konstelasi politik internasional.
> > >
> > > Hal yang penting difahami adalah, bahwa ketika upaya menancapkan
> > > hegemoninya belum berhasil maka negara-negara Barat tidak akan
> > > mengubah (fikroh dan thoriqoh) ideologinya, namun hanya akan
mengubah
> > > strategi (khiththah) dan cara-cara (uslub) politiknya untuk
merancang
> > > strategi dan cara-cara politik baru. Di sinilah kaum muslimin harus
> > > mengetahui dan memahami rancangan strategi politik dan cara-cara
> > > negara-negara Barat, khususnya AS dalam menancapkan hegemoninya di
> > > Indonesia. Jika sebuah cara (uslub) politik dapat digagalkan, akan
> > > hancurlah strategi (khiththah) politik dan akhirnya gagal pula
rencana
> > > musuh-musuh Islam. Hendaknya perjuangan politik kaum muslimin
> > > diarahkan untuk membongkar strategi politik dan cara-caranya
(kasyful
> > > khuththath), dan pada saat yang sama diarahkan untuk memerangi
> > > ideologi Kufur (yakni memerangi fikroh dan thoriqohnya).
> > >
> > > Tulisan ini mengungkapkan temuan media massa terhadap Rancangan
> > > Strategi Politik AS di Asia Tenggara berikut cara-caranya. Sebagai
> > > wilayah muslim terbesar dengan jumlah penduduk muslim terbanyak,
> > > Indonesia menjadi perhatian dan sasaran penting dalam Rancangan
> > > Strategis ini.
> > >
> > > Dokumen Rencana Strategis
> > >
> > > Dokumen The National Security Strategy of USA September 2006
> > > menguraikan intisari sebuah konsep keamanan nasional AS yang
> > > menitikberatkan pada konsekuensi-konsekuensi kondisi internal
> > > negara-negara lain. Titik tekan yang dipandang sebagai akar masalah
> > > bagi AS pada negeri-negeri muslim adalah kurangnya demokrasi
(the lack
> > > of democracy). Perhatian terhadap keamanan fisik warga dan
teritori AS
> > > pada waktu yag sama harus diiringi pemahaman bahwa menghilangkan
> > > ancaman "terorisme" (Islam ideologis dipandang juga sebagai
inspirasi
> > > teror terhadap eksistensi AS) bukan hanya membawa persoalan tersebut
> > > ke pengadilan dan menghapuskan kapasitas operasi para teroris, namun
> > > juga harus menyelesaikan "akar penyebab" terorisme.
> > >
> > > Departemen Pertahanan Keamanan AS dalam Quadrennial Defense Review
> > > Report 2006, memandang bahwa keterlibatan AS dalam peperangan
tidaklah
> > > hanya di medan pertempuran sesungguhnya, namun juga dalam kancah
> > > perang ide/pemikiran. Dokumen RAND Corporation 2006 bertajuk
Building
> > > Moderate Muslim Networks menyebutkan kemenangan AS yang tertinggi
> > > hanya bisa dicapai ketika ideologi Islam (yang AS menyebut sebagai
> > > ideologi para ekstrimis. red) didiskreditkan dalam pandangan
mayoritas
> > > penduduk di tempat tinggal mereka dan di hadapan kelompok yang
> > > diam-diam menjadi pendukungnya. (Today, as recognized by the Defense
> > > Department in its Quadrennial Defense Review Report, the United
States
> > > is involved in a war that is "both a battle of arms and a battle of
> > > ideas," a war in which ultimate victory will be achieved only "when
> > > extremist ideologies are discredited in the eyes of their host
> > > populations and tacit supporters.")
> > >
> > > Memoderatkan Muslim Indonesia
> > >
> > > Strategi politik AS untuk menguasai Indonesia adalah dengan strategi
> > > menghidupkan kultur moderat yang kuat di negeri ini. Dengan cara
> > > inilah diharapkan akan muncul perlawanan terhadap Islam Ideologi dan
> > > menguatkan dukungan terhadap berbagai kebijakan Amerika yang
> > > menunggangi jargon-jargon Demokrasi-HAM dan Kesetaraan Gender.
> > >
> > > AS melakukan klasifikasi sekaligus karakterisasi sesuai
kepentingannya
> > > bahwa muslim-muslim moderat adalah mereka yang saling berbagi
> > > dimensi-dimensi kunci dari kultur demokrasi. Inilah yang akan
> > > menjadikan Indonesia terkendali di bawah AS. AS menentukan bahwa
> > > muslim moderat yang diinginkan AS memiliki sikap-sikap antara lain :
> > >
> > > 1. Mendukung demokrasi dan HAM yang difahami secara
internasional (HAM
> > > versi Amerika)
> > >
> > > 2. Menghargai perbedaan/keragaman terutama penghargaan terhadap
> > > kesetaraan gender dan minoritas relijius (Perbedaan dalam konteks
> > > pluralisme bukan pluralitas)
> > >
> > > 3. Penerimaan terhadap sumber hukum non sektarian (tidak menerima
> > > hukum yang bersumber dari syariat Islam karena disebutkan
intepretasi
> > > syariah tidak kompatibel dengan demokrasi)
> > >
> > > 4. Perlawanan terhadap terorisme dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya
> > > yang tidak legitimate (bentuk legitimate ini telah memiliki bingkai
> > > tersendiri, sebagaimana yang disahkan dalam konferensi dan konvensi
> > > internasional)
> > >
> > > Strategi untuk membangun Jaringan MuslimModerat
> > >
> > > Strategi umum untuk membangun Jaringan Muslim Moderat dilancarkan
> > > melalui 4 langkah yaitu pendidikan demokrasi, media, kesetraan
gender
> > > dan advokasi kebijakan.
> > >
> > > 1. Pendidikan Demokrasi
> > >
> > > Secara khusus diwujudkan dalam program-program dengan menggunakan
> > > teks-teks dan tradisi-tradisi Islam untuk pengajaran yang mendukung
> > > nilai-nilai demokrasi dan pluralistik. Perintah-perintah dalam agama
> > > dan politik yang dipandang sektarian, sangat sempit dan terbelakang
> > > disebarkan dengan radikal dan konservatif. Dengan demikian
> > > madrasah-madrasah harus dimasuki oleh sebuah kurikulum yang
> > > mempromosikan demokrasi dan nilai-nilai pluralistik. Sebagaimana di
> > > berbagai wilayah yang lain dimana agama dan masyarakat saling
> > > bersilangan (berhadapan), Indonesia adalah pemimpin dalam pendidikan
> > > demokratis yang relijius. Universitas Islam Negeri dan sistem
> > > pendidikan Muhammadiyah telah mengembangkan teksbook untuk
mengajarkan
> > > pendidikan sipil dalam konteks Islami. Mata ajaran tersebut bersifat
> > > wajib untuk seluruh mahasiswa yang memasuki universitas-universitas
> > > ini. Beberapa pengajar muslim meskipun memiliki watak moderat,
kurang
> > > kemampuannya untuk mengkaitkan pengajaran Islam secara eksplisit
> > > dengan nilai-nilai demokrasi.
> > >
> > > Sebagai tanggapan terhadap kelemahan tersebut, Asia Foundations
telah
> > > mengembangkan sebuah program untuk membantu usaha-usaha ulama
moderat
> > > menggali teks dan tradisi bagi pengajaran yang otoritatif yang
> > > mendukung nilai-nilai demokratis. Hasilnya adalah sekumpulan bahan
> > > penulisan fiqih (hukum-hukum Islam) yang mendukung demokrasi,
> > > pluralisme dan kesetaraan gender. Teks-teks ini berada dalam jalur
> > > pemikiran muslim yang progresif dan sangat dibutuhkan secara
> > > internasional.
> > >
> > > Institusi-institusi seperti Lembaga Kajian islam Sosial (LKiS) yang
> > > berbasis Nahdlatul Ulama memegang suatu prinsip bahwa dibandingkan
> > > menciptakan sekolah-sekolah Islam secara khusus, muslim seharusnya
> > > menjamin bahwa semua institusi ditanamkan dengan nilai-nilai
keadilan
> > > sosial dan toleransi. "I" pada LKiS (yang bermakna islam) dengan
bebas
> > > ditulis dalam huruf kecil untuk menggarisbawahi bahwa LKiS melawan
> > > tipe-tipe islamisme yang menitikberatkan pada superioritas Islam
> > > diatas agama lainnya. LKiS secara khusus terlibat dalam
> > > training-training pesantren, sekolah-sekolah terpadu Islam. Dampak
> > > dari kerja ini adalah munculnya gerakan-gerakan demokrasi muslim
yang
> > > berhubungan erat di Indonesia dengan beberapa kriteria unik : (1)
> > > ulama pria yang berkampanye untuk kesetaraan gender dan (2)
organisasi
> > > yang berbasis akar rumput yang memberikan kapasitas bagi gerakan
untuk
> > > mencapai jangkauan yang luas pada tingkat akar rumput dalam satu
> > > langkah yang tidak bisa dicapai oleh kelompok-kelompok sekular
> > > berbasis perkotaan.
> > >
> > > 2. Media
> > >
> > > Dilakukan dengan mendukung media-media moderat. Hal ini sangat
penting
> > > untuk melawan dominasi media yang anti demokrasi dan didukung oleh
> > > elemen muslim konservatif (maksudnya muslim ideologis)
> > >
> > > Penyebaran/ diseminasi informasi pada sebagian besar dunia muslim
> > > didominasi oleh elemen- anti demokrasi yang radikal dan konservatif.
> > > Pada faktanya, tidak ada media-media moderat pada beberapa negara.
> > > Sebuah alternatif bagi media radikal adalah alat kritis dalam
perang ide.
> > >
> > > Indonesia menyediakan sebuah model dengan sejumlah contoh media
> > > moderat "agama dan Toleransi" yang mencapai hingga 5 juta pendengar.
> > > Program radio mingguan Jaringan Islam Liberal melalui 40 stasiun
> > > radio. Institut untuk Advokasi warga negara dan pendidikan
memproduksi
> > > radio talk mingguan yang mencapai pendengar hingga 1 juta
melalui lima
> > > stasiun radio di Sulawesi Selatan. Stasiun Televisi TPI, menampilkan
> > > opini mingguan dalam tema kesetaraan gender dan Islam yang mencapai
> > > 250.000 pemirsa di Jakarta. Talkshow TV bulanan tentang Islam dan
> > > Pluralisme yang mencapai 400.000 pemirsa di Jogjakarta. Media-media
> > > moderat ini telah menghasilkan dampak dalam perubahan suara
diskursus
> > > Islam di Indonesia.
> > >
> > > 3. Kesetaraan Gender.
> > >
> > > Isu hak-hak perempuan adalah sebuah medan pertarungan utama (major
> > > battleground) dalam perang ide di dunia Islam. Promosi kesetaraan
> > > gender adalah komponen kritis dari beberapa proyek untuk
memberdayakan
> > > muslim moderat. Nuriyah, istri Gusdur misalnya telah mempublikasikan
> > > studi exegetical yang bertujuan untuk menghapuskan poligami melalui
> > > reintepretasi konsep Al quran. Nuriyah menyimpulkan bahwa Qurani
ideal
> > > adalah monogami dan bahwa adalah hak perempuan untuk secara bebas
> > > memilih pasangan seharusnya tidak dibatasi. AS mendukung beberapa
> > > pesantren yang berafiliasi dengan NU- yang mendirikan crisis center
> > > untuk korban-korban kekerasan domestic, publikasi tulisan terkait
> > > isu-isu perempuan dalam fiqh serta membangun jaringan muslim moderat
> > > dari NGO-NGO yang mempromosikan keadilan gender seperti Rahima dan
> > > Fahmina. Beberapa isu potensial yang digarisbawahi antara lain
terkait
> > > status personal perkawinan, perceraian, penahanan anak-anak,
pewarisan
> > > dan tuduhan bahwa perempuan terancam perlakuan diskriminatif di
bawah
> > > syariah.
> > >
> > > 4. Advokasi kebijakan.
> > >
> > > Kelompok Islam memiliki agenda-agenda politik dan karenanya muslim
> > > moderat sekuler, liberal juga harus terlibat dalam advokasi
kebijakan
> > > sebagaimana kelompok Islam. Aktivitas advokasi sangat penting untuk
> > > membentuk lingkungan politik dan hukum dalam dunia Islam.
> > > Advokat-advokat kepentingan publik dan kelompok-kelompok advokasi
> > > (aktivis HAM, pemantau korupsi, think tanks dll) pada faktanya telah
> > > berkembang di dunia Islam dewasa ini dan peran mereka sangat
> > > diperlukan oleh AS.
> > >
> > > Pilar-pilar Jaringan Pengembangan Muslim Moderat
> > >
> > > Untuk mencapai keberhasilan strategi ini, diperlukan
jaringan-jaringan
> > > yang akan menanamkan dan mengembangkan kultur moderat ini. Di
wilayah
> > > Asia Tenggara, pilar-pilar jaringan ini meliputi:
> > >
> > > 1. Sekolah-sekolah Islam, Institusi pendidikan relijius moderat
> > > (Pesantren dan Madrasah)
> > > 2. Universitas-universitas Islam.
> > > 3. Media
> > > 4. Institusi-institusi pembangun Demokrasi (Democracy-Building
> > > Institutions)
> > > 5. Usaha pembangun jaringan regional (Regional Network-Building
> > > Efforts)
> > >
> > > Partner Kunci Keberhasilan Strategi
> > >
> > > Demi kesuksesan rencana, diperlukan partner-partner kunci yang
> > > mengemban ideologi atau mendukung pengembangan ideologi
> > > Kapitalisme-Sekularisme-Liberalisme. Mereka ini antara lain:
> > >
> > > 1. Intelektual dan akademisi muslim liberal dan sekuler (Liberal
> > > and secular muslim academic and intellectuals)
> > > 2. Kelompok terdidik muda yang moderat dan relijius (young moderate
> > > religious scholar)
> > > 3. Aktivis-aktivis komunitas (community activist)
> > > 4. Kelompok-kelompok perempuan yang terlibat dalam kampanye
> > > kesetaraan gender women (groups engaged in gender equality
campaigns)
> > > 5. Penulis dan jurnalis moderat (moderates journalist and writers)
> > >
> > > Upaya-upaya Membangun Jaringan Regional
> > >
> > > Dokumen RAND tersebut juga menyebutkan bahwa Asia Tenggara adalah
> > > panggung regional utama dalam upaya menghubungkan muslim moderat
lokal
> > > dan nasional dan organisasi dengan jaringan regional. Sebagai
pelopor
> > > dari usaha ini adalah International Center for Islam and Pluralism
> > > (ICIP) yang didirikan di Jakarta dengan dukungan Asia
Foundation. Misi
> > > ICIP adalah membangun jaringan NGO muslim dan aktivis muslim
progresif
> > > dan intelektual di Asia Tenggara (dan secepatnya di seluruh
dunia) dan
> > > bertindak sebagai kendaraan untuk menyebarluaskan ide-ide para
pemikir
> > > muslim moderat dan progresif secara internasional. ICIP telah
> > > melakukan workshop-workshop regional tentang Islam dan
Demokrasi, yang
> > > pertama di Manila bersama dengan PCID pada September 2005 dan yang
> > > kedua di Jakarta pada Desember 2005. Menteri Luar Negeri Thailand
> > > Surin Pitsuwan bahkan telah menyarankan untuk memanfaatkan ICIP
untuk
> > > menghubungkan komunitas pondok di Thailand Selatan dengan pesantren
> > > progresif di Indonesia.
> > >
> > > Penutup
> > >
> > > Pengkajian yang mendalam tentang khiththah politik negara-negara
> > > Kapitalis terhadap negeri-negeri muslim sangatlah penting dan
mendesak
> > > untuk dilakukan. Secara khusus bagi para pengemban dakwah di
Indonesia
> > > yang memiliki harapan dan cita-cita untuk menyelamatkan negeri ini
> > > dengan penegakan Khilafah Islamiyah. Dengan demikian, perjuangan
> > > politik menjadi lebih fokus untuk membongkar serta melawan strategi
> > > politik dan cara-cara yang dilancarkan musuh-musuh Islam.
> > >
> > > Penguasaan terhadap konstelasi politik internasional dan pengaruhnya
> > > dalam skala nasional akan memudahkan kita untuk merancang cara-cara
> > > baru dan kreatif dalam rangka mengubah pemikiran dan perasaan umat.
> > > Kemampuan membaca jaringan-jaringan musuh dan membangun
> > > jaringan-jaringan ideologis di tengah-tengah umat akan menghancurkan
> > > jaringan musuh yang sesungguhnya lebih rapuh daripada sarang
> > > laba-laba. Hal ini sekaligus akan memberi jalan untuk meraih
> > > kepemimpinan di tengah umat.
> > >
> > > Satu kunci keberhasilan bagi pengemban dakwah hanyalah senantiasa
> > > berpegang teguh pada fikroh dan thoriqoh di atas landasan aqidah
> > > Islam. Semoga Allah SWT akan memberikan kecemerlangan berfikir untuk
> > > menggulirkan strategi politik yang tinggi dengan cara-cara yang
benar
> > > dan tepat.
> > >
> > > Wallaahu a'lamu bish shawab.
> > >
> > >
> >
> > --
> > Sent from my mobile device
> >
> >
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>