Jawa Pos [ Senin, 02 November 2009 ]
Puluhan Anak Aceh Bermasalah di Paraguay Berbakat Sepak Bola, Terpilih Ikut Program Pembinaan U-16 BIREUEN - Puluhan anak Aceh yang sedang berlatih sepak bola di Paraguay mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan. Anak-anak Aceh tersebut mengadu kepada orang tua bahwa mereka telah dipukuli polisi setempat. Hal itu terungkap berdasar penuturan Zulkarnaini, ayah salah seorang di antara 34 anak tersebut, Gian Riandy Syahputra. Lelaki berusia 46 tahun, asal Geudong-Geudong, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, itu ditelepon putranya pada Sabtu lalu (31/10) pukul 04.00. ''Dia mengatakan bahwa polisi memukuli dirinya dan rekan-rekannya,'' katanya. Menurut Riandy, peristiwa tersebut baru terjadi beberapa jam sebelum dirinya menelepon. Awalnya, dia dan rekan-rekannya yang selesai berlatih pulang ke Hotel Comite Olimpico, Asuncion, tempat mereka menginap. Mereka terkejut karena mendapati kamar yang berserakan. Selain itu, barang berharga dan uang mereka hilang. Mereka menanyakan hal tersebut kepada petugas hotel. Karena hotel tidak mau bertanggung jawab, terjadi keributan di antara mereka. Rupanya, di tengah keributan itu, petugas hotel menghubungi polisi. Bukannya menyelidiki pencurian tersebut, para polisi memukuli Riandy dan teman-temannya. Pemukulan berhenti saat Konjen RI datang ke hotel tersebut. Zulkarnaini memaparkan, putra sulungnya masuk dalam program pelatihan di Paraguay setelah lolos seleksi tim U-16 di Banda Aceh pada pertengahan 2008. Pemprov Nanggroe Aceh Darussalam lantas mengirim para bibit unggul pesepak bola itu untuk berlatih ke Paraguay pada 9 Agustus 2008. Mereka ditemani empat ofisial. Awalnya, semua kegiatan berlangsung lancar. Tapi, sejak Januari 2009, berbagai persoalan muncul. PT Sanchez Management Gol selaku agen kurang memperhatikan kebutuhan tim. Sebagai orang tua, Zulkarnaini sangat prihatin dengan kejadian buruk yang dialami Riandy dkk. (bah/jpnn/ruk)