http://www.tni.mil.id/news.php?q=dtl&id=2011200920111143

  
TNI SIAP BANTU POLISI BERANTAS AKSI TEROR


04 Des 2009 
KODAM ISKANDAR MUDA (4/12),-  Pangdam Iskandar Muda (IM) Brigjen TNI Hambali 
Hanafiah, menyatakan bahwa pihaknya siap membantu polisi dalam mengungkapkan 
dan memberantas kejahatan bersenjata, termasuk serentetan aksi teror yang 
ditujukan kepada sejumlah warga asing yang sedang menjalankan tugas kemanusiaan 
di Aceh akhir-akhir ini. 


Hal itu diungkapkan Pangdam IM Brigjen TNI Hambali Hanafiah, saat 
bersilaturrahmi dengan pimpinan DPRA, di Gedung DPRA, di Banda Aceh, Selasa 
(1/12).


Pangdam diterima oleh Ketua DPRA Hasbi Abdullah, dan dua Wakil Ketua DPRA Amir 
Helmi dan Sulaiman Abda. Kegiatan serupa, kemarin, juga dilakukan Pangdam IM 
yang baru itu dengan jajaran Kejaksaan Tinggi Aceh.


Didampingi oleh sejumlah perwira menengah di lingkungan Kodam IM, Pangdam 
mengatakan tujuan kunjungannya itu untuk bersilaturrahmi dengan pimpinan DPRA, 
demi meningkatkan koordinasi antarlembaga dalam melaksanakan tugas negara. 
"Silaturrahmi itu penting. Sebab, dengan upaya ini kita bisa saling membagi 
pengalaman, pikiran dan membantu dalam membangun kebersamaan untuk mensukseskan 
tugas negara," katanya.


Dalam pertemuan yang berlangsung akrab itu, Brigjen TNI Hambali Hanafiah yang 
menggantikan posisi Mayjen TNI Soenarko sebagai Pangdam IM, mengungkapkan pula 
keprihatinannya atas sejumlah kasus kejahatan bersenjata, termasuk aksi teror 
yang terjadi di Aceh akhir-akhir ini. Aksi teror ini pernah menimpa seorang 
pekerja kemanusiaan asal Jerman, penembakan rumah warga asing di Ketapang dan 
terakhir di Darussalam. 


Menyikapi masalah tersebut, Pangdam menegaskan bahwa upaya menjaga keamanan dan 
kelangsungan perdamaian di Aceh merupakan tanggungjawab bersama. "Karena itu 
jika dibutuhkan, kami dari TNI menyatakan siap membantu aparat kepolisian, 
untuk membongkar dan memberantas aksi teror yang telah meresahkan masyarakat 
dan mengganggu perdamaian Aceh itu," katanya.


Sebagai orang baru, sebut Pangdam IM itu, ia perlu mendapat masukan dari semua 
elemen masyarakat Aceh termasuk para anggota DPRA, terkait perkembangan 
terakhir situasi dan kondisi keamanan di Aceh, termasuk bagaimana solusi 
terbaik untuk mengatasi gangguan. "Jika kondisi di Aceh terus aman, aparat 
keamanan ikut senang. Selain itu banyak orang yang datang dan menanamkan 
investasinya di daerah ini," ujarnya.


Menanggapi penjelasan Pangdam, Ketua DPRA Hasbi Abdullah yang didamping Amir 
Helmi dan Sulaiman Abda mengatakan, pimpinan DPRA sangat senang dikunjungi 
Pangdam. Kunjungan Pangdam ini merupakan satu kehormatan dan penghargaan yang 
cukup berarti bagi segenap pimpinan dan anggota DPRA. "Sebab, rasanya, jarang 
seorang Pangdam yang baru dilantik satu minggu, terus bersosialisasi dengan 
bersilaturrahmi ke berbagai lembaga tinggi daerah, termasuk ke DPRA," katanya.  
     


Usai melakukan kunjungan silaturrahmi dengan pimpinan DPRA, Pangdam juga 
melakukan kunjungan serupa dengan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Aceh 
Yafizham SH bersama jajarannya, di Gedung Kejati Aceh. Seperti halnya dengan 
pimpinan DPRA, ini juga merupakan pertemuan pertama sejak ia resmi dilantik 
sebagai Pangdam IM menggantikan Mayjen TNI Soenarko. 


Dalam pertemuan dengan jajaran Kejati Aceh itu, Pangdam mengatakan TNI sebagai 
alat negara bertugas menjaga kondisi Aceh agar tetap kondusif. Namun dalam hal 
kasus-kasus kriminal, seperti isu penembakan dan teror warga negara asing di 
Aceh, TNI tidak memiliki kewenangan penuh, karena hal tersebut merupakan tugas 
pihak kepolisian. "TNI hanya mem-back up saja. Kita bekerja sama dengan polisi. 
Tapi itu lebih pada ranahnya polisi untuk mengusutnya," kata Hambali yang 
sebelumnya menjabat Kepala Staf Kodam Cenderawasih Papua. 


Menurutnya, menjaga Aceh agar tetap kondisif, bukan hanya tugas TNI semata. 
Akan tetapi tanggung jawab semua komponen masyarakat Aceh. Di samping tugas 
pokok tersebut, kata Pangdam.


TNI juga turut serta dalam membantu pemerintah. Salah satu kegiatan yang saat 
ini tengah dilakukan prajurit Kodam IM adalah program reboisasi pembibitan 103 
ribu trembesi yang mulai siap untuk ditanami. "Kita selalu siap kapan pun 
dibutuhkan. Tergantung dari pemerintah, karena ini juga perlu dipikirkan dari 
segi dana operasionalnya," pungkas Pangdam Brigjen TNI Hambali Hanafiah.

Kirim email ke