[Lantak] RE: [IACSF] long piyoh siat

2008-06-03 Terurut Topik Anwar Ali


Meukeusuddjih. . . . . . .meunje Acheh manteng lam bingkai hendon, sabe 
geutanjoe pajah meudawa sabe keudroe-droe. Njeng sibeuteidjih peuemanteng njeng 
tamarit, hana meuguna sapeue, meuseue ukheue masalah hana tapeuseuleusoe. Mou 
Helsinki diteken le dua pihak meuwakili nanggroe tapi paken tateurimeng watee 
dikira geutanjoe Acheh ken saboh nanggroe ateueh nan Self Government?  
Paken dipeuraba otonomi ladju meuseunoh-seunoh reupah?  Paken geutanjoe 
Acheh sabe meuseuruek lam uruek set lagee kld?  (Hadist)
 
Njoe masaalahnjoe sabe pajah tapeuingat bahpih djinoe kale ureueng Acheh njeng 
alergi keupeukaranjoe, meuseubab kaleumak baktjok otonomi pura-pura. Seulama 
aneuk geutanjoe gohlom tingat untok beudeh ladju watee suboh, peuhambadroe keu 
Allah swt, sabe peureulee tamarit: "Hai aneuk, beudeh shalat Suboh". Paken 
meunje untok mitapeng, meubruh tabeudeh seudangkan peurintah Tuhan hana luloih 
udjian, bahpih Islamnjan ken tingkat Shalat manteng tapi ureueng han sanggob 
beudeh shalat suboh nakeuh tjiri-tjiri ureueng munafek keutjuali aneukmiet 
njeng manteng teungeh tabimbing.
 
Paken hukom dia Acheh hana djalan? Paken sjari'at djeuet keusandiwara? Paken na 
kanun sabantjit lagee hana? Peue peunjaket geutanhjoe uroenjoe njeng 
sibeuteidjih? Paken geutanjoe gadoh tamarit njeng seunang musohteuh? Paken 
geutanjoe uroenjoe hanale taturi musoh? Paken . . . . . . . paken . . . . . . . 
dan paken?

--- Den tir 2008-06-03 skrev | r i m a | <[EMAIL PROTECTED]>:

Fra: | r i m a | <[EMAIL PROTECTED]>
Emne: RE: [IACSF] long piyoh siat
Til: [EMAIL PROTECTED]
Dato: Tirsdag 3. juni 2008 04.54








Peu meukeusud jih nyoë tgk???
 




From: [EMAIL PROTECTED] com [mailto: [EMAIL PROTECTED] com ] On Behalf Of DRI 
Adnan.Saiful. Prang
Sent: 03 Juni 2008 0:11
To: [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [IACSF] long piyoh siat
 




Assalamualaikum wr.wbr

oh watee tabaca bak aceh Group geu tanyau kon meu tamah elemei teuh tapi 
meutamah .rasa benci dan geutanyaoe  carong bak tamupake . dan lebahasa 
yang sereng mehina. dan  le yang angap ureng laen hana meuguna .selaen 
droe 

| r i m a |  wrote:





Kesejahteraan baiknya difahami bukan sekedar sejahtera-material (economical 
& political).

Lebih luas lagi adalah rakyat yang sejahtera-rasionali tasnya dan sejahtera 
pula spiritualitasnya.

Aturan dibutuhkan, bahkan hingga ketingkatan operasional terkecil yang 
memungkinkan.

Terpenting skema pembuatan aturan yang harus adil, tanpa mengingkari hak-hak 
Allah dan hak-hak Rakyat didalamnya.

Juga pembagian otoritas diantara komponen-komponen pembentuk kehidupan 
bermasyarakat.

Sedemikian hingga kekuasaan tidak punya hak mengatur apalagi mengintrusi hingga 
wilayah privat rakyat (rumah).

Kekuasaan juga tidak punya mengatur apa yang rakyat pakai dibalik bajunya, 
hi..hi..hi…





From: [EMAIL PROTECTED] com [mailto: [EMAIL PROTECTED] com ] On Behalf Of nuri 
beujroh
Sent: 02 Juni 2008 9:25
To: [EMAIL PROTECTED] com
Subject: Re: [IACSF] Kenapa Pemrintah tidak membuat Hukum baGI Ureueng meuZina 
di Aceh?..hek dech..!





permasalahan rakyat aceh sekarang bukan hanya pada khalwat ,, tapi yang harus 
dilihat adalah kesejahteraan rakyat aceh lebih penting jangan menambah 
produk hukum yang mendiskriminasikan rakyat, jangan melihat kesalahan rakyat 
kecil,, hanya dibidang itu sajaa...


rakyat sudah sangat jera dengan konflik dan tsunami, jangan ditambah 
peraturan, kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat. yang harus 
dipikirkan adalah bagaimana rkyat aceh merasakan kedamaian diddalam perdamain


eh malam muksal minaa.


bek gadoh peugah yang kon2


Muksal mina <[EMAIL PROTECTED] co.id> wrote:






    Njang jadi permaslahan di Aceh lawet njoe adalah antara 
ureueng Meuzina deungen ureueng meukhalwat.. .masa' ureueng meuzina 
dikatagorikan dalam / sebagai katagori ureueng meukhalwat.. sehingga hukum yang 
dikenakan yaitu hukum khalwat...man ek hase meunyeu lagee njan..tapi njang 
menjadi heren teuh laweut njoe, paken pemerintah hana guepeuget/ hana geusah 
kan hukum begi ureueng meuzina,bek lah meunjeu ureueng meuzina njan dikenakan 
hukum khalwat..meunjeu lageenjan sabee...ho ukeu ho meutamah dum ureueng njang 
peubuet zina di aceh...njoe harus na saboh tindakan dari teungku-teungku njang 
na diaceh...
    njoe adalah salah saboh untuk membuktikan bahwa Agama Islam 
njan kenkeuh saboh agama njang leumoh dalam penerapan suatu hukum,,bek sampe 
ureueng non-muslem beperkiraan / menyangka hukum njang na dalam Islam njan 
pura-pura.
    Dan kembali mempertegas bahwa hukum khalwat njan ken keuh 
salah saboh hukum njang na dalam Islam..tetapi cuma salah Qanun njang menjadi 
program Pemerintah,, ,! 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 8.0.100 / Virus Database: 269.24.5/1479 - Release Date: 6/2/2008 7:02 
PM
 














  _
Alt i ett. Få Yahoo! Mail med adressekartotek, kalender og
notisblokk. http://no.m

[Lantak] SESUNGGUHNYA MEREKA BELUM MEMILIKI IDEOLOGY YANG HAQ DALAM MENGARUNGI "SAMUDERA LUAS"

2008-06-03 Terurut Topik Ali Al Asytar

Komunitas manapun yang mengira Muawiyah bin Abi Sofyan itu sebagai “Amirul 
Mukminin” membuktikan bahwa mereka tidak memiliki ideology yang haq dalam 
mengarungi “Samudera kehidupan” Dunia ini. Dalam sejarah, kendatipun Imam Ali 
bin Abi Thalib as diangkat Allah dan RasulNya sebagai penerus keimamahan 
Rasulullah, namun disebabkan adanya pihak yang ambisius untuk menjadi pemimpin, 
sebqgaima na realita yang terjadi di Acheh - Sumatra sekarang ini, pastinya 
setelah terbunuhnya Usman bin ‘Affan, diakui juga sebagai Khalifah ke IV secara 
mayoritas. Tapi justru Mu’awiyah bin Abu Sofyan dengan sokongan politikus keji, 
Amru bin ‘Ask yang tidak lain adalah anak zina dari Abu Sofyan sendiri dari 
hasil perzinaannya dengan si Nabilah yang karena pelitnya Abu Sofyan hingga 
terpaksa mengaku kandungan dalam rahimnya itu milik Abu ‘Ask, melawan Khalifah 
yang sah disisi Allah dan juga disisi manusia kala itu. Pastinya Mu’awiyah 
adalah seorang penguasa
 dhalim yang munafiq, dimana sosok semacam itu diaplikasikan sepakterjangnya 
oleh Shah Redza Palevi Iran, Saddam Husen Irak, Marcosnya Pilipina dan 
Suhartonya Indonesia. Yang terakhir ini diwarisi juga oleh Yudhoyono - 
Kalla yang sedang bersandiwara ketoprak di Acheh - Sumatra. Sederetan 
penguasa yang saya sebutkan tadi adalah pembohong, dimana sepakterjangnya 
merupakan symbolisasi daripada “Qabil“, pembunuh manusa. 
 
Kalau ada komunitas yang meyakini bahwa Muawiyah itu “Amirul Mukminin” ini 
terindikasi bahwa komunitas tersebut masuk dalam kategori “korban sejarah“. 
Mereka itu tidak berdaya untuk keluar dari “penjara sejarah“. Andaikata suatu 
komunitas tidak berdaya untuk melepaskan diri dari penjara Sejarah, dapat 
dipastikan komunitas tersebut juga tidak berdaya sama sekali untuk keluar dari 
“penjara materi“, yang merupakan penjara terbesar dan terhebat sebagai 
penghalang manusa dari meraih esensinya. Dengan kata lain bahwa komunitas 
tersebut tidak berdaya untuk beresensi tapi sekedar exist di planet Bumi ini. 
Sesungguhnya mereka itu bukan manusa tapi basyar, pakai istilah ‘Ali Syari’ati.
 
Qabil dan Habil merupakan symbolisasi bagi kita ummat manusa untuk mengambil 
I’tibar secara jelas sekali bahwa manusia disetiap jamannya senantiasa 
memperlihatkan sosok Habil dan Qabil. Habil merupakan symbolisasi dari manusia 
yang sesungguhnya dan sosok Qabil merupakan symbolisasi dari manusa palsu 
atau basyar. Sosok Qabil diwarisi oleh Namrud, Fir’aun, Hamman, Karun, dan 
Bal’am sementara sosok Habil diwarisi oleh Nabi Ibrahim, Musa dan Harun. 
Selanjutnya prototipe yang paling mirip dengan Habil yang tidak melawan ketika 
dibunuh Qabil adalah nabi ’Isa bin Maryam yang terkenal dengan nabi yang 
cintakasih. Nabi Muhammad adalah pengejawantahan Musa dan ’Isa, dimana beliau 
disamping memiliki kepalan tinju nabi Musa, beliau juga menyimpan hati nabi 
’Isa didadanya. Imam ’Ali bin Abi Thalib adalah saudara sepupu Nabi Muhammad 
sekaligus sebagai murid Istimewa dan utamanya, dimana Allah telah mempersiapkan 
sebagai pelanjut keimamahan Rasul
 sebagai hujjah Allah setelah nabi Muhammad hingga diwarisi terus sampan Imam 
Mahdi yang terakhir. 
 
Selanjutnya sepakterjang Qabil diaplikasikan oleh Samiri yang berhasil 
memperdayakan ummad nabi Musa dengan “anak lembu” yang terbuat dari emas. Di 
jaman nabi Muhammad saww, sepakterjang Qabil diaplikasikan oleh Mu’awiyah bin 
Abi Sofyan dan anaknya Yazid bin Mu’awiyah yang sesekali muncul pembelanya di 
jaman kita sekarang ini. Antara Imam ‘Ali dan Mu’awiyah merupakan dua sosok 
manusa yang sangat Kontraversi, dimana Imam ‘Ali sebagai pewaris Habil, 
Muawiyah adalah pewaris Qabil. Betapa banyak manusa mulia (baca keturunan 
Rasulullah) yang dibunuh Mu’awiyah setelah syahidnya Imam ‘’Ali. Imam Hasan 
sendiri syahid diracun atas perintah Muawiyah sendirii, masih adakah yang 
meyaki ni Mu’awiyah sebagai amirul mukminin?  Belum lagi kita uraikan 
sepakterjang Mu’awiyah dalam memalsukan hadist Rasulullah melalui para ’alim 
palsu macam Abu Hurairah yang terlanjur disangka masih sama baiknya ketika 
Rasulullah masih hidup. Lebih ironis
 lagi kalau ada pihak yang tidak dapat membedakan antar Imam Hussein yang 
shahid di Karbala, demi “menyiram phon Islam” dengan darahnya dan 
darah ahlulbayt Rasulullah. Bagaimana lugunya suatu komunitas yang tidak 
mampu membedakan antar pembunuh dan korbannya?
 
Andaikata masih ada komunitas yang meyakini bahwa kedua makhluk yang paling 
dhalim itu, nyakni  Muawiyah bin Abi Sofyan dan Yazid bin 
Mu'awiyah sebagai amirul mukmi nin, betapa lugunya komunitas 
tersebut masih saja tenggelam dalam kesesatan yang nyata.  Siapakah 
sebetulnya komunitas macam itu? Islamkah atau Islam palsu. Inilah sesungguhnya 
yang diyakini orang-orang yang bersatupadu dalam system Indonesia Dhalim dan 
Munafiq dewasa ini.  Mereka menganggap bahwa Yudhoyono juga sebagai 
“amiril mukminin“. Justru itu mereka menggunakan “hikayat musang” untuk membela 
Yudhoyono - Kalla dalam konprontasinya dengan Acheh - Sumatra dan Wes