http://achehkarbala.blogspot.com/ Setahu saya semua kitab suci (baca Firman Allah) berasal dari Allah sendiri (origine), tapi setelah para Rasul yang ditugaskan untuk menyelamatkan manusa dengan cara mengikuti petunjukNya meninggal dunia, Kitab tersebut dipalsukan oleh pihak yang kontra dengan Utusan tersebut. Contohnya Kitab Zabur yang diturunkan via Nabi Daud as, Kitab Taurah via Nabi Musa dan Harun as, Injil via Nabi ’Isa bin Maryam as dan yang terakhir Al Qur-an via Nabi Muhammad saww.
Sekali lagi semua kitab tersebut dipalsukan setelah Nabi pemandunya berpulang keharibaan Ilahi kecuali satu-satunya kitab yang tidak dapat dipalsukan adalah Qur-an sebagai Pedoman Hidup terakhir dan untuk seluruh Dunia. Yang pertama sekali memalsukan Taurah adalah pengikut Yahuda dimana pengikutnya sekarang dinamakan Yahudi. Kitab Injil dipalsukan pertama sekali oleh pengikut Nashara, dimana mereka sekarang disebut Nasrani dan belakangan diganti lagi dengan sebutan Kristian. Al Qur-an juga tidak pernah hentinya untuk dipalsukan oleh pihak Yahuda dan Nashara tapi tidak pernah berhasil, dalam arti selalu saja ketahuan pemalsuannya. Hal ini disebabkan Allah sendiri yang menjamin keasliannya walaupun ada pihak Sunni yang menuduh telah dipalsukan Syiah. Hal ini perlu saya kaitkan sedikit agar pihak Sunni dapat kembali kepada pernyataan Allah tentang originernya Al Qur-an. Allah berfirman: ”Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan Kami pulalah yang memeliharanya.(QS. Al Hijr (15), 9) Semua agama pada awalnya berasal dari Pemilik Dunia ini, Allah subhanahu wata ’ala, namun setelah Nabi pemandunya meninggal Dunia, ajarannya tersebut dipelintir pengikutnya yang tidak setia kepadanya bersamaan dengan pemalsuan kitab Pedoman Hidupnya. Semua agama yang dipandu para Rasul Allah tersebut hanya satu saja namanya yaitu Islam. Hal ini dinyatakan Allah sendiri: ”Innaddiina ’indallaahil islam”. (sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam). Islam secara harfiah adalah ”selamat” sedangkan secara definisi adalah ”Tundukpatuh dan menuruti segala apa saja yang dibawa Nabi Muhammad saww dan para Imam yang diutus sepeninggalnya” Benar sekali apa yang anda katakan bahwa Tuhan yang maha kuasa itu adil, kalau ada pihak yang berpendapat tidak adil itu pastinya orang tersebut yang dhaif pikirannya tidak mampu memahami keadilan Tuhan. Setahu saya tidak ada perintah dalam Qur-an agar orang kafir (baca non Islam) agar dibunuh. Itu keliru dala memahami Kitab Qur-an. Realitanya ketika System Islam mulai exist di Madinah justru orang Yahudi dan Nasrani (baca Kristian sekarang) hidup aman di Madinah, kecuali orang non Muslim yang merusakkan system Islam. Ketika orang Qurish Mekkah di bawah kekuasaan Abu Sofyan yang berdaya upara untuk menghancurkan system Islam di Madinah, sebagian Yahudi di Madinah bersekongkol dengan penguasa Abu Sofyan. Mereka itulah yang dihukum dengan hukum yang terdapat dala kitab merka sendiri (baca Taurah). Jadi perintah tersebut dalam peperangan. Kalau dalam peperangan, biarpun mereka mengaku beragama Islampun, halal untuk dibunuh. (Baca tentara Hindunesia yang datang ke Acheh, haq dibunuh ketika Acheh - Sumatra mengumumkan Perang terhadap mereka) Jadi tidak ada perintah dari Allah untuk membunuh orang non Muslim, kecuali dalam peperangan.. Islam bersaudara dengan penganut agama manapun sebagai persaudaraan kemanusiaan. Demikian juga orang yang sudah masuk Islam kemudian keluar dari Islam tidak dibenarkan membunuhnya kecuali dalam kondisi dan situasi perang. Hal ini disebabkan orang yang murtat dalam kondisi dan situasi perang akan berbahaya bagi perjuangan membebaskan kaum dhuafa. Hal ini sama dengan orang yang memihak musuh di Acheh (baca Tjhuak). Jadi memang halal darahnya. Allah berfirman: ”Katakanlah: "Wahai orang-orang kafir” (1) Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. (2) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.(3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.(5) Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku".( 6) Maha benarlah Allah terhadap segala firmanNya. Dalam kitab suci Al Qur-an tidak ada ayat yang tidak synkron (baca ayat muhkamat) sementara ayat Mutasyabihat, memiliki banyak arti dan tidak dapat dipahami artinya kecuali para Imam yang diutus. Mereka inilah yang menemukan arti yang sesuai dengan masanya, dimana sebelumnya tidak ditemukan artinya berhubung belum waktunya untuk digunakan. Dengan kata lain Qur-an menggunakan bahasa ”symbolik” dimana selalu menemukan arti yang sesuai disegala jaman. Undang-undang perkawinanpun sangat manusiawi, dimana orang lelaki dibenarkan kawin maksimal 4 orang isteri. Realitanya orang lelaki lebih sedikit jumlahnya dibandingkan orang perempuan. Hal ini banyak sebabnya, diantaranya dalam peperangan banyak lelaki yang mati Syahid hingga isterinya yang tidak memiliki pelindung dibenarkan kawin dengan orang lain walaupun orang tersebut sudah memiliki 1, 2 atau 3 isteri. Ketika sahabat saya di Malaysia berceramah bahwa sangat tidak baik bagi orang yang telah memiliki seorang isteri kawin lagi. Sahabat tersebut langsung diprotes oleh wanita begitu turun panggung: ” Ya Ustaz! Kalau kami tidak dibenarkan kawin dengan lelaki yang sudah punya isteri, mau kemana juga kami yang belum punya suami pergi, apakah boleh kami melacur?" (baca berzina). Bukankah lebih banyak orang perempuan dimana-mana dibelahan Bumi ini?” Rupanya sahabat saya itu grogi kepada orang kawin lebih dari seorang isteri disebabkan ayahnya dulu memiliki lebih dari seorang isteri. Sahabat itulah yang keliru menyesuaikan agama dengan perasaannya bukan dengan petunjuk Allah. Yang jadi persoalan bahwa kebanyakan lelaki memfokuskan agamanya pada hukum kawin saja. Dengan kata lain mereka hanya memikirkan bagaimana berdaya upaya untuk memiliki 4 orang isteri tanpa memikirkan systemnya terlebih dahulu. Kalau system Islam tidak exist, semua berantakan. Contohnya di Indonesia, itu orang ”alim”, ”pendakwah” atau ”ulama” hanya hukum kawin saja yang mereka pertahankan sementara system Taghut Indonesia yang dhalim, Hipokrit dan Korrupt tidak diperjuangkan agar berganti dengan system Islam yang rahmatan lil ’alamin (baca rahmat bagi seluruh alam). Di Indonesia yang kaya makin kaya dan yang maskin makin maskin, sementara para alim palsu berjingkrak-jingkarak dalam ”ketiak" penguasa dhalim agar dapat kawin 2, 3 atau 4 isteri dengan alasan dibenarkan hukum. Sementara kebanyakan orang jangan kan kawin lebih dari 1 orang isteri, seorangpun takpunya. Dimanakah keadilan alimpalsu yang kawin lebih dari 1 isteri? Bagaimanakah mereka memahami keadilan Ilahi? Inilah persoalannya saudaraku. Saya sendiri sampai hari ini masih memiliki 1 isteri. Dulu saya berpikir akan kawin lagi setelah Acheh meraih kemerdekaan, kenapa? Sebabnya banyak wanita yang tidak punya suami lagi setelah suaminya Syahid dala membela kaum dhuafa. Jadi tujuan kawin bukan sekedar menikmati tapi untuk melindungi wanita yang tidak punya suami. Tapi realitanya sekarang sepertinya kemerdekaan Acheh tertunda dalam masa yang tidak dapat saya prediksi. Jadi mati syahid bukan disebabkan membunuh orang lain sebagaimana anda sangka tapi terpaksa membunuh orang yang memerangi kita. Andaikata orang Indonesia dulu tidak datang ke Acheh, bagaimana mungkin mereka kami bunuh. Jadi yang kami bunuh itu sesungguhnya, pembunuh sementara kami berada dipihak yang membela diri. Ayat berikut ini sangat jelas dalam persoalan bunuh-membunuh: Allah berfirman: "Oleh karena itu Kami tetapkan atas Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau karena membuat kerusakan di Bumi, seolah-olah dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan siapa yang menghidupkannya maka seolah-olah dia telah menghidupkan manusia seluruhnya. Sungguh telah sampai Rasu-ra sul Kami dengan keterangan-keterangan yang jelas, kemudian kebanyakan dari mereka sesudah itu menjadi orang-orang melampaui batas di muka Bumi" (Q.S,5:32) Jadi kesimpulannya bahwa ayat suci itu datangnya dari Allah sendiri dan sesuai dengan fitrah Manusa. Justru itu adalah mustahil untuk dirobah. Apalagi Allah sendiri yang menyatakan bahwa Dia sendiri yang menjaga kemurnian Al Quran dari gangguan-gangguan tangan jahil. Mereka telah merobah kitab Nabi Daud, Musa dan ’Isa bin Maryam. Justru itu kebenaran yang ada di kitab Nabi Daud, Musa dan ’Isa bin Maryam telah diabadikan dalam Al Quran untuk memandu manusa seluruh Alam Kalau ada pihak yang hendak merobah ayat Allah agar sesuai dengan selera manusia, berarti manusa itu sendiri yang tidak mampu memahami kebenaran firman Allah atau boleh jadi orang Islam hipokrit menyalah aplikasikan Al Quran hingga membuat orang non Moslem, keliru dalam memandang Islam dan Kitab Sucinya Billahi fi sabililhaq Ali al Asytra, Acheh - Sumatra ________________________________ From: fxtanos <fxta...@yahoo.com> To: am...@yahoogroups.com Sent: Monday, September 28, 2009 10:38:43 AM Subject: [ambon.com] UCAPAN NATAL -Jik Irwandi Pasang ucapan natal di koran UCAPAN NATAL Kalau menurut saya kenapa kita manusia tidak berpikir secara luas dan jauh kedepan serta mau menyadari bahwa semua kitab2 suci itu dibuat oleh tangan2 manusia yang mana menurut firasat dan gambaran sipenulis bahwa ayat-ayat itu adalah wahyu Ilahi yang berasal dari Tuhan. Apa betul begitu?... dan apa betul berasal dari Tuhan? Semua agama mempunyai alasan tersendiri untuk mempertahankan kebenarannya. Menurut saya, kalau didalam kitab2 suci itu terdapat ada perkataan atau tulisan yang tidak sesuai dengan keinginan Tuhan, …kenapa tidak diganti saja tulisan tersebut? Kita semua tau bahwa TUHAN YANG MAHA KUASA itu adil, baik dan tidak pernah mengeluarkan ancaman menbunuh atau mengutuk manusia tanpa alasan. Bahkan kehidupan Tuhan dalam keseharian-Nya lebih banyak memaafkan dan mengampuni manusia dari pada membunuh. Kalau ada ayat-ayat didalam suatu kitab suci yang tidak Inkonsisten, Intolerens, Unforgiveness, seperti UU perkawinan yang tidak manusia atau terdapat kalimat yang bisa mati syahid karena harus membunuh orang lain karena tidak sepaham dengan kitab suci atau ajaran mereka, dengan alasan: Kafir atau Murtad dllnya. Kenapa ayat-ayat seperti itu tidak diganti saja dengan yang lebih baik, lebih bersahabat, dan lebih manusiawi. Yang penting bahwa pengantian dari ayat-ayat itu harus bisa menyenangkan hati Tuhan. Kita semua tau bahwa orang-orang yang menulis semua kitab suci sudah pada mati. Mereka mati pada ribuan tahun yang lalu. Sementara Allah Yang Maha Kuasa masih hidup hingga sekarang, dan bahkan Allah sendiri hidup secara abadi hingga jutaan tahun kedepan. Nah! kalau sudah begini,... apakah menurut kita semua ayat-ayat seperti itu masih konsisten dan relevan sampai sekarang? Sementara undang-undang peraturan Negara dan Undang-undang Hukum sudah banyak dirobah oleh manusia yang tujuannya untuk disesuaikan dengan keadaan sekarang. Kata lain… keadaan sekarang beda dengan keadaan dahulu. Ini semua ibarat memakai baju kaos. waktu masih umur 10 tahun (masih kanak2), ibu membeli ukuran Small anak-anak yang disesuaikan dgn badan anak itu. Tetapi waktu anak itu sudah beranjak dewasa berumur 25 tahun.... apakah anak itu masih harus memakai baju kaos ukuran small? …. tentu jawabannya tidak!. Bukan badan anak itu yang harus dipotong kecil agar masih bisa masuk kedalam baju kaos ukuran small tadi, tetapi anak itu harus mengantikan baju kaosnya yang lama dengan yang baru yang di-sesuaikan dengan ukuran badannya agar nyaman dipakai. …. Apakah kitab suci semua masih relevan? peace & blessings --- On Mon, 9/28/09, Ali Al Asytar <alasytar_acheh@ yahoo.com> wrote: >From: Ali Al Asytar <alasytar_acheh@ yahoo.com> >Subject: [ambon.com] Re: [IACSF] Jik Irwandi Pasang ucapan natal di koran >To: ia...@yahoogroups. com, lan...@yahoogroups. com, achehn...@yahoogrou >ps.com, gamrms...@yahoogrou ps.com, politikmahasiswa@ yahoogroups. com, >oposisi-list@ yahoogroups. com, kuasa_rakyatmiskin@ yahoogroups. com, >am...@yahoogroups. com, kota_jakarta@ yahoogroups. com, Komunitas_Papua@ >yahoogroups. com, p...@yahoogroups. com >Date: Monday, September 28, 2009, 6:53 AM > > > >Itu kan bukan masalah prinsipil bung Mustafa. UUPAnya sampai dimana sekarang. >Apa masih jalan ditempat? Secara syar-i aqidah orang Acheh pada umumnya masih >okey dalam perspectif yang anda maksudkan tapi secara philosofis sesungguhnya >sudah sirna. Geutanjoe beksampe lagee awak hendon seumike, meuwet-wet lambruek >ruhung hana disadari. >Gantoe, bung . . . . . . . > > > > ________________________________ From: MUSTAFA BAMBI <mustafa_bambi@ yahoo.dk> >To: ia...@yahoogroups. com >Sent: Sunday, September 27, 2009 4:31:50 PM >Subject: Re: [IACSF] Jika Irwandi Pasang ucapan natal di koran > > >kalau pemimpin masih menghargai semua ummat manusia >apa salah nya dia mengucapkan selamat berhari raya kepada >ummat kristiani,,karna bagi pemimpin punya hak untuk itu >disebabkan pemimpin punya rakyat yg berlainan kepercayaan , >kecuali rakyat di negri itu hanya satu kepercayaan saja , >ataupun Aceh tidak memberikan kebebasan kepada ummat >lain selain islam untuk mendapatkan hak2 nya dalam beribadah >sesuai dgn kepercayaan masing2 ,cuma yg tidak boleh >ummat islam secara pribadi yg tidak boleh mengucapkan >selamat hari natal bagi ummat kristiani,,karna ummat islam >tidak punya hak apa2 untuk itu di sebabkan akan menyalahi >aqidah ummat islam itu sendiri ,,sedangkan irwandi mengucapkan >selamat berhari raya untuk ummat kristen bukan atas dasar pribadi dia >yg ber agama islam melainkan atas dasar dia sebagai penguasa atas >ummat2 yg lain,,menurut saya boleh2 saja,,kalau Irwandi mengucapkan itu. > > >--- Den søn 27/9/09 skrev Tanoh Aceh <tanoh_a...@yahoo. com>: > > >>Fra: Tanoh Aceh <tanoh_a...@yahoo. com> >>Emne: Re: [IACSF] Jika Irwandi Pasang ucapan natal di koran >>Til: ia...@yahoogroups. com >>Dato: søndag 27. september 2009 10.05 >> >> >> >>Kaya-a belum terpikir dalam otak Irwandi untuk melakukan itu apalagi saat ini >>pembangunan di Aceh belum sesuai dengan janji irwandi ketika kampanye dulu >>bahwa ingin memakmurkan rakyat Aceh sementara saat ini rakyat Aceh masih >>miskin2 bukti-a masih banyak rakyat yang mengemis ke pendopo baik yang >>berpakaian lusuh maupun yang naik mobil.... >> >>Realisasi APBD 2009 juga baru mampu dilaksanakan oleh Irwandi sebesar 20% >>maka-a untuk hal2 pemuatan dikoran masalah hari raya natal masih jauh dari >>pemikiran-a. . >> >>Kaya-a g akan dilakukan oleh irwandi memuat ucapan selamat HR Natal karena >>Irwandi g mau hal itu menjadi polemik kecuali Irwandi ingin seperti Gusdur >>yang suka kontroversial. .... >> >>Salam... >> >>--- On Wed, 9/23/09, Mr Murizal <mrmuri...@yahoo. com.sg> wrote: >> >> >>>From: Mr Murizal <mrmuri...@yahoo. com.sg> >>>Subject: [IACSF] Jika Irwandi Pasang ucapan natal di koran >>>To: ia...@yahoogroups. com >>>Date: Wednesday, September 23, 2009, 11:24 PM >>> >>> >>> >>>dear all >>>melihat umat Nasrani di Atjeh seperti melihat orang muslim di Timor Leste >>>atau negara2 lain yang minoritas Islam. apa jadinya jika Pemda Atjeh pasang >>>ucapan natal di koran terbitan Aceh? he he he he demo x >>> >>>saleum >>>MH >>> >>> >>> >>>Horta Ucapkan Selamat Idul Fitri di Koran >>> >>>The Globe Journal | Kamis, 24 September 2009 >>> >>>Dili - Presiden Republika Demokratika Timor-Leste DR Jose Ramos Horta >>>memasang ucapan selamat Idul Fitri 1430 H di koran Jurnal Nacional Diario >>>pada Kamis (24/9). Iklan ucapan selamat sebesar seperempat halaman itu >>>ditulis dalam bahasa Tetun dengan menampilkan foto Horta. "Ini artinya, >>>Bapak Horta atas nama Rakyat Timor Leste mengucapkan selamat Idul Fitri >>>kepada seluruh Umat Islam di dunia khususnya komunitas Muslim di >>>Timor-Leste, " ungkap Ray yang menerjemahkan dari bahasa Tetun (Bahasa Timor >>>Leste) kepada >>> The Globe Journal, Kamis (24/9). >>> >>>www.tgj.co.id >>> >>> ________________________________ Importing contacts has never been easier.. >>>Bring your friends over to Yahoo! Mail today! >>> >> > ________________________________ > >Skal du købe ny bil? Sammenlign priser på brugte biler med Kelkoo og find et >godt tilbud! >