�PPDi� Vedr. Re: [IACSF] Re: [Livelihood WG] Gub. Luncurkan Kredit Peumakmu Nanggroe
Tgk Irwandi!!! Neutulong peutrang sigetreuk!!! Meuseue lagee geupeugah le tgk Irwandinjan, beurarti ureueng gasien njeng hana rumoh atawa na rumoh dan na keukajaan dari 0 djuta sampoe 24 djuta akan meuteumeu kredit peumakmu nanggroe. Peuenje lageenjan tgk Irwandi??? (Meuah, lon that bangai lam hainjoe tapi that saket hate meuseue keuseumpatannjoe hanja dimanfaatkan le awak njeng ken gasien lagee peng IDT dan PER) Meuseue sjaratdjih haroih na keukjayaan 25 juta lagee djipeugah le Basri Daham bak Seurambi Hendon, kapasti meutjokololom kalinjoe. tapi ka geubantah le tgk Irwandi8 keudroe. Bahpih meunan peureuleetjit tapeutuk-tuk meuseubab saket hateteuh meunje sabe ureueng gasien meulangoe lamluhob. Hanakaru Hokagata <[EMAIL PROTECTED]> skrev: Kon agunan yg Rp 25 juta hai Apa nyang that carong. Jumlah kekayaan hana termasuk rumoh dan tanoh di meuyup Rp 25 juta nyan merupakan syarat meutumee kredit. Sabab, meunyoe kekayaan di ateuh Rp 25 juta nyan kon ureueng gasien, maka han jeut cok kredit nyan. Pakon mereng sabe cara neuseumike ilee? Brat that broek sangka! On 5/16/07, fordas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: kalau dilihat sepintas isi berita ini tidak ada yang luar biasa atau lain daripada yang lain sebagaimna kucuran kredit mikro lainnya. dulu pernah ada juga kredit yang diupayakan pemda terkenal dengan sebutan dana PER (program ekonomi rakyat) semasa pemerintahan syamsuddin mahmud. hasil? gagal total... namun jika berita ini disimak secara utuh di harian serambi indonesia versi hardpaper akan terlihat sejumlah persyaratan yang ketat dan tidak lazim diterapkan dalam dunia mikrokredit seperti: jaminan usaha/agunan sebesar 25 juta. sy punya instink mengatakan program ini akan mengikuti jejak saudaranya PER untuk gagal lagi dlm realisasinya. jika PER gagal dalam pengembalian dana mungkin Peumakmu Nanggroe akan gagl dalam penyerapan dana. perberdayaan ekonmi mikro selalu tidak lepas dari pembinaan dan pendampingan. ini yang belum begitu bagus. bisa belajar dari Grameen jika ingin tahu bagaimana sukses mendampingi kelompok pengusaha kecil yayasan matahari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Coba maknai berita berikut ini Serambi Indonesia, 9 Mei 2007 Gubernur Luncurkan Kredit Peumakmu Nanggroe Banda Aceh-Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Selasa (8/5), meresmikan peluncuran kredit Peumakmu Naggroe yang diperuntukkan bagi pengusaha mikro kecil golongan ekonomi lemah. Alokasi dana untuk program tersebut tak terbatas dan seluruhnya bersumber dari Bank BPD Aceh. Dirut BDP Aceh, H. Aminullah Usman SE menjelaskan, program tersebut merupakan salah satu upaya Bank BPD Aceh dalam rangka membuka lapangan kerja dan mendukung program pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Kredit tersebut, kata Aminullah diberikan dalam bentuk perorangan maupun kelompok. Dimana plafond kredit yang disediakan untuk perorangan sampai Rp. 15 juta, sedangkan kelompok (5-10 orang) sampai 100 juta. nach teman-teman yang menjalankan program kredit mikro apakah respond anda? - Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. Muhammad Nizar - Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search. - Alt i én. Få Yahoo! Mail med adressekartotek, kalender og notisblokk.
�PPDi� Crisis centers to be built in risk areas with French support
Crisis centers to be built in risk areas with French support Syofiardi Bachyul Jb, The Jakarta Post, Padang The government has commenced the construction of crisis centers for natural disaster mitigation in Jakarta, West Sumatra and Nanggroe Aceh Darussalam with assistance from the French government. The Natural Disaster Operation Control Centers are being built by the National Disaster Mitigation Coordination Agency (Bakornas BP) at a cost of 5.1 million euro (approximately US$6.68 million). Tabrani, an official from the agency, said in an introductory meeting about the program in Padang, West Sumatra, on the weekend that the locations for the centers were selected because they are areas most at risk of disaster, especially threats of earthquakes and tsunamis. "The government wants similar facilities to be built in all provinces throughout Indonesia, which has been referred to as a disaster supermarket. However, due to the limited availability of funds, initially these facilities will be built in three provinces," Tabrani said. He said the development of the facilities was aided by a memorandum of understanding signed with the French government in July 2005. Assistance totaling 5.1 million euro was given to Indonesia by the French government in the form of equipment and management assistance for disaster prevention efforts, he said. "The equipment for the disaster centers will be ready soon and in Jakarta the construction of the facility started on May 25. In Padang (West Sumatra) construction will commence on June 18 and in Banda Aceh it will commence as soon as the center in Padang is completed," he said. In Padang, the facility will be built behind the West Sumatra governor's office. Computer facilities in the three centers will be linked online to the Bakornas BP headquarters in Jakarta. Over 35 managers have been trained to handle programs in the three provinces, and 25 operators for each province will also be trained. Bruno Maestracci, international project manager for the French government, said at least three officials to be in charge of managing the three centers had been invited to France to observe similar systems there. Maestracci said the establishment of the centers was expected to help speed up the provision of information to enable governors to take accurate and effective action in times of emergency. Governors and local administrators will be able to see incidents occurring in real time, thereby enabling them to send information to the central data collection agency, he said. Maestracci said the system was designed so as authorities would be able to more quickly anticipate disruptions. If the primary system using the internet and free telephone lines was out of order, a second system using GSM networks could be used. If both were out of order, a third system using satellite technology was available, he said. Each quake-proof facility will be equipped with five computer units and radio communication networks, he said, adding that they will be backed up by a technical room, which will be used to compile relevant data on a daily basis. "However, the most important aspect among all of this is good data coordination, so if there is a disaster, everything will be ready," Maestracci said. http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?fileid=20070528.G01&irec=0
�PPDi� SINDIRAN INI BERJUDUL: BUJA KRUENG TEUDENG-DENG, MEURUA TAMENG MEU "RASEUKI"
Kita heran melihat tanggapan yang menamakan diri agung-gung ini.bagaimana mungkin gak usah menyalahkan orang yang salah. Kalau ada orang yang tidak menyalahkan orang salah itu menunjukkan orang tersebut sama sepakterjangnya dengan orang salah tersebut. Sedangkan prinsip keadilan mengatakan: "Yang salah tetap salah, dan yang benar tetap benar. Salah dan benar adalah pandangan pemilik Dunia ini (Allah) buykan pandangan manusia yang tidak beriman yang sering kali membela yang tidak benar. Justru itulah Acheh ini selalu berada dalam permainan orang-orang zalim beserta pendukung-pendukungnya. Bagi orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian, jangankan saudara kita yang melakukan mesum atau berlaku zalim seperti pemuda-pemuda tersebut, anak sendiri redha dihukum rajam kalau demikian jahannam pikirannya. Ingat Islam bersaudara bukan lewat keturunan, saudara atau darah tapi lewat idiology atau 'aqidah. Artinya siapapun pelaku kezalkiman itu adalah musuh kita walaupun anakkita sendiri, apalagi tingkat saudara seperti yang anda andaikan itu. Justru kebanyakan hakim sekarang kalau tidak dikatakan semuanya tidak mampu berbuat adil ketika berhadapan dengan saudaranya, koneksinya, atasannya dan berbagai embel-embel lainnya yang mirip perasaan agung-gung ini. Semoga anda sadar bahwa pikiran anda itu keliru sekali ketika menanggapi tulisan saudara Fajran Zein. Pemikiran saudara Zein itu Islami. Saya bukan membela beliau tapi membela kebenaran. Yakinlah kawan bahwa persoialan zina atau mesum, korupsi ketidakadilan dan pembunuhan tidak akan pernah selesai sementara akar persoalan tidak mampu kita tuntaskan. Akar persoalan kita di Acheh khususnya sekarang adalah Systemnya yang masih ditangan orang -orang Zalim (baca penguasa zalim plus pendukungnya yang berstatusquo) Andaikata penguasa zalim tetap memiliki power di Acheh - Sumatra ini, besok atau lusa akan muncul persoalan seperti itu lagi dan tidak ada yang menangani menurut perintah Allah dan Rasulnya. Sementara yang berbicara dan yang menulispun banyak yang membela kemungkaran tersebut sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini. Pembela kemungkaran itu adakalanya memang tidak tau samasekali bahwa sepekterjangnya seperti itu mendapat laknat Allah, tapi banyakpula yang memang mereka tau tapi mereka dikalahkan oleh nafsu mereka sendiri. Apa yang saya katakan diatas dapat dilihat contohnya orang-orang yang loyal kepada Kuntoro di BRR itu. Apakah mereka tidak tau kalau pemilik dana tersebut sampai hari ini masih merintih di tenda-tenda? Mereka itu tau tapi nafsu ingin memiliki dana tersebut mengalahkan hati nuraninya. Lihatlah orang-orang yang dulu terhormat dan malah sangat terhormat tapi ketika mereka berhadapan dengan juataan gaji perbulan, mereka lupa segala-galanya. Merekja tidak mampu lagi berpikir yang bahwa tergadai marwahnya kalau mereka berkecimpung dalam lembaga yang sangat tidak adil itu. Marilah kita umpamakan 7 orang anak Acheh kehilangan orang tuanya. Saudara-maranyapun tidak ada lagi bahkan rumahnyapun sudah dibakar tni/polri. Ketika itu orang luar negeri datang memberi sumbangan hingga terkumpul lebihkuarang 800 juta rupiah. Andaikata sustem pemerintah di Acheh Islami pastinya uang sebanyak itu melebihi dari cukup untuk keperluan hidup anak -anak yang ditinggalkan pejuang itu. Melihat banyaknya dana yang terkumpul Kepala system dari Jakarta mengirimkan Kuntoro sebagai ketua panitia untuk membangun rumah anak tersebut. Kuntoro mecairkan dana tersebut bagaikan tgk alim palsu membagi zakat fitrah. Uang itu dibagi kepada delapan senif yang masing-masing berjumlah seratus juta rupiah. (fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fi sabilillah dan ibnu sabil). Setelah diberikan kepada fakir 100 juta dan miskin 100 juta, hak muallaf, riqab, gharim, fisabilillah dan ibnu sabil di gabung kepada senif Amil sebagai "gaji" panitia penyelenggara zakat tersebut. Akibatnya panitia menikmati uang tersebut diatas penderitaan anak-anak yang malang itu. Seharusnya 500 juta yang tidak ada pemiliknya di gabungkan kepada senif fakir dan miskin sehingga masing-masing mereka menerima 350 juta (hak fakir 350 juta, hak miskin 350 juta). Bukankah dasar adanya zakat itu disebabkan adanya fakir dan miskin?. Justru itu akal-akalan tgk alim palsulah yang selalu memakan harta haram milik kjaum duafa. Demikianlah pencairan dana yang dikelola Kuntoro cs yang lkebih banyak dinikmati mereka panitianya daripada yang berhaq yaitu para musibah Tsunami dan musibah komplik. Njoe djeuet tjit takheun buja krueng teudeng-deng, meurua tameng "meuraseuki" Barakallahu li walakum Salam damai dan merdeka agung gung <[EMAIL PROTECTED]> wrote: kita kalau bisa gak usah menyalakan atau menyudutkan orang lain, seandainya saja kejadian tersebut terjadi pada keluarga kita bagai mana perasaan kita itu aja jawabannya. terimonggeunaseh - Origina