http://www.serambinews.com/news/hasan-tiro-tinggalkan-swedia
Hasan Tiro Tinggalkan Swedia * Polda Aceh: Tidak Ada Pengamanan Khusus 11 October 2009, 17:39 Utama Administrator BANDA ACEH - Pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Dr Tgk Hasan Muhammad Di Tiro, bersama sejumlah petinggi GAM yang bermukim di Swedia, hari ini, Minggu (11/10), dijadwalkan meninggalkan negara tersebut menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Sesuai jadwal yang telah disusun, rombongan akan bertolak dari Arlanda Airport, Stockholm, sekitar pukul 14.30 waktu Swedia atau 19.30 waktu Indonesia. "Alhamdulillah semua persiapan ke Malaysia dari Swedia sudah siap, atau tinggal mengira berapa jam lagi ke depan. Berangkat lebih kurang tengah hari (Minggu sore waktu Indonesia-red) dari Swedia," ujar Muzakkir Abdul Hamid, staf khusus Dr Hasan Muhammad Di Tiro, dalam wawancara khusus via telepon dengan Serambi FM, Sabtu (10/10) siang. Muzakkir menyebutkan, selain Tgk Hasan Tiro yang di kalangan GAM dikenal dengan sebutan Wali Nanggroe, ada delapan orang yang ikut dalam rombongan dari Swedia, yakni Dr Zaini Abdulllah (bersama istri), Muzakkir bin Abdul Hamid (bersama istri), Tgk Syarif Usman (bersama istri), Rasyad Abubakar, dan Sulaiman Abdullah. Menurut Muzakkir, dalam perjalanan pulang ke Aceh, rombongan akan singgah di Malaysia selama beberapa hari. "Rombongan akan singgah di Malaysia sebentar untuk istirahat, di samping juga ingin bertemu dengan saudara dan kawan-kawan kita di sana," ungkap pria yang kerap disapa Ustad oleh rekan-rekannya ini. Ditanya tentang jadwal keberangkatan dari Malaysia ke Aceh, Muzakkir mengaku belum bisa memastikan, karena tergantung dengan agenda di Malaysia. Mengenai adanya kabar yang menyebutkan bahwa kepulangan kedua kalinya Hasan Tiro ke Aceh dalam 30 tahun terakhir ini, untuk mem-peusijuek para anggota dewan baru dari Partai Aceh (PA), Muzakkir mengatakan, bahwa hal tersebut bukanlah agenda khusus kedatangan Tgk Hasan Tiro ke Aceh. "Akan tetapi lebih kepada saweu gampong dan rindu kepada sanak saudara yang ada di sana (Aceh-red)," ujarnya. Muzakkir juga tidak bisa memastikan sampai kapan rombongan akan berada di Aceh. "Mengenai berapa lama Wali di Aceh, kita lihat saja nanti di sana. Saya rasa rakyat dan keluarga di Aceh meminta Wali agar tidak kembali lagi ke Swedia. Saya secara pribadi juga menginginkan demikian. Apalagi beliau yang sudah memasuki usia 84 tahun, boleh saudara bayangkan (kerinduan) seorang pemimpin yang berjuang cukup gigih meluangkan sepenuh masanya demi perjuangan," katanya. "Bahkan, Alhamdulillah penampilan beliau waktu di Aceh cukup tegar bugar ya. Kita harapkan beliau pun akan tetap sehat wal-afiat dan bahagia dengan kedamaian yang ada di Aceh," tambah uzakkir. Staf khusus Tgk Hasan Tiro ini menambahkan, dalam kepulangan kali kedua ke Aceh ini, Hasan Tiro akan lebih banyak menghabiskan waktunya di Banda Aceh. "Agenda khusus tidak ada, lebih kepada meusyen (rindu) kepada rakyat Aceh dan ingin melihat lebih dekat tentang kesejahteraan dan keadilan pascadamai di Aceh. Karena tanpa kesejahteraan dan keadilan yang merata, tentu tidak ada gunanya damai di Aceh. (Untuk mewujudkan) hal ini perlu adanya kerja sama dari setiap pemimpin di Aceh, dari level bawah sampai level atas," ujarnya. Tak ada pengamanan khusus Sementara itu, pihak Kepolisian Daerah (Polda) Aceh menyatakan tidak ada pengamanan khusus terkait dengan rencana kepulangan Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Tgk Hasan Muhammad Di Tiro, yang dijadwalkan pada Jumat 16 Oktober 2009. Pihak kepolisian juga menyatakan, hingga kemarin belum menerima surat pemberitahuan dan permintaan pengamanan dari pihak KPA atau panitia penyambutan kedatangan Hasan Tiro di Aceh. Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Farid Ahmad, yang dihubungi Serambi, Sabtu (10/10) sore mengatakan, pihak kepolisian tidak menempatkan pengamanan khusus terkait dengan rencana kedatangan tokoh pendiri GAM ini. "Biasa saja, seperti umumnya warga negara asing yang datang ke Indonesia. Tidak ada pengamanan khusus yang kita siagakan," ujar Farid. Dikatakan, jika pun ada permintaan pengamanan dari pihak KPA, pengamanan tersebut tetap merujuk dan diberikan sesuai porsi kunjungan pihak asing ke Indonesia. Misalnya, kata Farid, penempatan anggota kepolisian itu akan diberikan sesuai kebutuhan kemana saja rombongan Tgk Hasan Tiro akan berkunjung. "Tidak ada penentuan khusus berapa personel yang akan ditempatkan untuk pengamanan kedatangan itu," ungkap Farid, singkat.(tz/mir/nal)