Refleksi : Apakah game ini tidak sesuai dengan kenyataan NKRI sekarang? :-)) 

http://www.gatra.com/artikel.php?id=130470


Menguasai Nusantara Bersama Gajah Mada


Selamat datang! Seorang pria tegap berwajah tegas segera menemui Anda. Setelah 
memperkenalkan diri, ia akan membimbing dan memandu Anda untuk beberapa waktu. 
Itulah Patih Gajah Mada, tokoh besar di Kerajaan Majapahit. Selain Gajah Mada, 
sesuai dengan pilihan, kadang-kadang Raja Hayam Wuruk atau Sri Baduga Maharaja 
dari zaman Kerajaan Pajajaran juga akan menyambut Anda dalam Nusol atau 
Nusantara Online.

Inilah game online multi-pemain yang dapat memainkan karakternya sesuka hati. 
Dalam jagat permainan virtual, jenis game seperti ini sering disebut juga role 
playing game --RPG. Di dalam Nusol, pemain akan segera masuk dalam lingkup 
sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara. Pada bagian awal, pemain akan disodori 
pilihan berpetualang pada zaman Majapahit, Pajajaran, atau Sriwijaya.

Jika memilih Majapahit, sang gamer akan bertemu dengan Patih Gajah Mada tadi. 
"Mereka masuk dalam kategori non-playable character, tokoh yang tidak dimainkan 
gamer. Mereka akan mengantarkan kita masuk ke dalam cerita game," kata Rama 
Dwissa Wiana, Direktur Audio Visual Nusantara Online.

Tema dan latar belakang sejarah yang ditawarkan Nusol tentu jadi sangat berbeda 
dari arus besar game online multi-pemain pada saat ini. Umumnya, kalau tidak 
tembak-tembakan, mereka mengandalkan petualangan fiksi ilmiah-masa depan atau 
negeri khalayan antah-berantah.

Salah satunya adalah game perang-perangan Counter Strike (CS) yang populer di 
kalangan anak muda. Karena itu, tak mengherankan, banyak juga pusat persewaan 
game online yang menawarkan CS. Misalnya Studio One di Jalan Gejayan, 
Yogyakarta. Selama Ramadan ini, kios Studio One justru makin banyak 
pengunjungnya. Mulai pukul 10 malam hingga waktu sahur, persewaan game 
berkapasitas 50 unit komputer itu selalu penuh. "Biasanya malah sampai antre," 
kata Wahid Nur Hidayat, seorang teknisi Studio One.

Mereka rela antre karena ingin bermain CS. Mereka bahkan sampai membentuk 
kelompok komunitas penggemar CS tersendiri, yang biasa disebut "klan". 
"Biasanya tiap klan terbentuk karena bermain dalam satu server," tutur Wahid.

Toh, para gamer itu mengaku belum banyak tahu tentang Nusol. Wajar saja, Nusol 
memang baru dirilis ke pasar mulai November depan. "Ah, yang benar? Produksi 
lokal? Tapi penerbitnya pasti dari luar," kata Sanega, 24 tahun, menduga-duga 
ketika ditanya tentang Nusol. Sanega mengaku pernah memainkan game serupa Nusol 
bertajuk Tantra. "Petualangannya lebih banyak tentang kebudayaan Hindu," 
katanya.

Apakah kelak Nusol akan merajai beragam tempat sewa game tersebut? Direktur 
Pemasaran PT Nusantara Wahana Komunika (Nusakom), Alfie Rhaditya, optimistis 
bahwa Nusol bakal merebut tempat di pasar. Menurut Alfie, perjalanan sejarah 
dan budaya Indonesia jauh lebih menarik, kaya akan keanekaragaman. Meskipun 
para gamer telah lama akrab dengan cerita-cerita asing, Alfie optimistis, Nusol 
akan laku di pasar.

Namun, sebagai pendatang baru, target Nusol memang tak muluk-muluk. Menurut 
Alfie, Nusol akan menarik para pendatang baru dalam dunia game digital. Baik 
mereka yang belum pernah sama sekali main game maupun yang baru pertama kali 
bermain jenis game online. "Tak tertutup kemungkinan juga mereka para gamer 
online. Kami optimistis, Nusol punya prospek bagus," ujar Alfie.

Soalnya, menurut Alfie, Nusol adalah game istimewa. Selain menghibur, Nusol 
dapat juga dipandang sebagai sarana pendidikan. "Mereka yang memainkannya jadi 
tahu secara rinci tentang bagaimana sejarah kejayaan Nusantara masa lalu," 
Alfie menambahkan.

Untuk menarik lebih banyak penggemar, Nusol akan dikembangkan dan dilengkapi 
dengan sejumlah fitur baru. Contohnya koneksi game dengan situs jejaring sosial 
Facebook. "Mereka juga bisa chatting sembari main game," ujar Alfie.

Daya saing yang lainnya, menurut Alfie, adalah soal harga. "Nusol adalah game 
yang diberikan secara gratis," katanya. Cuma, ada berbagai fitur kelengkapan 
tokoh dalam Nusol yang harus dibeli. Misalnya aksesori, senjata, keterampilan, 
dan kostum. "Kalau ingin meningkatkan performa dan martabat tokoh, gamer bisa 
membelinya pada kami," tutur Alfie. Pembelian bisa dilakukan, misalnya, dengan 
membeli voucher Indosat.

Makin banyak perlengkapan tokoh pemain, makin tinggi posisinya. Secara ringkas, 
Nusol bercerita tentang masa ketika rakyat Nusantara telah memiliki sistem 
kemasyarakatan serta perikehidupan yang maju dan terstruktur. Pemain dituntut 
harus mampu membangun sistem kemasyarakatan itu dan memperkokoh kerajaan.

Dalam skenario gameplay-nya, kemasyhuran nama Nusantara pun bergema ke seluruh 
penjuru dunia. Ini membuat negara- negara lain tertarik akan keberadaannya. 
Tapi kemasyhuran itu akhirnya menjadi rebutan pihak-pihak yang ingin 
menguasainya, sehingga Nusantara yang megah ini pun tak luput dari berbagai 
konflik.

Segala upaya dilakukan berbagai pihak untuk menguasai kekayaan Nusantara. 
Hingga suatu saat beredar rumor yang menyatakan adanya suatu kebijaksanaan dan 
kekuataan yang sangat tua. Mereka yang dapat menguasai kekuatan itu akan pula 
menguasai seantero Nusantara. "Cerita itu berdasarkan satu serat kuno Dewa 
Ruci," kata Rama. Jadi, karakter dalam permainan ini, "Akan melakoni cerita 
Dewa Ruci," ia menambahkan. Mulai dari bukan siapa-siapa hingga mumpuni dengan 
sejumlah keahlian.

Untuk memainkan Nusol, sang pemain tentu mesti mendaftarkan diri dulu di situs 
yang telah disediakan. Kemudian ada sejumlah karakter laki-laki atau perempuan 
yang dapat dipilih. Misalnya, ada Pradhabasu (Makadga, ahli pedang), RaTanca 
(Janggan, ahli pengobatan), Panji Saprang (Mamanah, ahli panah), dan 
BangoLumayang (Astadipati, telik sandi). "Semua bisa dipilih dan diubah sesuai 
dengan keinginan masing-masing," ujar Rama.

Pada awal permainan, gamer akan menjalankan karakter yang masih memiliki 
kesaktian sedikit. Kemampuannya akan berkembang sesuai dengan jalan cerita yang 
ditentukan. Dalam Nusol, para pemain diajak berpetualang. Di sinilah kemudian 
disisipkan pula suatu hikayat. "Para Nusol harus mengikuti hikayat," kata Rama. 
Pada episode perdana, dicantumkan hikayat Timun Mas dan Joko Kendil. "Di sini 
pemain ditantang bagaimana caranya dia bisa membantu dan menyelamatkan Timun 
Mas," katanya.

Dalam berkelana itu, tentu saja ada musuh yang menghadang. Musuh ini dinamakan 
"Seteru". Tak tanggung-tanggung, ada 10 musuh yang akan mengganggu di 
perjalanan. Dari genderuwo, setan usus, jerangkong, hingga buaya putih. Setiap 
perjalanan akan menuntun player ke daerah baru dan tugas baru.

Tak hanya musuh, para pemain Nusol juga akan bertemu dengan Abistya atau mereka 
yang bukan musuh. Mereka ini, dalam daftar misalnya, ada kepala desa, pandai 
besi, dan pemburu.

Dalam pengembangan upaya ke masa depan, disisipkan pula ensiklopedia Nusantara. 
Ini diperlukan, misalnya, ketika gamer sedang berpetualang di suatu tempat dan 
menemukan situs budaya, ia tinggal klik ikon ensiklopedia dan dapat mengunduh 
informasi yang ada.

Lalu, petualang seperti apa yang akhirnya dapat menguasai Nusantara?

"Wah, nggak ada, ha, ha, ha.... Game ini open-ended, nggak ada kata akhirnya," 
kata Rama.

Nur Hidayat dan Syamsul Hidayat
[Techie, Gatra Nomor 44 Beredar Kamis, 10 September 2009] 

<<41.jpg>>

Kirim email ke