Pecinta Sapi semua,
Salam kenal. saya baru dalam tahap tetarik untuk mulai belajar persapian,
sedikit banyak jadi berpikir dua kali kalau untuk maron dsb. Mungkin yang
pali aman adalah dengan sistem management yang cristal clear spt Juragan
Riksanagara atau memang harus dikerjakan sendiri (paling tidak untuk masa2
awal).
Juragan Riksanagara, kalau boleh dishare lebih detail metode2 nya?...
nuhun.
-
AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC)
INFORMASI: http://www.agromania.co.cc
FORMULIR: http://www.formulirabc.co.cc
DIREKTORI: http://www.direktoriabc.co.cc
MAILING LIST: http://www.milisabc.co.cc
PUSAT DATA: http://www.agrodata.co.cc
-
2008/12/16 gunsts
> Pak Tony,
>
> apa yang bapak katakan ini merupakan ilmu yang sangat berharga buat
> kami-kami ini pemula atau peternak kota (pinjem istilah pak Tony).
> Yang justru dengan tulisan ini, akan bisa menghindarkan kerugian.
> Banyak orang yang tidak percaya dengan rumor2 yang beredar, bahwa
> maron bisa gagal, bisa ketipulah, dst. Saya adalah orang yang
> berpandangan bahwa petani itu orang malang yang kurang mendapat
> kesempatan. Tapi itu DULU... sebelum saya kena batunya juga.
>
> Apa yang pak Tony katakan itu semua benar, karena saya mengalaminya.
> Terutama hal bahwa petani ingin keuntungan yang saat ini. Itu sangat2
> benar sekali. Pada awalnya kita ingin agar kerjasama ini bisa
> menguntungkan keduabelah pihak, tapi ternyata realitas berbeda dengan
> yang kita harapkan.
>
> Disinilah ironi kita. Begitu banyak dana dari kota yang ingin
> dikembangkan di desa, tapi terbentur oleh masalah2 non teknis seperti
> ini. Seandainya kedua belah pihak bisa menjunjung kejujuran, alangkah
> makmurnya negara kita.
>
> Saya pikir program pemerintah dalam hal ini adalah memberi pendidikan
> kepada petani2 kita dalam hal berbisnis yang baik. Memang tidak bisa
> disalahkan, bahwa kemiskinan mungkin membentuk pola pikir yang ingin
> dapat hasil sekarang, daripada nanti. Semoga ini bisa berubah, dan
> bila berubah, saya percaya Indonesia akan berjaya. Jadi kejujuran dan
> etos kerja yang tinggi, akan membuat negeri ini makmur.
>
> Sungguh ironis, bahwa kita yang mengaku negara agamis, tapi kenyataan
> kejujuran boleh dikata memprihatinkan. Saya tidak men-cap semua orang
> tidak jujur. Tidak. Tapi apa yang kita baca di koran-koran, baik kaya
> maupun miskin semua seakan-akan menomor duakan Tuhan, dan mementingkan
> keuntungan pribadi/sesaat.
>
> Saat ini saya sudah menyerah untuk bekerja sama dengan orang lain
> (Paron dst..). Mungkin masih ada satu dua, tapi saya anggap barang
> hilang saja. Saya pikir bila ingin bekerja, lebih baik dikerjakan
> sendiri saja. Maksudnya benar2 sebagai proyek serius.
>
> Sekali lagi terima kasih atas pengalaman pak Tony.
>
> Pak Tony ada trik lain?
>
> salam,
> Gunawan
>
> _
>
> AGROMANIA BUSINESS CLUB (ABC)
> Tempat ngumpulnya para pengusaha
> Agrobisnis Indonesia bonafide:
> http://www.direktoriabc.co.cc
> _
>
>
> --- In agromania@yahoogroups.com , tony sapi
> wrote:
> >
> > Halo Boss, mohon maaf baru sempet bales.
> > Kalau pengalaman tersebut ditulis panjang banget Boss, akan
> membosankan dan sedikit banyak akan menyinggung perasaan banyak orang,
> wajar sih sebetulnya jika kita menulis apa adanya maka akan ada yang
> berkenan dan tidak berkenan, namun sepanjang saya menulis pengalaman
> berdasarkan sudut pandang saya, maka dipersilahkan untuk marah atau
> justru mentertawakan kebodohan saya. Karena yang akan saya sampaikan
> hanyalah fakta yang saya temui dan mungkin hal-hal yang bersifat
> negatif belaka. Kalau yang bagusnya kita semua sudah mengetahui dan
> tidak perlu di bahas karena bukan merupakan permasalahan.
> >
> > Untuk mengetahui kenapa sebetulnya sistim maron yang kita anggap
> baik justru sering berahir dengan sangat tidak baik, maka saya
> memberanikan diri menempatkan diri sebagai peternak desa yang mengajak
> peternak Kota-an untuk melakukan kerjasama dengan sistim maron. Agar
> lebih riel atau real, maka saya mengajak masyarakat desa setempat
> untuk kerja bersama saya dan berada di pihak saya sebagai peternak
> desa, agar saya bisa dengan jelas mengamati pola pikir dan pola sikap
> mereka yang sebenar-benarnya.
> > Hasil pengamatan saya membuat diri saya terperangah heran melihat
> pola pikir masyarakat desa tersebut, yang secara singkat saya
> sampaikan sebagai berikut :
> > 1. Mereka umumnya sangat menginginkan untuk mendapat keuntungan atau
> imbalan saat ini juga atau secepat mungkin. Kerja sekarang ya harus
> mendapat imbalan sekarang juga. Ini sangat bertentangan dengan prinsip
> utamanya peternak, yang selalu bekerja sekarang mendapat imbalannya
> beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. Perbedaan mendasar ini
> yang bisa berakibat bermacam-macam hal yang sangat negatif.
> > 2. Semakin (maaf) miskin si peternak desa semakin besar kemungkina