Refleksi: Apakah orang Papua dianggap rendah martabatnya dan lagi jago korupsi 
dibandingkan dengan  para penguasa NKRI selama ini. Bukankah yang memegang 
kunci kekuasaan di Papua bukan orang Papua? Orang Papua hanya lambang saja. 
Ataukah dikuatirkan dengan datangnya bantuan lembaga donor Papua bisa lebih 
cepat maju? Bukankah telah dilarangan bantuan dari gereja untuk sekolah-sekolah 
di daerah pegunungan, apakah ini didasarkan kepada korupsi?

Kuntjoro, ketua BRR di Aceh dengan modal bantuan kurang lebih US$ 4,-- milyar, 
kontrak BRR selesai tetapi masih ada korban tsunami belum memperoleh rumah 
untuk didiami. Bagaimana ini, apakah dana bantuan luarnegeri di tangan BRR 
tidak bocor? 



http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/14/15504339/lembaga.donor.takut.dengan.korupsi.di.papua

Lembaga Donor Takut dengan Korupsi di Papua

Senin, 14 September 2009 | 15:50 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono


JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak lembaga donor internasional yang berminat untuk 
membantu percepatan proses pembangunan di Provinsi Papua. Namun, niat baik itu 
biasanya terkendala akibat kekhawatiran tingginya praktik korupsi di provinsi 
di ujung Indonesia itu.

"Persoalannya, bagaimana mengatasi penyimpangan dana yang ada di Provinsi Papua 
itu. Banyak sekali sebenarnya yang berminat untuk membantu Papua, seperti 
halnya lembaga donor untuk membantu Provinsi Aceh, akan tetapi bagaimana dengan 
dugaan korupsinya? Justru mereka (lembaga donor) takut dengan masalah korupsi 
yang terjadi," ungkap mantan Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) 
Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto di Istana Wapres, Jakarta, Senin (14/9).

Sebelumnya, dalam konferensi pers seusai pertemuan dengan Wapres, Kuntoro 
mengungkapkan bahwa untuk mempercepat pembangunan Provinsi Papua, diperlukan 
lembaga sejenis BRR seperti yang pernah dibentuk pemerintah untuk mengatasi 
dampak tsunami di Provinsi Aceh dan Nias, Sumatera Utara.

Kuntoro mengatakan, kekhawatiran mengenai korupsi inilah yang menjadi faktor 
pembeda antara Aceh-Nias dan Papua. "Buktinya, dari 7 miliar dollar AS, dari 
lembaga-lembaga funding, lebih dari 90 persen masuk dan telah dimanfaatkan 
untuk percepatan pembangunan di Aceh pascatsunami. Itu artinya mereka tidak 
takut dengan kemungkinan korupsi terjadi di Aceh," kata Kuntoro.

Sementara itu, berkaitan dengan rencana pembentukan lembaga macam BRR untuk 
Papua, Kuntoro mengaku belum mengetahui kelanjutannya. Sejauh ini, ia dan 
beberapa stafnya hanya sebatas memberikan bantuan kepada Gubernur Papua 
Barnabas Suebu. "Saya tidak tahu apakah gagasan itu sudah disampaikan oleh 
Barnabas Suebu kepada presiden apa belum," kata Kuntoro.

"Untuk membangun Papua lebih cepat, saya bersama staf sekarang sedang membantu 
Gubernur Papua untuk merumuskan organisasi seperti BRR. Dua staf saya sekarang 
tinggal di Papua, sedangkan yang tiga orang bolak-balik Jakarta-Papua," ujar 
Kuntoro

Kirim email ke