�PPDi� Vedr. Re: [IACSF] Re: [Livelihood WG] Gub. Luncurkan Kredit Peumakmu Nanggroe

2007-05-28 Terurut Topik Anwar Ali
Tgk Irwandi!!!  Neutulong peutrang sigetreuk!!!
   
  Meuseue lagee geupeugah le tgk Irwandinjan, beurarti ureueng gasien njeng 
hana rumoh atawa na rumoh dan na keukajaan dari 0 djuta sampoe 24 djuta akan 
meuteumeu kredit peumakmu nanggroe.  Peuenje lageenjan tgk Irwandi???  (Meuah, 
lon that bangai lam hainjoe tapi that saket hate meuseue keuseumpatannjoe hanja 
dimanfaatkan le awak njeng ken gasien lagee peng IDT dan PER)
   
  Meuseue sjaratdjih haroih na keukjayaan 25 juta lagee djipeugah le Basri 
Daham bak Seurambi Hendon, kapasti meutjokololom kalinjoe. tapi ka geubantah le 
tgk Irwandi8 keudroe. Bahpih meunan peureuleetjit tapeutuk-tuk meuseubab saket 
hateteuh meunje sabe ureueng gasien meulangoe lamluhob.
   
   
  

Hanakaru Hokagata <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
Kon agunan yg Rp 25 juta hai Apa nyang that carong. Jumlah kekayaan 
hana termasuk rumoh dan tanoh di meuyup Rp 25 juta nyan merupakan syarat 
meutumee kredit. Sabab, meunyoe kekayaan di ateuh Rp 25 juta nyan kon ureueng 
gasien, maka han jeut cok kredit nyan. Pakon mereng sabe cara neuseumike ilee? 
Brat that broek sangka! 
   
  

 
  On 5/16/07, fordas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   kalau dilihat 
sepintas isi berita ini tidak ada yang luar biasa atau lain daripada yang lain 
sebagaimna kucuran kredit mikro lainnya. dulu pernah ada juga kredit yang 
diupayakan pemda terkenal dengan sebutan dana PER (program ekonomi rakyat) 
semasa pemerintahan syamsuddin mahmud. hasil? gagal total... 
   
  namun jika berita ini disimak secara utuh di harian serambi indonesia versi 
hardpaper akan terlihat sejumlah persyaratan yang ketat dan tidak lazim 
diterapkan dalam dunia mikrokredit seperti: jaminan usaha/agunan sebesar 25 
juta. 
   
  sy punya instink mengatakan program ini akan mengikuti jejak saudaranya PER 
untuk gagal lagi dlm realisasinya. jika PER gagal dalam pengembalian dana 
mungkin Peumakmu Nanggroe akan gagl dalam penyerapan dana. 
   
  perberdayaan ekonmi mikro selalu tidak lepas dari pembinaan dan pendampingan. 
ini yang belum begitu bagus. bisa belajar dari Grameen jika ingin tahu 
bagaimana sukses mendampingi kelompok pengusaha kecil 
  

yayasan matahari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Coba maknai berita berikut ini

Serambi Indonesia, 9 Mei 2007
Gubernur Luncurkan Kredit Peumakmu Nanggroe
Banda Aceh-Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Selasa (8/5), meresmikan
peluncuran kredit Peumakmu Naggroe yang diperuntukkan bagi pengusaha mikro 
kecil golongan ekonomi lemah. Alokasi dana untuk program tersebut tak
terbatas dan seluruhnya bersumber dari Bank BPD Aceh.
Dirut BDP Aceh, H. Aminullah Usman SE menjelaskan, program tersebut
merupakan salah satu upaya Bank BPD Aceh dalam rangka membuka lapangan 
kerja dan mendukung program pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah.
Kredit tersebut, kata Aminullah diberikan dalam bentuk perorangan maupun
kelompok. Dimana plafond kredit yang disediakan untuk perorangan sampai Rp. 
15 juta, sedangkan kelompok (5-10 orang) sampai 100 juta.


nach teman-teman yang menjalankan program kredit mikro apakah respond anda?
 


  
-
  Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing.   





  Muhammad Nizar

   

-
  Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search.   
  
  
  








  

 



-

Alt i én. Få Yahoo! Mail med adressekartotek, kalender og notisblokk.

�PPDi� Crisis centers to be built in risk areas with French support

2007-05-28 Terurut Topik Sunny
Crisis centers to be built in risk areas with French support 
Syofiardi Bachyul Jb, The Jakarta Post, Padang

The government has commenced the construction of crisis centers for natural 
disaster mitigation in Jakarta, West Sumatra and Nanggroe Aceh Darussalam with 
assistance from the French government.

The Natural Disaster Operation Control Centers are being built by the National 
Disaster Mitigation Coordination Agency (Bakornas BP) at a cost of 5.1 million 
euro (approximately US$6.68 million). 

Tabrani, an official from the agency, said in an introductory meeting about the 
program in Padang, West Sumatra, on the weekend that the locations for the 
centers were selected because they are areas most at risk of disaster, 
especially threats of earthquakes and tsunamis. 

"The government wants similar facilities to be built in all provinces 
throughout Indonesia, which has been referred to as a disaster supermarket. 
However, due to the limited availability of funds, initially these facilities 
will be built in three provinces," Tabrani said. 

He said the development of the facilities was aided by a memorandum of 
understanding signed with the French government in July 2005. 

Assistance totaling 5.1 million euro was given to Indonesia by the French 
government in the form of equipment and management assistance for disaster 
prevention efforts, he said. 

"The equipment for the disaster centers will be ready soon and in Jakarta the 
construction of the facility started on May 25. In Padang (West Sumatra) 
construction will commence on June 18 and in Banda Aceh it will commence as 
soon as the center in Padang is completed," he said. 

In Padang, the facility will be built behind the West Sumatra governor's 
office. Computer facilities in the three centers will be linked online to the 
Bakornas BP headquarters in Jakarta. Over 35 managers have been trained to 
handle programs in the three provinces, and 25 operators for each province will 
also be trained. 

Bruno Maestracci, international project manager for the French government, said 
at least three officials to be in charge of managing the three centers had been 
invited to France to observe similar systems there. 

Maestracci said the establishment of the centers was expected to help speed up 
the provision of information to enable governors to take accurate and effective 
action in times of emergency. 

Governors and local administrators will be able to see incidents occurring in 
real time, thereby enabling them to send information to the central data 
collection agency, he said. 

Maestracci said the system was designed so as authorities would be able to more 
quickly anticipate disruptions. If the primary system using the internet and 
free telephone lines was out of order, a second system using GSM networks could 
be used. If both were out of order, a third system using satellite technology 
was available, he said. 

Each quake-proof facility will be equipped with five computer units and radio 
communication networks, he said, adding that they will be backed up by a 
technical room, which will be used to compile relevant data on a daily basis. 

"However, the most important aspect among all of this is good data 
coordination, so if there is a disaster, everything will be ready," Maestracci 
said.

http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?fileid=20070528.G01&irec=0


�PPDi� SINDIRAN INI BERJUDUL: BUJA KRUENG TEUDENG-DENG, MEURUA TAMENG MEU "RASEUKI"

2007-05-28 Terurut Topik husaini daud
Kita heran melihat tanggapan yang menamakan diri agung-gung ini.bagaimana 
mungkin gak usah menyalahkan orang yang salah. Kalau ada orang yang tidak 
menyalahkan orang salah itu menunjukkan orang tersebut sama sepakterjangnya 
dengan orang salah tersebut. Sedangkan prinsip keadilan mengatakan: "Yang salah 
tetap salah, dan yang benar tetap benar.  Salah dan benar adalah pandangan 
pemilik Dunia ini (Allah) buykan pandangan manusia yang tidak beriman yang 
sering kali membela yang tidak benar. Justru itulah Acheh ini selalu berada 
dalam permainan orang-orang zalim beserta pendukung-pendukungnya.  
   
  Bagi orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian, jangankan 
saudara kita yang melakukan mesum atau berlaku zalim seperti pemuda-pemuda 
tersebut, anak sendiri redha dihukum rajam kalau demikian jahannam pikirannya.  
Ingat Islam bersaudara bukan lewat keturunan, saudara atau darah tapi lewat 
idiology atau 'aqidah. Artinya siapapun pelaku kezalkiman itu adalah musuh kita 
walaupun anakkita sendiri, apalagi tingkat saudara seperti yang anda andaikan 
itu. 
   
  Justru kebanyakan hakim sekarang kalau tidak dikatakan semuanya tidak mampu 
berbuat adil ketika berhadapan dengan saudaranya, koneksinya, atasannya dan 
berbagai embel-embel lainnya yang mirip perasaan agung-gung ini. Semoga anda 
sadar bahwa pikiran anda itu keliru sekali ketika menanggapi tulisan saudara 
Fajran Zein. Pemikiran saudara Zein itu Islami. Saya bukan membela beliau tapi 
membela kebenaran. Yakinlah kawan bahwa persoialan zina atau mesum, korupsi 
ketidakadilan dan pembunuhan tidak akan pernah selesai sementara akar persoalan 
tidak mampu kita tuntaskan. Akar persoalan kita di Acheh khususnya sekarang 
adalah Systemnya yang masih ditangan orang -orang  Zalim (baca penguasa zalim 
plus pendukungnya yang berstatusquo) 
   
   Andaikata penguasa zalim tetap memiliki power di Acheh - Sumatra ini, besok 
atau lusa akan muncul persoalan seperti itu lagi dan tidak ada yang menangani 
menurut perintah Allah dan Rasulnya. Sementara yang berbicara dan yang 
menulispun banyak yang membela kemungkaran tersebut sebagaimana yang kita 
saksikan sekarang ini. Pembela kemungkaran itu adakalanya memang tidak tau 
samasekali bahwa sepekterjangnya seperti itu mendapat laknat Allah, tapi 
banyakpula yang memang mereka tau tapi mereka dikalahkan oleh nafsu mereka 
sendiri.
   
  Apa yang saya katakan diatas dapat dilihat contohnya orang-orang yang loyal 
kepada Kuntoro di BRR itu. Apakah mereka tidak tau kalau pemilik dana tersebut 
sampai hari ini masih merintih di tenda-tenda?  Mereka itu tau tapi nafsu ingin 
memiliki dana tersebut mengalahkan hati nuraninya. Lihatlah orang-orang yang 
dulu terhormat dan malah sangat terhormat tapi ketika mereka berhadapan dengan 
juataan gaji perbulan, mereka lupa segala-galanya. Merekja tidak mampu lagi 
berpikir yang bahwa tergadai marwahnya kalau mereka berkecimpung dalam lembaga 
yang sangat tidak adil itu.
   
  Marilah kita umpamakan 7 orang anak Acheh kehilangan orang tuanya. 
Saudara-maranyapun tidak ada lagi bahkan rumahnyapun sudah dibakar tni/polri. 
Ketika itu orang luar negeri datang memberi sumbangan hingga terkumpul 
lebihkuarang 800 juta rupiah. Andaikata sustem pemerintah di Acheh Islami 
pastinya uang sebanyak itu melebihi dari cukup untuk keperluan hidup anak -anak 
yang ditinggalkan pejuang itu. Melihat banyaknya dana yang terkumpul Kepala 
system dari Jakarta mengirimkan Kuntoro sebagai ketua panitia untuk membangun 
rumah anak tersebut. Kuntoro mecairkan dana tersebut bagaikan tgk alim palsu 
membagi zakat fitrah.  Uang itu dibagi kepada delapan senif yang masing-masing 
berjumlah seratus juta rupiah. (fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fi 
sabilillah dan ibnu sabil). Setelah diberikan kepada fakir 100 juta dan miskin 
100 juta, hak muallaf, riqab, gharim, fisabilillah dan ibnu sabil di gabung 
kepada senif Amil sebagai "gaji" panitia penyelenggara zakat tersebut.
 Akibatnya panitia menikmati uang tersebut diatas penderitaan anak-anak yang 
malang itu.  Seharusnya 500 juta yang tidak ada pemiliknya di gabungkan kepada 
senif fakir dan miskin sehingga masing-masing mereka menerima 350 juta (hak 
fakir 350 juta, hak miskin 350 juta). Bukankah dasar adanya zakat itu 
disebabkan adanya fakir dan miskin?. Justru itu akal-akalan tgk alim palsulah 
yang selalu memakan harta haram milik kjaum duafa.  Demikianlah pencairan dana 
yang dikelola Kuntoro cs yang lkebih banyak dinikmati mereka panitianya 
daripada yang berhaq yaitu para musibah Tsunami dan musibah komplik.  Njoe 
djeuet tjit takheun buja krueng teudeng-deng, meurua tameng "meuraseuki" 
   
  Barakallahu li walakum
  Salam damai dan merdeka
   
   
   
   
  agung gung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
kita kalau bisa gak usah menyalakan atau menyudutkan orang lain, 
seandainya saja kejadian tersebut terjadi pada keluarga kita bagai mana 
perasaan kita itu aja jawabannya. 
   
  terimonggeunaseh
- Origina