[Lantak] PAKON GATA ATJEH MEUTEUENG PAJEUËNG ???

2008-01-10 Terurut Topik Acheh Watch
wn. PAKON GATA ATJÈH MEUTEUËNG PAJEUËNG ?
http://www.youtube.com/watch?v=sbJsJtdDFE8



Tgk Hasan di Tiro: "Ureuëng njang paléng bahaja keu geutajoe nakeuh - djawa 
keumah djipeugot urg atjèh seutotdjih nibak seutot geutanjoe. Mantong na urg 
atjèh njang tém djeuët keu kulidjih, keu sidadudjih, keu gubernurdjih, keu 
bupatidjih, keu tjamatdjih, dll. Mantong na biëk droëteuh njang djak djôk dan 
peusah nanggroe atjèh keu djawa!


  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

[Lantak] Vedr. Re: [IACSF] Bagai mana rakyat Acheh tertipu oleh elit2 politik formal maupun non-formal

2008-01-10 Terurut Topik Anwar Ali
Kalau untuk persatuan memang anjuran ALLAH sendiri tapi sepanjang sejarah Islam 
kita saksikan memang selalu ada pihak yang memisahkan diri sebagaimana Haji 
umar katakan (GAM MP, Komite dan Irwandi Nazar). Hal ini sama juga dengan 
perintah Allah agar mentaati ALLAH, Rasul Nya dan Ulul Amri dari (kalaangan 
kita sendiri) tapi kebanyakan manusia tidak patuh kepada ayat-ayat ALLAH, 
kecuali sedikit.
   
  Sehubungan logika diatas, saya berkeyakinan bahwa kita senantiasa diuji ALLAH 
dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun. Maksud saya bangsa Acheh juga 
diuji siapa yaang benar-benar berjuang karena ALLAH dan siapa yang berjuang 
karena semangat Acheh saja. Yang terakhir ini tidak termasuk dalam golongan 
yang lulus ujian ALLAH.  Berdasarkan logika ini apapun yang terjadi di Acheh 
bukanlah hal yang merugikan tapi tetap bermanfaaat bagi orang.orang yang lulus 
dari ujian ALLAH itu, walaupun jumlah mereka lebih kecil dibandingkan yang 
tidak lulus ujian.
   
  Yang tidak lulus ujian termasuk juga orang-orang yang putus asa terhadap 
perjuangan, sampai mencacimaki orang-orang yang masih berjuang untuk 
kemerdekaan Acheh.  Kalau mereka mencaci Gubernur dan segenap oknum GAM lainnya 
yang telah disumpah dengan Pancasila dan UUD 45, adalah wajar dan patut dicaci. 
 Mengapa mereka tidak menolak disumpah secara bathil itu?  Demikian juga 
penggunaan topi burung Garuda, kan bisa saja mereka mencontohi banyak kepala 
pemerintah yang tidak menggunakan apapun diatas kepalanya?  Ini saja sudah 
fatal.  Apakah mereka punya alasan untuk menolak argument yang dua ini saja?  
Dan bagaimanapula untuk kerja fatal lainnya? Untuk itukah mereka berunding 
dengan musuh?  Bukankah yang demikian itu menyerah diri namanya?  Kalau sudah 
tingkat seperti itu, masih adakah jalan bagi kita rakyat biasa untuk menolong 
mereka?  Bukankah berhenti dari jabatan tersebut lebih baik bagi mereka?. 
Bukankah meminta mereka keluar dari bingkai musuh, satu-satunya jalan bagi
 kita untuk menolong mereka?  Bagaimana menurut Haji Umar sendiri?  Maafkan 
saya kalau tidak sependapoat.
   
  Barakallahu li walakum-
   
   
   
  

Haji Umar <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
  maksudnya begini, kalau kita sedang berjuang untuk Aceh misalnya lalu 
pemimpin kita lagi kele ek- ke leok (Gam -MP), kan kita ini kehilangan arah 
sama bagai anak ayam disaat induknya sendang bertarung. sementara kita butuh 
persatuan untuk mengahapi penjajah, lalu kalau kita tidak berhasil. kan selalu 
bala untuk kita. begitulah kiranya. 

Nazly Isfahany <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tgk Haji Umar di tempat. Apa 
maksud anda, "jangan kita mengundang bala ke Acheh"
(mohon penjelasan buat kami yang belum mengerti)
   
  
Haji Umar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamualaukum ww.. Mudabaruna.
   
  Saya sangat tertarik dengan tulisan sejarah anda dibawah ini.
  Dan dengan sejarah mu lah kiranya saya dapat menjawab soalan khusus buat 
Anwar Ali dan untuk kawan yang lain-lain yang kiranya perlu sebagai Renungan 
kita semua.
   
  Pada alenia ke-6 anda menyebutkan penjajah baru Soekarno datang untuk 
membujuk Abu bereu´eh untuk bergabung dengan RI, didalam satu sejarah saya 
pernah mendengar: Abu bereu´eh menyerahkan Aceh ke Indonesia dengan tanda 
tangan Abu bereu´eh dan Soekarno, dengan sebab itulah Aceh sudah sah milik 
Indonesia percaya atau tidak terserah sama kita,( saya memang tidak melihat 
kejadia itu, siapa yang ingin tahu mengenai surat penyerahan itu silakan datang 
ke Jakarta mungkin ada dikantor Arsip nasional.)
  Lain dengan case Timor dan Papua. 
   
  Dan dengan sebab itulah kita selalu gagal atau kalah dalam perundingan karena 
case kita untuk merdeka lemah, tambah lagi lobi luar negeri yang tidak berdaya.
  Disaat CoHa, perundingan gagal, HDC angkat kaki di Aceh,  TNA dan rakyat Aceh 
mempertahan Darurat Meliter sampai Darutar Sipil bahkan Tertib Sipil, Kenapa 
tidak datang Interverensi Asing ke Aceh??? untuk membebaskanAceh dari Indonesia.
  Hanya setelah Tsunami CMI datang untuk memotong senjata dan memperkuatkan 
intergritas wilayah Indonesia. buktinya lihat sekarang!!!
   
  Sebenarnya kita sudah ada peluang untuk meraih kemerdekaan pada 2000 setelah 
Reformasi bergulir, apa hendak dikata yang di Swedia/ Malaysia dll lagi 
berantam merebut jabatan GAM dan MP saling memberikan Cap satu sama lain yang 
unjung-ujungnya main nyawa, bahkan sampai sekarang. "Nauzubillahiminzalik"
   
  Sadarkah kita sekarang... apa yang harus kita lakukan untuk menunjukan bukti 
dimata Dunia yang mana kebun itu milik kita??? 
  1. Jauhkanlah sifat takabur. ( sibak reukok treuk)
  2. Jauhkanlah sifat asung. ( buetnyou awai kamou)
  3. Jauhkan sifat luba/tamak. ( nanggroe golom mease ka peugot rumoh bate & 
mekawin dua)
  4. Jangan ada lagi sifat intimidasi dan otoriter.
  5. Jangan menipu rakyat. ( ka 50 negera kadidong reot Aceh, oh tacek sapeu 
hana)
   
  Dan bersatulah kita semua saling tegur dan sapa, Aceh itu milik kita marilah 
kita berbuat yang terbaik untuk 

[Lantak] Peu� njang kalheu�h geupeugot l� urg awai dan peu� njang gata peugot uro� njo

2008-01-10 Terurut Topik Peundid�kan
WN: Peuë njang kalheuëh geupeugot lé úrg awai dan peuë njang gata peugot uroë 
njoë
http://www.youtube.com/watch?v=wRSSYpJjAaM
  
 
Tgk Hasan di Tiro: "Ureuëng njang paléng bahaja keu geutajoe nakeuh - djawa 
keumah djipeugot urg atjèh seutotdjih nibak seutot geutanjoe. Mantong na urg 
atjèh njang tém djeuët keu kulidjih, keu sidadudjih, keu gubernurdjih, keu 
bupatidjih, keu tjamatdjih, dll. Mantong na biëk droëteuh njang djak djôk dan 
peusah nanggroe atjèh keu djawa!
  
   



   
 


   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Lantak] Vedr. [OPOSISI] NERAKA REZIM SUHARTO (UNTOLD STORY)

2008-01-10 Terurut Topik Muhammad al qubra
Kisah sebenarnya yang di forward bung Umar Said dibawahini sama ngerinya dengan 
kisah penganiayaan terhadap bangsa Acheh - Sumatra. Andaikata kita pertanyakan 
kepada orang ramai, siapakah yang bertanggung jawab terhadap kezaliman 
tersebut? Bagi orang ¨orang yang tidak memiliki IIdeology yang benar akan 
mengatakan bahwa Suhartolah yang bertanggung jawab, sementara orang alim palsu 
akan menjawab bahwa Tentara yang terlibat dalam penganiayaan itulah yang 
bertanggung jawab.  Kedua tipe manusia itu juga beda pendapat, tapi 
sesungguhnya sama lugu.
   
  Andaikata kita hanya mempersoalkan di Dunia saja atau berdasarkan hukum 
Internasional ataupun berdasarkan HAM memang demikianlah adanya, tidakada 
seorangpun yang akan membantah orang yang kosong dari ideology yang haq dan 
Alim Palsu tadi. Orang-orang yang berpijak pada hukum internasional dan HAM 
memang sedikit lebih maju dibandingkaan Alim Palsu diseluruh Hindunesia. Bagi 
Alim Palsu yang berfungsi sebagai Bal'am, jangankan untuk memahami system 
dhalim, tenara dan polisi yang tidaak terlibat dalam pembunuhan dan 
penganiayanpun, tidak mampu dipahami bahwa mereka ikut bertanggung jawab di 
Mahkamah Keadilaan Allah di Akhirat kelak. 
   
  Orang-orang yang memiliki Ideology yang haq, tau persis bahwa bukan hanya 
Suharto yang dimasukkan dalam Neraka kelak, tapi seluruh penduduk negeri 
tersebut yang bersatupadu dalam System yang dikomandoi Suharto cs 
tersebut.kecuali orang-orang yang terpaksa bertaqiyyah. (terpaksa 
menyembunyikan kebenaran didepaan musuh). Di Acheh - Sumatra ada pepatah yang 
mengandung muatan ideologys: "Si peh badjoe, si mat taloe dan si duek keudroe 
saban desja" Terjemahannya: "Yang pukul baji (dengan palu), yang pegang tali 
dan yang duduk sendiri (menyaksikan kedhaliman tsb) sama dosa. Yang duduk 
sendiri disini adalah rakyat yang bersatupadu dalam system dhalim tsb.
   
  Catatan saya ini jangnlah dianggap sebagai bantahan kepada bung Umar Said 
yang saya hormati dan bukan pula untuk membela Suharto tapi untuk mengingatkan 
oraang-orang yang belum memahami kedhaliman system namun Suharto cs tentara dan 
polisi menduduki peringkat atasnya yang terkutuk baik dimata manusia maupun di 
"mata" Allah sendiri.
   
 Billahi fi sabililhaq
  (Muhammad al Qubra)
   di
 Ujung Dunia
  

Umar Said <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
 
Berhubung dengan banyaknya berita tentang perlunya ada ma’af bagi segala 
kesalahan atau dosa-dosa Suharto, atau tuntutan supaya proses hukum terhadapnya 
dibekukan atau di-deponir, atau segala macam gugatan terhadapnya dibatalkan 
atau dihentikan mengingat jasa-jasanya kepada bangsa dan negara, maka untuk 
bisa mengkaji persoalan Suharto ini dengan agak menyeluruh perlu disajikan juga 
segi-segi negatifnya. Selama ini terlalu banyak berita atau pendapat yang hanya 
memuja dan memuji Suharto yang dikeluarkan oleh para pembesar atau “tokoh” 
masyarakat, sedangkan  segi-segi negatifnya kurang dikemukakan dalam media 
massa. 
  Karena itu, supaya umum mendapat gambaran yang lebih jelas tentang Suharto 
dengan berbagai masalahnya, termasuk kesalahan dan dosa-dosanya selama memimpin 
Orde Baru dan Golkar,  website   http://kontak.club.fr/index.htm  menyediakan 
rubrik-rubrik khusus yang berkaitan dengan berbagai kesalahan Suharto ini.
  
  Dengan tujuan ini, berikut di bawah ini disajikan tulisan Harsutedjo  yang 
berjudul Neraka Rezim Suharto, sekadar untuk mengingatkan kembali tentang 
pelanggaran perikemanusiaan secara besar-besaran yang terjadi di zaman Orde 
Baru dan Golkar yang dipimpin oleh Suharto.
  
  Berita atau tulisan-tulisan lainnya tentang persoalan Suharto dapat disimak 
dalam kumpulan berita “Tentang Suharto sakit keras dan berbagai masalahnya”
  
  A. Umar Said
  
  ***
  
  
  NERAKA REZIM SUHARTO (UNTOLD STORY)
  
  
Oleh: Harsutejo
  
  Judul di atas bukanlan bikinan saya, tetapi judul sebuah buku tipis (156 + xi 
halaman) yang kemudian diikuti sub-judul "Misteri Tempat Penyiksaan Orde Baru" 
susunan Margiyono dan Kurniawan Tri Yunanto, Spasi & VHRBook, Jakarta, 2007.
  
  Bagi yang mengenal kekejaman rezim Orba, apalagi bagi mereka yang pernah 
menjadi tapol Orba, dari sebagian daftar isinya dapat membayangkan apa 
kira-kira kisah di dalamnya: Bab I Rumah Setan di Gunung Sahari; Bab II Rumah 
Hantu di Menteng Atas; Bab III Kekejaman di Kremlin [Kramat Lima]; Bab IV 
Jeritan di Rumah Meester Cornelis; Bab V Horor di Gang Buntu; dst. Kedua 
penulis muda ini tidak sedang bercerita tentang kisah horor yang banyak muncul 
di televisi belakangan ini, tapi tentang kekejaman yang dialami para tapol, 
para terculik yang dilakukan rezim militer Orba Suharto sejak 1965 sampai 1998, 
bagian dari sejarah kelam horor.
  
  Rumah Setan di Gunung Sahari terletak di Gunungsahari III, sebuah rumah besar 
milik seorang Tionghoa yang dirampas dan dijadikan markas Operasi Kalong 
setel

[Lantak] Vedr. [OPOSISI] NERAKA REZIM SUHARTO (UNTOLD STORY)

2008-01-10 Terurut Topik Muhammad al qubra
Kisah sebenarnya yang di forward bung Umar Said dibawahini sama ngerinya dengan 
kisah penganiayaan terhadap bangsa Acheh - Sumatra. Andaikata kita pertanyakan 
kepada orang ramai, siapakah yang bertanggung jawab terhadap kezaliman 
tersebut? Bagi orang ¨orang yang tidak memiliki IIdeology yang benar akan 
mengatakan bahwa Suhartolah yang bertanggung jawab, sementara orang alim palsu 
akan menjawab bahwa Tentara yang terlibat dalam penganiayaan itulah yang 
bertanggung jawab.  Kedua tipe manusia itu juga beda pendapat, tapi 
sesungguhnya sama lugu.
   
  Andaikata kita hanya mempersoalkan di Dunia saja atau berdasarkan hukum 
Internasional ataupun berdasarkan HAM memang demikianlah adanya, tidakada 
seorangpun yang akan membantah orang yang kosong dari ideology yang haq dan 
Alim Palsu tadi. Orang-orang yang berpijak pada hukum internasional dan HAM 
memang sedikit lebih maju dibandingkaan Alim Palsu diseluruh Hindunesia. Bagi 
Alim Palsu yang berfungsi sebagai Bal'am, jangankan untuk memahami system 
dhalim, tenara dan polisi yang tidaak terlibat dalam pembunuhan dan 
penganiayanpun, tidak mampu dipahami bahwa mereka ikut bertanggung jawab di 
Mahkamah Keadilaan Allah di Akhirat kelak. 
   
  Orang-orang yang memiliki Ideology yang haq, tau persis bahwa bukan hanya 
Suharto yang dimasukkan dalam Neraka kelak, tapi seluruh penduduk negeri 
tersebut yang bersatupadu dalam System yang dikomandoi Suharto cs 
tersebut.kecuali orang-orang yang terpaksa bertaqiyyah. (terpaksa 
menyembunyikan kebenaran didepaan musuh). Di Acheh - Sumatra ada pepatah yang 
mengandung muatan ideologys: "Si peh badjoe, si mat taloe dan si duek keudroe 
saban desja" Terjemahannya: "Yang pukul baji (dengan palu), yang pegang tali 
dan yang duduk sendiri (menyaksikan kedhaliman tsb) sama dosa. Yang duduk 
sendiri disini adalah rakyat yang bersatupadu dalam system dhalim tsb.
   
  Catatan saya ini jangnlah dianggap sebagai bantahan kepada bung Umar Said 
yang saya hormati dan bukan pula untuk membela Suharto tapi untuk mengingatkan 
oraang-orang yang belum memahami kedhaliman system namun Suharto cs tentara dan 
polisi menduduki peringkat atasnya yang terkutuk baik dimata manusia maupun di 
"mata" Allah sendiri.
   
 Billahi fi sabililhaq
  (Muhammad al Qubra)
   di
 Ujung Dunia
  

Umar Said <[EMAIL PROTECTED]> skrev:
 
Berhubung dengan banyaknya berita tentang perlunya ada ma’af bagi segala 
kesalahan atau dosa-dosa Suharto, atau tuntutan supaya proses hukum terhadapnya 
dibekukan atau di-deponir, atau segala macam gugatan terhadapnya dibatalkan 
atau dihentikan mengingat jasa-jasanya kepada bangsa dan negara, maka untuk 
bisa mengkaji persoalan Suharto ini dengan agak menyeluruh perlu disajikan juga 
segi-segi negatifnya. Selama ini terlalu banyak berita atau pendapat yang hanya 
memuja dan memuji Suharto yang dikeluarkan oleh para pembesar atau “tokoh” 
masyarakat, sedangkan  segi-segi negatifnya kurang dikemukakan dalam media 
massa. 
  Karena itu, supaya umum mendapat gambaran yang lebih jelas tentang Suharto 
dengan berbagai masalahnya, termasuk kesalahan dan dosa-dosanya selama memimpin 
Orde Baru dan Golkar,  website   http://kontak.club.fr/index.htm  menyediakan 
rubrik-rubrik khusus yang berkaitan dengan berbagai kesalahan Suharto ini.
  
  Dengan tujuan ini, berikut di bawah ini disajikan tulisan Harsutedjo  yang 
berjudul Neraka Rezim Suharto, sekadar untuk mengingatkan kembali tentang 
pelanggaran perikemanusiaan secara besar-besaran yang terjadi di zaman Orde 
Baru dan Golkar yang dipimpin oleh Suharto.
  
  Berita atau tulisan-tulisan lainnya tentang persoalan Suharto dapat disimak 
dalam kumpulan berita “Tentang Suharto sakit keras dan berbagai masalahnya”
  
  A. Umar Said
  
  ***
  
  
  NERAKA REZIM SUHARTO (UNTOLD STORY)
  
  
Oleh: Harsutejo
  
  Judul di atas bukanlan bikinan saya, tetapi judul sebuah buku tipis (156 + xi 
halaman) yang kemudian diikuti sub-judul "Misteri Tempat Penyiksaan Orde Baru" 
susunan Margiyono dan Kurniawan Tri Yunanto, Spasi & VHRBook, Jakarta, 2007.
  
  Bagi yang mengenal kekejaman rezim Orba, apalagi bagi mereka yang pernah 
menjadi tapol Orba, dari sebagian daftar isinya dapat membayangkan apa 
kira-kira kisah di dalamnya: Bab I Rumah Setan di Gunung Sahari; Bab II Rumah 
Hantu di Menteng Atas; Bab III Kekejaman di Kremlin [Kramat Lima]; Bab IV 
Jeritan di Rumah Meester Cornelis; Bab V Horor di Gang Buntu; dst. Kedua 
penulis muda ini tidak sedang bercerita tentang kisah horor yang banyak muncul 
di televisi belakangan ini, tapi tentang kekejaman yang dialami para tapol, 
para terculik yang dilakukan rezim militer Orba Suharto sejak 1965 sampai 1998, 
bagian dari sejarah kelam horor.
  
  Rumah Setan di Gunung Sahari terletak di Gunungsahari III, sebuah rumah besar 
milik seorang Tionghoa yang dirampas dan dijadikan markas Operasi Kalong 
setel